Salah satu cara adalah dengan mengajak anak-anak muda untuk makan di restoran yang mahal. Kalau anak-anak muda itu biasa makan di Warteg, diajak makan di restoran sekelas The Dome, misalnya, membuat mereka terperangah. Ketika bon atau 'bill' disodorkan, para pemimpin GS yang mentraktirnya sengaja mengekspos mahalnya atau besarnya 'bill' itu.
Anak-anak muda yang sudah ditraktir demikian mahalnya, mana mungkin akan menolak ketika setelah makan mereka diajak, "Yuk, kita ibadah Sabtu malam besok?" Begitu mereka datang untuk pertama kali di dalam ibadah GS, mereka akan disambut dengan hangat, dan pada acara perkenalan, mereka yang baru pertama kali hadir dalam ibadah di GS akan diminta maju dan harus bersedia mengeluarkan darah untuk dicampur dalam 'air suci' sebagai ritual penyambutan mereka. Darah yang bercampur air suci itu kemudian harus diminum setelah diberi mantera-mantera. Sejak saat itu anak muda yang bersangkutan sudah masuk dalam perjanjian darah dengan Lucifer.
Cara kedua adalah melalui jabat tangan dengan pemimpin GS yang di jarinya dipasang cincin pentagram menghadap ke dalam kepalan tangan dan ketika jabat tangan itu diusahkan dengan sengaja agar ujung cincin melukai anak muda yang menjadi target mereka. Dengan aksi menyesal, orang yang melukai itu akan meminta maaf dan mengelap tetesan darah. Selanjutnya darah itu akan diberi mantera agar terjadi ikatan darah antara orang itu dengan Lucifer. Sejak saat itu, para pemimpin GS tinggal memanggil nama anak muda itu, maka dia bagai kerbau dicocok hidung akan menjadi pengikut GS.
Cara lain adalah melalui penyusupan para pengikut GS di dalam kebaktian-kebaktian gereja. Mereka berani mengikuti ibadah di gereja-gereja tradisi dari awal sampai akhir dan dalam kesempatan itu mereka akan menyerang jemaat yang ditargetkan dengan kuasa-kuasa jahat. Jika di kebaktian karismatik, mereka tidak akan berani datang dalam acara Praise & Worship, karena setan tidak tahan tinggal dan berhadapan dalam hadirat Tuhan. Namun kini banyak ibadah karismatik juga tidak ada hadirat Tuhan, sehingga mereka berani 'ngobok-ngobok' ibadah raya sejak awal.
Nah, jika dalam kebaktian karismatik yang kuat hadirat Tuhannya, mereka biasanya berani menyerang pada waktu altar call. Mereka yang diserang bisa rebah ke lantai, dan biasanya orang yang rebah ke lantai tidak diperhatikan oleh pendeta yang melayani, karena pendeta itu biasanya konsentrasi kepada jemaat yang belum rebah. Orang-orang Kristen yang diserang kuasa kegelapan sehingga rebah ke lantai ini akan menjadi target yang empuk untuk menjadi pengikut GS.
Tidak ada komentar:
Write komentar