ENGLISH       INDONESIA

Selasa, 07 April 2015

Kasih Bapa

Seorang ayah membeku hingga meninggal karena melindungi putrinya yang berusia sembilan tahun dari badai salju parah yang melanda Jepang utara. Mikio Okada meninggal saat dia berusaha melindungi anak tunggalnya Natsune dari tiupan angin berkekuatan 109 kilometer per jam, di suhu -6 derajat Celsius. Okada merupakan salah satu dari sedikitnya sembilan orang yang tewas dalam serangkaian insiden terkait salju saat badai menyapu pulau Hokkaido, kata polisi pada Senin.

Jasad Okada ditemukan oleh tim penyelamat yang mencari keduanya setelah sejumlah kerabat mengabarkan pihak berwajib. Natsune mengenakan jaket ayahnya dan berada dalam pelukannya, kata sejumlah surat kabar dan lembaga penyiaran.

Keduanya terakhir terdengar kabarnya pada pukul 16.00 (waktu setempat) pada Sabtu, setelah Okada, yang berprofesi sebagai nelayan, menjemput anaknya dari sebuah sekolah tempat putrinya menunggu dia selesai bekerja.

Okada menelpon keluarganya untuk mengatakan kalau truknya terdampar di tengah salju, yang menumpuk beberapa meter di berbagai lokasi. Okada mengatakan dia dan Natsune akan berjalan beberapa kilometer, seperti yang dilaporkan Yomiuri Shimbun.

Keduanya ditemukan 300 meter dari truk mereka pada pukul 07.00 pada Minggu.

Okada melindungi putrinya, memeluknya dan tampaknya menggunakan tubuhnya dan tembok sebuah gudang untuk memberikan perlindungan, ujar Yomiuri.

Dia menanggalkan jaketnya dan memberikannya kepada putrinya, ujar sebuah laporan televisi.

Tim penyelamat mengatakan putrinya menangis saat ditemukan di pelukan ayahnya, ujar koran tersebut.
Gadis kecil itu dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan tidak mengalami cedera serius. Sementara itu, sang ayah dinyatakan secara resmi meninggal oleh dokter di RS yang sama, di dekat rumah mereka di Yubetsu di Hokkaido.

Menurut laporan Yomiuri, ibunda Natsume meninggal dua tahun lalu karena penyakit yang tidak diketahui. Koran itu mengutip tetangga Okada yang memujinya sebagai ayah penyayang yang sering menunda pergi kerja untuk menikmati sarapan bersama putrinya.

Kematiannya terjadi saat seluruh Jepang merayakan Hari Anak Perempuan, atau Hinamatsuri, festival saat keluarga berkumpul dan menghiasi rumah dengan boneka.

"Dia sudah memesan kue untuk putri tunggalnya dan tidak sabar untuk merayakan Festival Boneka bersama," ujar seorang tetangga kepada Yomiuri.

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write komentar