Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengatakan akan merebut Roma, Italia. Hal itu disampaikan oleh salah satu algojo yang memenggal 21 pekerja Kristen Koptik asal Mesir di Libya dalam video yang mereka rilis di dunia maya pada Ahad, 15 Februari 2015.
"Dengan izin Allah, kami akan menaklukkan Roma," kata algojo sambil mengacungkan pisau ke arah Laut Tengah atau Mediterania, seperti dikutip dari Time, Selasa, 17 Februari 2015.
Laut Tengah, Libya, merupakan tempat milisi ISIS memenggal 21 warga Kristen Mesir. Selain mengincar Roma, dalam video berdurasi lima menit itu, ISIS tidak menargetkan negara maju, melainkan penganut agama Kristen. Warga Kristen itu pun dijuluki "Pengikut salib, orang-orang yang paham gereja".
Aksi ISIS itu membuat khawatir pemerintah Eropa. Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano meminta Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk campur tangan di Libya. "ISIS adalah pintu, dan jangan membuang-buang waktu," katanya.
Utusan khusus Inggris, Jonathan Powell, mengatakan, jika konflik di Libya tidak segera diatasi, akan berisiko menjadi "Somalia di Mediterania".
Adapun Al Azhar, pusat pengajaran Islam terkemuka di Mesir, tak segan membela para korban ISIS. "Tak ada agama yang membenarkan aksi barbar ini," demikian pernyataan Al Azhar.
Tak hanya Mesir yang berduka. Amerika Serikat menyatakan bahwa aksi ini adalah aksi pengecut dari para pembunuh. Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan aksi tersebut adalah sebagian kecil dari sejumlah aksi teror ISIS yang mengancam kehidupan toleransi beragama masyarakat di dunia. "Aksi pembunuhan ini juga membuat perdamaian di antara umat beragama di dunia semakin sulit terwujud," katanya.
Pada 15 Februari 2015, dalam video selama kurang-lebih lima menit, para milisi ISIS berbaju hitam-hitam tampak menyandera 21 pekerja berseragam jumpsuit oranye di dekat pantai di daerah Tripoli. Para sandera tampak berlutut, lalu dipenggal bersamaan oleh kelompok militan Suriah itu.
Keterangan yang tertulis dalam video itu adalah "Orang-orang yang percaya pada salib, pengikut Gereja Mesir". Selain itu, seorang penyandera dengan pisau di tangannya sempat berkata, "Keselamatan untuk pengikut salib lainnya adalah satu-satunya yang bisa kamu doakan."
"Dengan izin Allah, kami akan menaklukkan Roma," kata algojo sambil mengacungkan pisau ke arah Laut Tengah atau Mediterania, seperti dikutip dari Time, Selasa, 17 Februari 2015.
Laut Tengah, Libya, merupakan tempat milisi ISIS memenggal 21 warga Kristen Mesir. Selain mengincar Roma, dalam video berdurasi lima menit itu, ISIS tidak menargetkan negara maju, melainkan penganut agama Kristen. Warga Kristen itu pun dijuluki "Pengikut salib, orang-orang yang paham gereja".
Aksi ISIS itu membuat khawatir pemerintah Eropa. Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano meminta Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk campur tangan di Libya. "ISIS adalah pintu, dan jangan membuang-buang waktu," katanya.
Bocah Kecil Dengan Bangga Memamerkan Kepala Yang Dipenggal |
Utusan khusus Inggris, Jonathan Powell, mengatakan, jika konflik di Libya tidak segera diatasi, akan berisiko menjadi "Somalia di Mediterania".
Adapun Al Azhar, pusat pengajaran Islam terkemuka di Mesir, tak segan membela para korban ISIS. "Tak ada agama yang membenarkan aksi barbar ini," demikian pernyataan Al Azhar.
Tak hanya Mesir yang berduka. Amerika Serikat menyatakan bahwa aksi ini adalah aksi pengecut dari para pembunuh. Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan aksi tersebut adalah sebagian kecil dari sejumlah aksi teror ISIS yang mengancam kehidupan toleransi beragama masyarakat di dunia. "Aksi pembunuhan ini juga membuat perdamaian di antara umat beragama di dunia semakin sulit terwujud," katanya.
Pada 15 Februari 2015, dalam video selama kurang-lebih lima menit, para milisi ISIS berbaju hitam-hitam tampak menyandera 21 pekerja berseragam jumpsuit oranye di dekat pantai di daerah Tripoli. Para sandera tampak berlutut, lalu dipenggal bersamaan oleh kelompok militan Suriah itu.
Keterangan yang tertulis dalam video itu adalah "Orang-orang yang percaya pada salib, pengikut Gereja Mesir". Selain itu, seorang penyandera dengan pisau di tangannya sempat berkata, "Keselamatan untuk pengikut salib lainnya adalah satu-satunya yang bisa kamu doakan."
Tidak ada komentar:
Write komentar