Karunia bernubuat merupakan yang terpenting dari ketiga jenis karunia ucapan ( karunia bernubuat, karunia berbahasa roh, karunia menafsirkan / mengartikan bahasa roh ). Alasannya karena nubuatan sudah merangkum kedua karunia lainnya. (I Kor 14:5)
Orang yang bernubuat tidak secara otomatis menjadikan dia seorang nabi. Untuk dapat memenuhi tugas jabatan seorang nabi, maka seseorang harus memiliki paling sedikit 2 dari 3 jenis karunia pewahyuan (Karunia berkata-kata dengan hikmat, karunia berkata-kata dengan pengetahuan, karunia membedakan bermacam-macam roh).
Bernubuat merupakan suatu pengucapan berdasarkan kuasa ilahi dalam bahasa yang dapat dipahami orang. Gunanya adalah untuk membangun iman, menasihati dan menghibur jemaat Kristus. (I Kor 14:3)
Bernubuat, arti dalam bahasa Ibrani: “mengeluarkan atau mengalirkan terus.” Juga mengandung pengertian: terus menggelembung keluar bagaikan sebuah air mancur, membiarkan menetes, membiarkan terangkat, memancar keluar, membersit keluar. Arti “nubuat” dalam bahasa Yunani: “berbicara untuk orang lain.”
Di dalam I Kor 14:1-5, Paulus menganjurkan kepada kita supaya kita mengejar karunia rohani, terutama karunia untuk bernubuat; ini tidak berarti bahwa kita tidak perlu mengejar karunia-karunia lainnya, namun kita harus mengutamakan karunia untuk bernubuat.
Janganlah kita samakan karunia bernubuat dalam bentuk sederhana dengan tugas pelayanan seorang nabi. Lihat dalam I Kor 14:3, dengan mudah kita dapat melihat bahwa di dalam karunia bernubuat yang sederhana itu tidak terdapat sesuatu wahyu. Akan tetapi dalam pelayanan seorang nabi, kita sering melihat bahwa seorang nabi menerima suatu wahyu, bahkan kadang-kadang untuk kepentingan bernubuat.
Jadi sangat menarik apabila kita memperhatikan perbedaan antara bernubuat di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Dalam Perjanjian Lama, peranan nubuat ialah untuk meramalkan / memberitahukan sesuatu yang akan terjadi, sedangkan dalam Perjanjian Baru pengertiannya telah bergeser dari tugas meramalkan, menjadi hanya mengemukakan sesuatu; dalam karunia bernubuat yang sederhana malahan tidak terdapat bentuk ramalan apapun sama sekali.
Seperti telah disinggung di atas, kenyataan bahwa seseorang bisa bernubuat belum berarti bahwa orang itu telah menjadi nabi (I Kor 12:28-31). Sebagai contoh, masing-masing kita rata-rata memiliki uang tetapi tidak berarti bahwa kita adalah orang kaya raya, demikian juga orang yang bernubuat itu tidak berarti bahwa dia seorang nabi. Seorang nabi itu harus memiliki kelebihan dalam karunia Roh dan bukan hanya sekedar karunia bernubuat. Ia harus memiliki karunia pewahyuan yang berjalan bersama dengan karunia bernubuat itu.
Contoh dalam Kis 21:8-11, empat anak Filipus beroleh karunia untuk bernubuat, pasti mereka pernah bernubuat selama berlangsungnya kebaktian, karena jika tidak tentu Paulus dan kawan-kawannya tidak mungkin mengetahui hal ini. Tampaknya mereka (4 anak Filipus) tidak pernah bernubuat terhadap Paulus, akan tetapi, ketika nabi Agabus datang, ia mempunyai amanat yang lebih besar dan tinggi kedudukannya yang diungkapkan dalam sebuah wahyu. Jadi kita lihat bahwa seorang nabi dapat bernubuat tetapi pesan yang ia sampaikan bisa saja bukan merupakan nubuatan, yang kita lihat dalam Kis 21:10,11 adalah karunia kata-kata hikmat yang sedang bekerja.
(Arti Khotbah: membuat pernyataan, mengumumkan sesuatu, menyerukan atau menyampaikan sesuatu) Ada orang beranggapan bahwa bernubuat sama saja dengan berkhotbah, akan tetapi bernubuat tidak sama dengan khotbah. Kadang-kadang ada unsur nubuatan dalam berkhotbah bila seseorang itu diurapi oleh Roh Kudus dan diilhami oleh Roh Kudus untuk menyatakan sesuatu yang datangnya dari hati dan bukannya dari otak manusia, akan tetapi hal ini baru merupakan salah satu segi saja dari cara bekerja sebuah karunia bernubuat. Tujuan Alkitab mengenai karunia bernubuat berbeda dengan tujuan berkhotbah. Yesus tidak berkata bahwa manusia bisa selamat karena tidak paham soal bernubuat melainkan karena tidak paham pendengaran akan firman Tuhan (melalui khotbah).
(Kenneth Hagin)
Minggu, 21 Desember 2008
Karunia BERNUBUAT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Write komentar