(I Kor 14:4 – Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri,…)
Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus menganjurkan mereka untuk terus menerus mempraktekkan bahasa roh dalam penyembahan mereka kepada Allah dan dalam kehidupan doa mereka sebagai alat untuk membangun kehidupan rohani diri sendiri.
(I Kor 14:2 - Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia)
Terjemahan Moffat mengatakan, bahwa ia berbicara tentang “rahasia ilahi”. Di sini Paulus mengatakan bahwa Tuhan telah memberikan kepada gerejaNya suatu alat komunikasi ilahi dan bersifat ilahi untuk dapat berbicara dengan Allah.
Dalam I Kor 14:14 (Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa) Perhatikanlah bahwa ia berkata: …rohkulah yang berdoa. Dalam terjemahan Amplified Bible dikatakan: ..rohku (melalui Roh Kudus di dalamku) berdoa.
Tuhan itu bersifat Roh. Ketika kita berbicara dalam bahasa roh, roh kita berhubungan langsung dengan Tuhan, yang juga adalah Roh. Kita berbicara dengan Dia melalui sarana ilahi yang sifatnya ilahi.
Howard Carter yang pernah menjadi ketua umum dari Sidang Jemaat Allah di Inggris selama 16 tahun dan pendiri Sekolah Alkitab Pentakosta di dunia, mengatakan kita tidak boleh lupa bahwa berbicara dalam bahasa roh bukan hanya pertanda awal dari kepenuhan Roh Kudus melainkan juga merupakan bukti pengalaman yang berkesinambungan sepanjang umur hidup seseorang. Untuk maksud apa? Untuk membantu kita dalam penyembahan kita terhadap Tuhan. Berbicara dalam bahasa roh merupakan arus kehidupan yang tidak boleh kering, karena akan memperkaya kehidupan rohani kita.
Tidak ada komentar:
Write komentar