Seorang tua berusia 80 tahun dimasukkan ke dalam ruang gawat darurat karena serangan jantung yang hebat ketika aku menjadi dokter jaga di unit itu. Setelah memeriksanya, aku tahu bahwa dia tidak mungkin akan hidup lama. Dia bertanya kepadaku bagaimana keadaannya, dan aku katakan kepadanya bahwa dia amat tidak sehat dan menderita serangan jantung yang sangat berat. Dia memalingkan wajahnya dan mulai menangis. Percakapan kami berlangsung seperti ini:
“Oh dokter, jangan katakan kepadaku seperti itu, aku tidak dapat menerimanya!”
“Tuan, apa yang menjadi masalahnya, apakah engkau takut mati?”
”Ya.”
“Apakah engkau tahu apa yang akan terjadi denganmu setelah engkau meninggal dunia?”
“Ya, aku akan langsung menuju neraka!”
(Aku begitu terkejut, karena jarang ada orang yang berkata jujur seperti itu)
“Tuan, biarkan aku mengatakan kepadamu bagaimana caranya agar engkau dapat menghindari masuk neraka.”
“TIDAK, TIDAK! Aku telah mendengar hal itu sebelumnya, dan hasilnya tidak baik. Jangan ganggu aku.”
“Mau atau tidak, ENGKAU akan mendengar tentang YESUS satu kali lagi.”
(Kemudian aku mulai memberitakan injil, kurang lebih dalam empat kalimat. Pembicaraan singkat merupakan keharusan dalam situasi seperti itu)
“Aku tahu semua itu. Aku tahu bahwa hal itu benar, namun aku tidak bisa menerimanya.”
“Tuan, tirukan saja 3 kata yang kukatakan: Yesus selamatkanlah saya.”
“Aku tidak dapat, aku tidak bisa. Pergi!”
“Tuan, aku tahu engkau sedang dihalang-halangi. Engkau benar bahwa engkau tidak bisa mengucapkan kata-kata itu. Katakan kepadaku, siapa yang menghalang-halangimu?”
(Pada saat seperti ini dia menoleh dan menatap lurus kepadaku dan berkata:)
“Iblis dan setan-setan.”
“Aku memiliki kabar baik untukmu. Yesus datang untuk membebaskan orang yang tertawan, dan engkau adalah orang yang terbelenggu. Namun aku adalah anak Raja dan aku telah menerima otoritas-Nya untuk mengalahkan iblis dan setan-setannya.”
Kemudian aku menengking iblis dan setan-setan itu di dalam Nama YESUS dan mengikat mereka. Aku tidak akan pernah melupakan sukacita yang mengalir di wajah laki-laki tua itu. Dia meraih tanganku dan air mata membanjiri wajahnya pada saat dia berdoa kepada Yesus, memohon agar Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya.
Aku dapat melihat kedamaian menyelimuti dirinya. Dia menengadah dan berkata:
“Gadis muda, aku telah lama sekali rindu untuk datang dan percaya kepada Yesus selama 50 tahun, namun aku tidak dapat.”
Pada saat aku berkata kepadanya beberapa saat lamanya, dia menceritakan kepadaku bahwa pada usia 30 tahun dia bekerja sebagai seorang pelaut. Kapalnya berlabuh di Filipina sejenak dan selama berlabuh, dia terlibat pertengkaran dengan beberapa penduduk local. Mereka kemudian mengguna-gunainya dengan Voodo.
Akibatnya, ketika dia mencari Yesus selama 50 tahun, dia mengalami kesulitan karena telah diikat oleh kuasa gelap, dan tidak bisa menerima Yesus karena tidak ada seorangpun yang telah berbicara dengannya yang tahu menggunakan kuasa dan otoritas luar biasa dari Yesus atau mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Keesokan harinya ketika aku masuk untuk menengoknya, keadaan fisiknya makin memburuk namun dia tetap berseri-seri. Kalimat terakhirnya kepadaku adalah:
“Gadis muda, aku telah mendapatkan KEDAMAIAN yang sempurna.”
Tidak ada komentar:
Write komentar