ENGLISH       INDONESIA

Minggu, 24 Februari 2008

Dilepaskan dari ilmu Sihir (George Mulder)

Pada waktu itu umur saya masih 27 tahun dan saya merasa hidup ini begitu susah. Saya bekerja di satu perusahaan dan disana saya bertemu dengan seorang teman saya. Saya melihat teman saya ini begitu maju dan berhasil dalam pekerjaannya, saya ingin seperti dia. Saat saya menanyakan apa rahasia dibalik semua keberhasilannya, teman saya ini mengatakan bahwa dia memiliki ilmu yang dapat membuat dia memperoleh apapun yang dia inginkan. Melihat semua keadaan diri saya maka sayapun ingin mengikuti semua resep yang teman saya berikan. Saya berhasil mendapatkan guru dan mulai mempelajari ilmu-ilmu sihir serta menjalankan apa yang guru saya ini ajarkan.

Memang benar, ketika saya mulai menjalankan semua ilmu yang diberikan, saat itu pekerjaan dan usaha saya mulai mengalami kemajuan. Apa yang saya inginkan selalu saya dapatkan. Dengan ilmu ini ternyata saya juga dapat menyembuhkan banyak orang, saya selalu menggunakan air putih dalam hal ini. Namun dibalik semua keberhasilan, kemajuan yang saya dapatkan dan kesaktian yang saya miliki, saya sesungguhnya kehilangan kedamaian. Saya terlibat dalam kebiasaan buruk, mabuk, judi dan main perempuan.

Belasan tahun saya menuntut ilmu sihir, saya jenuh dan ingin berhenti. Saya letih dengan keadaan ini. Namun, ternyata tidak mudah bagi saya untuk keluar dari dunia sihir. Ketika saya putuskan untuk meninggalkan semua itu, dalam waktu singkat semua usaha saya mengalami kebangkrutan dan harta benda saya terkuras habis. Saya terpukul dan tertekan secara fisik dan mental. Dalam keadaan saya seperti itu saya mendapat panggilan dari guru saya.

Ketika saya dipanggil dan dan bertemu guru saya, dia melihat bahwa saya dalam keadaan yang ‘kosong’ dan harus diisi kembali dengan ilmu-ilmu. Saya diminta kembali melakukan jurus-jurus yang pernah dia dia ajarkan. Saya melakukan semua ilmu itu dengan dibantu oleh guru saya. Setelah kembali melakukan semua ilmu sihir itu, saya kembali mengalami perbaikan dalam usaha pekerjaan yang saya lakukan. Namun seperti biasanya, semakin saya berhasil dalam usaha maka semakin dalam juga saya melakukan kebiasaan yang buruk. Setiap malam saya pulang dalam keadaan mabuk. Hati kecil saya mengatakan bahwa bukan keadaan seperti ini yang saya harapkan.

Ketidakdamaian dalam hati George Mulder mencapai puncaknya saat ia menonton suatu kisah dalam televisi yang menceritakan tentang kuasa kegelapan.

Suatu malam saya menonton TV, acaranya malam itu tentang ilmu kegelapan. Saya diliputi ketakutan yang amat sangat. Saya merasa bahwa semua yang ada dalam layar kaca itu sama dengan apa yang saya lakukan selama ini. Dalam tayangan itu dikatakan bahwa orang yang melakukan sihir, hidupnya akan mengalami kehancuran dan akhirnya telah jelas yaitu neraka. Saat itu saya merasakan ketakutan dan mematikan TV dan pergi tidur. Sebelum tidur saya katakan bahwa jika memang Tuhan berkuasa maka saya membutuhkan jamahan Tuhan. Saya minta Tuhan menunjukkan kekuasaanNya.

Tengah malamnya saya merasa dibangunkan. Saat itu saya berusaha melihat sekeliling dan merasa heran karena keadaan yang gelap gulita karena padamnya listrik. Namun kemudian saya dibuat terkejut. Saya melihat gambaran Yesus dipintu dan ada sinar diatas kepalaNya. Setelah saya melihat penglihatan itu, saya masih berkeras dan melakukan banyak dosa, namun dalam hati saya ada suatu bisikan agar saya selalu bertobat. Saya percaya semua itu berkat doa-doa istri saya bagi kehidupan saya.

Saya merasa sulit keluar dari keadaan ini, sebenaranya saya telah jenuh. Sampai satu minggu setelah penglihatan itu, saat itu saya pulang kerumah dalam keadaan mabuk. Saat itu istri menasehati saya, dia mengatakan jika saya mempunyai masalah maka saya harus datang pada Tuhan Yesus. Entah mengapa, saat itu saya seperti punya keinginan kuat untuk bertobat. Saya putuskan untuk meninggalkan semua ilmu saya malam itu.

Untuk membebaskan diri dari ikatan kegelapan yang dimilikinya selama 20 tahun ternyata tidak mudah bagi saya. Saya akhirnya harus datang pada seorang hamba Tuhan untuk dilepaskan dari kuasa gelap yang selama ini mengikat hidup saya. Saat saya didoakan, saya merasakan kuasa gelap itu seperti sulit sekali keluar dari hidup saya. Kuasa jahat seperti roh ular dan macam bermanifestasi dalam diri saya sehingga saya bergerak seperti binatang tersebut. Sampai lima kali saya dilepaskan sampai akhirnya roh jahat itu keluar dari diri saya. Sejak saat itu hidup saya dipenuhi damai sejahtera.

Saya berhutang pada Tuhan karena saya telah dibebaskan dari kuasa jahat selama 20 tahun. Tuhan juga telah menghapus semua dosa saya. Saya sangat bersyukur padaNya.

Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin dan segala dosamu seperti awan yang tertiup. Kembalilah kepada-Ku, sebab Aku telah menebus engkau! (Yesaya 44:22)

Tuhan Yesus selamatkan Saya dari Kecelakaan Maut (Hermanus Handoko)

Saya adalah Lettu Teknik Hermanus Handoko yang dilahirkan pada tanggal 6 April 1961 dalam kalangan orang Jawa di daerah sejuk dekat rumah retreat Katolik Lavena, Pring Sewu kampung Padang Bulan Bandar lampung. Saya putra kedua dari delapan bersaudara. Ayah saya bernama Wakidi dan ibu saya yang sudah almarhum Aluwisia Sarijah.

Saya menikah pada tanggal 7 Nopember 1990 dengan seorang gadis yang bernama Agnes Dwi Kasih Sungkowowati di Bandar Lampung. Perjumpaan kami terjadi di daerah candi Prambanan yang diawali dengan kegiatan gereja. Pada waktu itu saya adalah seorang pemuda Katolik yang rajin dan Agnes adalah pemudi GKJ Prambanan. Kami sempat berpisah beberapa tahun lalu berjumpa lagi di Bandung. Ketika itu Agnes telah selesai studi di Yogyakarta dan melamar untuk menjadi Wanita Angkatan Udara (WARA) TNI. Saat berjumpa lagi itulah saya jatuh cinta kepada Agnes.

Saat ini kami telah menikah dan dikaruniai Tuhan dua putra yaitu Stevanus Wiga, 14 tahun dan Andreas Dani, 10 tahun. Kami tinggal di rumah dinas TNI AU, Husein Sastranegara sejak tahun 1990 sampai sekarang. Saya sehari-hari bekerja di Landasan Udara Sulaeman bagian Operasi Sibinpot Dirga dan isteri mengabdikan diri sebagai guru agama di Sekolah Menengah Pertama Sumatera 40 Bandung.

24 Februari 2006

Pada hari Jumat sore tanggal 24 Februari 2006 Hermanus menerima sms dari alm. Kapten Pilot Arif Mulyawan, penerbang IPTN yang mengajaknya terbang ke Bali.
“Sore itu saya mendapat sms untuk membantu rekan saya untuk mengisi bahan bakar pesawat mengingat pesawat itu akan digunakan untuk penerbangan ke Bali.”

Hermanus segera berangkat menuju ke lokasi untuk pengecekan dan pengisian bahan bakar pesawat. Setelah mengurus surat-surat, sore itu juga Hermanus mengisi bahan bakar pesawat karena hanya tinggal 60 liter.

Keesokan paginya...

Keesokan harinya pada jam setengah enam pagi alm. Kapt. Pilot Arif menghubungi Hermanus untuk kepastian keberangkatan mereka ke Bali.
“Pagi-pagi sekitar ½ 6 saya mendapat sms dari alm.Kapt. Pilot Arif yang mengatakan ‘Pak, kita jadi berangkat ke Bali sekarang’. Saya dengan istri cepat-cepat melakukan persiapan untuk berangkat ke bandara. Saya cek pesawat itu kembali karena sudah semalam. Dari bahan bakar, oli sampai keadaan posisi pesawat ternyata bagus.”

Sebelum ke Bali pesawat yang ditumpangi Hermanus akan ke Jakarta terlebih dahulu. Pesawat dengan tipe super rable dengan tipe 2500 tersebut ditumpangi oleh Arif sebagai pilot, Hermanus sebagai mekanik dan seorang teman Arif yang kebetulan ikut ke Jakarta.

“Saya meminta isteri untuk mengantarkan saya ke bandara. Sebelum keberangkatan saya, isteri mengatakan kepada saya saat itu ‘Tuhan menyertaimu pak’. Saya sendiri berangkat terasa ringan dan sepertinya tidak ada beban. Saya merasakan senang sekali karena sebagai mekanik pesawat, saya ditugaskan untuk menguji kelayakan seluruh badan pesawat, bahan bakar, oli dan lain-lain. Setelah semuanya diperiksa dan pesawat itu laik terbang, kami bertiga (saya, alm. Arif Mulyawan dan alm. Imam Santoso) berangkat dari Bandung (take off) menuju bandara Halim di Jakarta pada jam 07.30 WIB, dan kami tiba di Jakarta pada jam 08.10 WIB.”

Ketika sedang landing, Hermanus sempat merasakan suatu firasat buruk.
“Pada saat mau landing, landasan itu tertutup oleh awan hitam. Saya juga sempat kaget. Sambil belok ke kanan untuk menghindar, kami masih bisa lihat landasan. Langsung kami masuk menuju landasan untuk landing.”

Setibanya di Jakarta, dilakukan kembali pengisian bahan bakar pesawat.
“Saat itu bahan bakarnya memang sudah minim sekali sehingga didatangkanlah tanker untuk pengisian bahan bakar kembali.”

“Sesampainya di bandara Halim seperti biasa saya langsung menelepon isteri untuk memberitahukan kalau saya sudah mendarat dengan selamat dan mengabarkan akan berangkat ke Semarang. Setelah itu kami ditambah satu orang lagi yaitu Ir. Firman Sunoto, menjadi berempat melanjutkan perjalanan dari bandara Halim ke bandara Ahmad Yani di Semarang pada jam 08.40 WIB, dimana pada waktu itu kondisi cuaca sangat cerah dan pesawat yang kami tumpangi dapat take off dengan baik.”

Di Udara Mesin Sudah Mati

Dalam penerbangan ke Semarang, kemudi dikendalikan oleh co-pilot.
“Supaya familiar. Dengan rencana setelah sampai sana, co-pilot ini nanti yang membawa pesawatnya kembali ke Jakarta. Pilotnya itu cuma memonitor saja.”

Pesawat menyusuri daerah Saguling dengan ketinggian 5000-5500 feet.
“Kami melihat ke kiri dan kanan untuk mengecek kondisi pesawat siapa tahu ada kelainan baik dari wing atau mungkin ada kebocoran dari bahan bakar tapi ternyata tidak ada. Jadi kami berjalan sambil bercanda, menghilangkan ketegangan.”

Ketika sedang melintasi daerah Kalijati, Hermanus sempat bertanya pada pilot.
“’Kalijati sudah lewat belum?’ ‘Sudah pak, itu di belakang.’ Tadinya rencananya seandainya belum lewat, kami akan mengadakan pendaratan dulu untuk cek mesin.”

Dalam hitungan detik setelah Hermanus bertanya, suatu peristiwa yang paling mengerikan akan dialaminya.
“Mesin itu mati. Co-pilotnya agak kebingungan akhirnya diambil alih sama pilot. Distater lagi di atas tidak mau, dicoba sampai tiga kali tetap tidak mau. Akhirnya kita putuskan untuk landing secara darurat.”

“Kejadiannya begitu cepat dan saya hanya bisa pasrah. Ketika mesin pesawat mati, semua penunjuk seperti ketinggian dan lainnya berada di posisi nol. Pilot sempat mengingatkan awak lainnya untuk waspada dan meminta masing-masing memeriksa sabuk pengaman untuk pendaratan darurat. Saya yang duduk di bangku belakang berdampingan dengan Ir. Firman Sunoto hanya bisa berdoa memohon perlindungan dari Tuhan karena saya pada waktu itu tidak tahu apa yang mesti saya lakukan. Saya mencoba meraih apa saja yang bisa dijadikan pegangan.”

Pesawat akhirnya jatuh menghujam bumi di area perkebunan dan patah menjadi tiga bagian. Pesawat dengan tipe Cessna SR2500 itu jatuh didaerah Cibogo, Subang. Pilot dan co-pilot meninggal dunia seketika sedangkan Hermanus dan rekannya yang lain hanya mengalami luka-luka.

Tuhan Masih Sayang Kepada Saya

Beruntunglah Hermanus karena tidak ada luka serius yang terjadi padanya.
“Saya hanya mendapatkan luka kecil di bagian lengan kiri dan di pipi. Saya sempat pingsan ketika pesawat menghantam tanah dan saya tidak tahu apa yang terjadi setelah itu. Saya baru tersadar ketika saya sudah berada beberapa meter dari jatuhnya pesawat, dan ada seorang bapak memapah saya kemudian menanyakan apakah saya masih bisa dibonceng naik motor untuk dibawa ke puskemas. Saya menjawab ‘bisa’ kemudian saya dilarikan ke puskemas Cibogo Subang sekitar jam 09.20 WIB dengan dibonceng sepeda motor. Sorenya sekitar jam 17.00 WIB saya dijemput komandan dan staf dari Lanud. Sulaeman Bandung kemudian dibawa ke Rumah Sakit TNI AU, dr. Salamon Ciumbeluit Bandung. Setelah kejadian itu saya sangat bersyukur sekali karena Tuhan masih memberi kesempatan kepada saya untuk menikmati hidup bersama keluarga, dan saat ini saya bisa berkata ‘Tuhan masih sayang pada saya’.”


Saat Hermanus diperhadapkan kepada kematian, dia hanya bisa berdoa dan berharap kepada Yesus.
“Saya cuman bisa berdoa, ‘Tuhan, tolong saya.’ Dengan kecelakaan ini saya masih diselamatkan dengan kondisi yang boleh dikatakan masih fit, bagi saya itu suatu mukjizat yang diberikan Tuhan kepada saya. Saya sangat-sangat berterima kasih kepada Tuhan karena Tuhan telah menyelamatkan saya. Saya yakin dan percaya bahwa Tuhan Yesus itu akan selalu melindungi dan menyertai saya di tiap langkah hidup saya.”

Makin Berkomitmen Kepada Tuhan

“Saya tidak henti-hentinya mengucap syukur kepada Tuhan karena saya sudah diselamatkan dari maut. Saya percaya ini semua adalah campur tangan dan Kuasa Tuhan yang bekerja dalam hidup saya. Sejak kejadian itu dimana Tuhan telah menolong saya, saya berjanji akan lebih rajin lagi mengikuti kegiatan gereja. Puji Tuhan kalau saat ini saya boleh dekat dengan Tuhan melalui Gereja Roma Katolik Bunda Tujuh Kedukaan Pandu Bandung. Saya juga melayani sebagai ketua kring lingkungan Santa Cicilia Sukasari. Seandainya saya ditanya apa masih ingin terbang lagi? Saya akan menjawab ‘Ya’ karena saya tidak perlu takut karena Tuhan Yesus beserta dengan saya dan DIA-lah yang berkuasa atas hidup saya.”

Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus-menerus, dalam segala hal, kepada kamu. Tuhan menyertai kamu sekalian. (II Tesalonika 3:16)

Tuhan Satukan Kembali Keluargaku (Eka dan John)

Ika: Hubungan kami saat pacaran itu backstreet, jadi orang tua memang tidak setuju. Karena orang tua semakin tidak setuju, kami memberontak. Kami melakukan hubungan seks di luar nikah, dengan maksud supaya kami dinikahkan. Akhirnya dengan terpaksa orang tua menyetujui hubungan kami dan kamipun menikah.

John: Saya dulu suka nge-break, saya hobi nge-break di radio 2 meteran, dan saya punya banyak teman juga di sana, tapi ada satu wanita yang menjadi teman saya. Mulanya kami cuma berteman, tapi kemudian berlanjut di luar frekuensi radio, dan semakin jauh kami akhirnya sampai berhubungan layaknya suami istri. Dari situ akhirnya kami membuat keputusan bahwa saya harus tinggal dengan dia.

Waktu saya keluar dari rumah saya merasa sepertinya saya menang, saya sudah bisa melakukan sesuatu yang membuat keluarga mereka menjadi sakit hati, karena memang itu tujuan saya. Itu terjadi karena sebenarnya ada sesuatu yang saya pendam dalam hati saya, saya merasa semua keputusan yang menyangkut anak saya, orang tua Eka terlalu dominan di dalamnya. Pada waktu saya berselingkuh selama 7 tahun dengan wanita itu, saya mempunyai 2 anak dari hasil hubungan kami.

Eka: Sampai kadang-kadang saya berdoa seperti ini, “Tuhan, kalau memang hanya maut yang bisa memisahkan, jangan saya Tuhan, karena anak-anak saya masih kecil.” Jadi saya menginginkan kematian suami saya karena saya merasa dikhianati dan merasa disakiti.

John: Setelah saya memilih untuk tinggal bersama dengan wanita selingkuhan saya ini, saya pikir bersama-sama dia saya memulai sesuatu yang baru. Dan dengan sendirinya saya kan berharap sesuatu yang baru itu pasti lebih baik. Ternyata setelah dijalani tidak seperti itu. Saya minum setiap hari, bertemu dengan teman-teman yang pakai narkoba, saya ditawari dan akhirnya juga ikut pakai narkoba.

Saat keadaan saya sedang begitu terpuruk, ada satu kebaktian yang saya ikuti. Di situ hamba Tuhan itu sampaikan, “Dalam situasi seperti sekarang ini, apapun yang sekarang ini sedang mengikat engkau, apakah kamu sedang terikat denga narkoba, engkau sedang hidup dalam perjudian, engkau sedang hidup dengan percabulan, engkau sedang hidup dengan perselingkuhan, engkau yang hidup dengan itu semua... Itu semua adalah sia-sia, karena Yesus sudah mati untuk semua itu.” Saya bilang, “Tuhan, saya minta ampun... Saya telah salah jalan, saya sudah melangkah begitu jauh dari Tuhan. Saat itu, nomer satu yang saya ingat bukan keluarga saya, tapi saya ingat hubungan saya dengan Tuhan sangat jauh.

Selama 7 tahun John dan Eka berpisah, mereka tinggal di kota yang berbeda. Hingga pada satu kesempatan, Eka diajak adiknya untuk ikut dalam satu kebaktian. Di kebaktian itulah Eka mengalami pertobatan dan mengambil keputusan untuk mengampuni John dan mendoakan pertobatannya.

Eka: Pada saat saya bertobat, saya dibukakan, bahwa ternyata saya itu suka mengambil keputusan di luar persetujuan suami saya. Jadi kalau mama saya meminta anak-anak saya untuk pergi berlibur misalnya, saya langsung mengiyakan begitu saja, tanpa saya minta persetujuan dari suami saya. Dan ternyata suami saya merasa sakit hati karena tidak dihargai dan saya tidak tahu.

Suatu ketika, Eka dan anak-anaknya pergi menghadiri sebuah pesta pernikahan di Ambon. Tanpa disengaja, di kota inilah Eka bertemu dengan suaminya.

John: Waktu saya sedang jalan-jalan di pasar, tiba-tiba ada mobil yang mendekati saya. Saya kaget, karena waktu itu saya berjalan di trotoar, dan mobil ini berhenti. Waktu saya lihat mobil ini kacanya gelap, dan saat kacanya diturunkan, saya melihat anak saya yang langsung memanggil nama saya, “Daddy... Daddy kemana aja sih? Kita udah datang ke sini cari-cari daddy, ga pernah ketemu. Pada saat itu, semua kebencian saya yang sudah tertumpuk sekian lama, hingga saya berusaha membalas itu kepada istri saya dan keluarganya... Pada saat itu sepertinya semua itu hilang begitu saja. Sejak pertemuan yang tak terduga itu John mengambil keputusan untuk kembali kepada Eka dan mengakhiri 7 tahun perselingkuhannya.

John: Saya memberitahu wanita ini baik-baik, saya bilang bahwa saya harus kembali kepada istri saya dan anak-anak saya. Lalu dia bilang “Kalau kamu mau kembali pada istri dan anak-anakmu, saya ijinkan...”

Setelah John kembali kepada istri dan anak-anaknya, mereka memutuskan untuk meninggalkan Ambon untuk kemudian menetap di Bali. Di pulau Bali inilah mereka menjadi keluarga yang sepenuhnya mengandalkan Tuhan.

John: Dari sini saya lihat betapa luar biasanya Tuhan... Menurut saya waktu itu saya sudah tidak mungkin lagi bertemu dengan istri dan anak-anak saya. Tapi ternyata Tuhan buat berbeda... Dan apa yang saya pikirkan menurut saya sendiri waktu itu ternyata Tuhan ubah semuanya, dan Tuhan menggambarkan itu buat saya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Dia..."Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku?” (Yer 32:27)

Pertobatan Arthur Kaunang (Rocker)

Arthur Kaunang, AKA dan SAS sempat menjadi superstar pada zamannya. Arthur sendiri terlahir dari keluarga pemusik. Ayahnya pemain piano dan juga pemain biola. Sejak berusia 5 tahun Arthur sudah diperkenalkan musik oleh orang tuanya, terutama piano klasik. Sehingga Arthur memiliki basic musik yang kuat. Meskipun ayahnya seorang pemusik namun beliau tidak mendukung karir Arthur di bidang musik. Beliau justru menginginkan Arthur menjadi pemain tennis professional. Namun ibunya mendukung minat Arthur di bidang musik.

Ketika duduk di bangku SMA, Arthur mulai menyukai jenis musik Rock n Roll yang pada zaman itu sedang tren di kalangan anak muda. Pada tanggal 23 Mei 1967 Arthur dan teman-temannya membentuk group musik beraliran rock dengan nama AKA (Apotek Kali Asin), yang personilnya antara lain Ucok Harahap, Sonata Tandjung, Sjech Abidin dan Arthur Kaunang sendiri.

AKA pada saat itu dikenal sebagai salah satu band papan atas Indonesia dan berhasil menelorkan kurang lebih 10 album. Bahkan band ini pernah menduduki tangga lagu-lagu yang paling digandrungi di Australia. Namun pada tahun 1975 band asal kota Surabaya itu berganti nama menjadi SAS karena Ucok Hararap bergabung bersama Achmad Albar (yang pada waktu itu dikenal dengan nama Duo Keribo). Sehingga personil AKA lainnya yang tinggal 3 orang itu, membentuk band baru dengan nama SAS, singkatan dari Sonata Tandjung, Arthur Kaunang dan Sjech Abidin.

Pada tanggal 3 Maret 1976 Arthur Kaunang yang lulusan sastra Inggris IKIP Surabaya menikah dengan gadis pujaannya yang dipacarinya sejak SMP, Julie Astuti. Pernikahan yang dilakukan di gereja Maranatha Surabaya itu dikaruniai 3 orang anak, yaitu Thessa Kaunang, Ganesy Kaunang dan Mecko Kaunang.

Namun gaya hidup Arthur dengan segala materi dan popularitasnya sebagai musisi beken saat itu tidak berubah meskipun ia sudah menikah. Arthur masih saja mengencani wanita lain yang disukainya. Arthur berpetualang dari satu wanita ke wanita untuk memuaskan hidupnya.

Eksistensi SAS menemukan titik turun ketika salah personilnya, Sonata Tandjung memutuskan untuk menjadi seorang hamba Tuhan. Sejak saat itu personil SAS mulai jalan sendiri-sendiri. Ada yang bergabung dengan band lain, ada yang bersolo karier. Arthur sendiri bersolo karier diiringi Arthur Kaunang Band.

Meskipun Arthur tidak mengeluarkan album, namun tawaran manggung tetap berdatangan, bahkan sampai ke luar kota. Namun Arthur tidak mendapatkan kepuasan dalam kariernya. Karena apa yang dia dapatkan selama bergabung dengan SAS jauh lebih maksimal. Sementara itu Arthur semakin terpuruk di dalam kebiasaannya mengencani banyak wanita. Bukan hanya itu, Arthur juga semakin terjerumus di dalam penggunaan narkoba.

Arthur gemar mengencani banyak wanita
Kebiasaan Arthur berpetualang ke wanita yang satu ke wanita yang lain itu sampai melibatkan keluarganya. Isterinya sudah biasa ditelepon wanita yang tidak dikenal dan mengaku sebagai ‘isteri’ Arthur dan sudah melahirkan anak Arthur. “Bu, nanti tolong kasih tahu Pak Arthur yah, bahwa isterinya sudah melahirkan.”, begitulah ucapan di telepon yang kerap kali diterima Julie.

Dampak dari tidak berfungsinya Arthur sebagai kepala rumah tangga yang baik sampai kepada anak-anaknya. Salah satu anaknya, Ganesy Kaunang terjerumus di dalam narkoba selama bertahun-tahun. Dalam hal keuangan, keluarga ini kian mengalami kesulitan. Kebiasaan buruk Arthur tentu menguras banyak uang. Sementara ketiga anaknya saat itu sedang duduk di bangku sekolah dan kuliah yang tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar.

Julie sang isteri yang disakiti
‘Sebagai seorang wanita perbuatan Arthur bagi saya sangat menyakitkan. Tapi saya berjuang demi anak-anak. Kalau tidak demi anak-anak, mungkin saya sudah minta cerai. Tapi saya pikir kembali kalau kami bercerai, maka anak-anak akan menjadi korban. Saya sangat mencintai anak-anak. Saya tidak mau anak-anak saya broken home. Jadi saya putuskan, saya saja yang berkorban” begitu pengakuan Julie.

Bukan hanya tekanan batin yang harus Julie alami. Namun wanita ini juga mendapat perlakuan kekerasan fisik dari Arthur. Kerap kali Arthur mendaratkan tangannya di wajah Julie dan memukulnya. Namun wanita yang latar belakangnya beragama Islam itu dengan setia mendoakan agar Arthur menyadari perbuatannya dan kembali kepada keluarganya.

Tidak tanggung-tanggung, wanita ini berdoa selama 29 tahun sampai akhirnya pada satu titik Arthur bertobat dengan sungguh-sungguh. “Saat itu saya percaya bahwa suatu saat, meskipun saya tidak tahu kapan waktunya, Tuhan pasti akan memulihkan Arthur. Dan saya banyak sekali melihat, setiap kali Arthur melakukan perselingkuhan, ia selalu mengalami kecelakaan, musibah dan hal buruk lainnya.

Setiap kali berdoa, saya minta hati yang bisa mengampuni Arthur meskipun saya berkali-kali disakiti. Saya juga tidak pernah mengajari anak-anak untuk membenci ayahnya meskipun mereka tahu apa yang ayah mereka lakukan.” Tuhan memberikan kekuatan kepada Julie untuk menghadapi semua ini.

Pemulihan keluarga terjadi setelah Julie berdoa selama 29 tahun
Februari 2004 menjadi moment penting keluarga ini. Doa Julie selama 28 tahun dijawab Tuhan. Akhirnya Arthur menemukan titik balik di dalam hidupnya setelah melalui sebuah peristiwa sehubungan dengan kebiasaannya berselingkuh, Saat itu ada seorang wanita selingkuhan Arthur yang mengaku hamil dan minta agar dinikahi.

Wanita ini bersikeras menuntut agar Arthur harus menikahinya. Arthur mengalami ketakutan dan sepertinya tidak ada jalan keluar. Ia mengalami keputusasaan dan nyaris bunuh diri.

Akhirnya suatu hari pada jam 3 pagi, dalam keadaan paling buruk, Arthur mengakui semua dosanya dengan mulutnya sendiri dihadapan isteri dan anak-anaknya dan berjanji ia akan bertobat sungguh-sungguh. Saat itu Arthur sampai memohon dengan sangat sampai bersujud menyembah kepada isterinya untuk mendoakannya.

Sejak saat itu Arthur memutuskan untuk hidup di dalam jalan dan rencana Tuhan Yesus. Dan mau bertekad untuk menjadi suami yang benar dan ayah yang bertanggung jawab terhadap anak-anaknya.

Arthur Kaunang yang baru
April 2004 Arthur masuk Sekolah Pembentukan Karakter di Ungaran, Semarang. Tepatnya di bukit doa Getsemani. Di sinilah karakter Arthur yang tadinya sombong, keras dan berbagai kebiasaan hidup lamanya dikikis dengan kebenaran Firman Tuhan. Arthur mengalami pemulihan demi pemulihan.

Ketika Arthur mengalami perubahan hidup dan berfungsi sebagai kepala rumah tangga yang benar dihadapan Tuhan dan keluarganya, maka anaknya (Ganesy Kaunang) yang tadinya terjerat narkoba mengalami kesembuhan dari keterikatannya dengan barang haram tersebut. Bahkan Ganesy menyerahkan dirinya untuk menjadi hamba Tuhan dan saat ini sedang kuliah di salah satu sekolah teologhia di Salatiga.

Sementara itu anak bungsunya, Mecko oleh kemurahan Tuhan diterima di SMA Taruna Nusantara Magelang. Sekolah yang menjadi impian banyak pelajar di negeri ini. Thessa Kaunang, anak sulungnya yang dikenal sebagai presenter, yang tadinya menjalin hubungan dengan pria berbeda keyakinan, saat ini sedang menjalin hubungan dengan salah seorang artis sinetron yang cinta Tuhan, Sandy Tumiwa.

Dengan talenta bermusik yang sudah Tuhan anugrahkan buat Arthur dan juga ketiga anaknya, mereka mendapat visi untuk melayani Tuhan lewat pelayanan musik. Tuhan memakai kehidupan Arthur dan juga keluarganya sebagai instrument-Nya Tuhan.

Sehingga pada bulan Maret 2006 keluarlah album rohani perdana mereka yang berjudul “Dia Selalu Ada.” Adapun nama grup musik yang mereka dapatkan adalah Cloud and Fire. Rencananya, kalau Tuhan izinkan bulan Juni 2006 Cloud and Fire, akan diundang untuk melayani di empat kota di Negeri jiran Malaysia.

Ketika mengalami indahnya hidup bersama Tuhan Yesus, Arthur baru menyadari mengapa tidak dari dahulu ia menyerahkan hidupnya untuk melayani Tuhan. Namun semua indah dan tepat pada waktunya.

“Apa yang dulu saya anggap berharga, sekarang saya anggap sampah karena pengenalan saya kepada Tuhan Yesus.”

Pertobatan Istri Simpanan (Hernina)

Hernina lahir dari keluarga muslim, anak ke-3 dari 5 bersaudara. Umur 5 tahun mamanya meninggal, dan dia langsung dititipkan ke neneknya, yaitu orang tua dari papanya. Papanya sendiri merantau ke Surabaya. Hernina tinggal di Kalimantan Timur dengan neneknya.

Kelas 1 SD Hernina ikut anak dari neneknya. Kelas 2 SMEA, Hernina kembali ke Balikpapan. Kakaknya membiayai sekolahnya sampai kelas 3 SMEA. Waktu itu ia mengambil jurusan Tata Buku. Begitu tamat Hernina bekerja di suatu perusahaan sebagai accounting.

Awal Perjumpaan

Tahun 1982 Hernina pindah bekerja di sebuah perusaan kontraktor yang terkenal. Posisinya sebagai sekretaris. Disinilah awal pertemuannya dengan ‘Bapak’.

“Dia sebagai kepala cabang dari Jakarta. Saya ada di perusahaan itu sebagai sekretaris. Saya tahu dia sudah punya istri tapi bagi saya tidak menjadi halangan untuk meneruskan hubungan saya dengan dia. Satu saat saya diajak ke tempat tinggalnya, dia mulai nyetel film porno. Mula-mula saya malu ngeliatnya, tapi akhirnya saya melihat juga. Kami sama-sama melihat, kami menikmati, tidak ada rasa takut atau apapun juga.”

Alasan Hernina Menjalin Hubungan Dengan ‘Bapak’

“Diperusahaan itu memang saya satu-satunya perempuan yang bekerja di sana. Mulanya saya biasa saja, tapi entah mengapa saya mulai mendapat perhatiannya, dan saya jadi senang karena saya melihat figure bapak dalam dirinya, mungkin selama ini karena saya tidak mendapatkan figure bapak. Waktu itu umur kita beda jauh, dia umur 42 sedangkan saya umur 19 tahun. Saat dia mengajak saya makan dan kalau janjian bertemu dengan saya selalu tepat waktu dan selalu ditepati, mungkin karena dulu saya biasa berjanji dengan teman pria yang lebih muda selalu saja mereka ingkar janji, disitulah mungkin kelebihan figure ‘bapak’ di mata saya, jadi di samping sebagai teman dan kekasih, dia juga seperti orang tua yang ngemong.”

Tahun 1984 Hernina menikah dan sejak saat itu hidupnya dipenuhi dengan kemewahan. Namun masalah sudah menanti ketika Hernina pindah ke Jakarta. Awalnya istri pertama ‘bapak’ pasrah saja. Tapi dalam suatu kesempatan, istri pertama ‘bapak’ melabraknya. Sampai akhirnya dibuat kesepakatan antara ‘Bapak’, istri pertamanya dan Hernina. Tapi Hernina merasa dirinya selalu berada di pihak yang mendapat perlakuan tidak adil.


Kejadian itu cepat terlupakan oleh Hernina. Tahun berlalu, karena kesal dengan ‘Bapak’ kehidupan malam mulai meracuni Hernina. Pesta pora, narkoba dan perselingkuhan pun menjadi kebiasaan Hernina.

“Karena saya kesepian dan banyak waktu kosong, kesempatan itu ada, juga uang mendukung, ada kendaraan”.

Perselingkuhan Hernina diketahui suaminya. Pertengkaran pun terjadi.

“Yang tadinya saya menganggap dia seorang suami yang selama ini saya idam-idamkan, tapi pada saat itu semuanya hilang. Berganti dengan kebencian, kemarahan dan kesakitan. Karena pada waktu itu paha saya sampai biru-biru.”

Hernina memutuskan untuk melupakan kejadian itu dengan bersenang-senang memakai narkoba. Kehidupan malam meracuninya selama bertahun-tahun. Suatu malam saat Hernina menikmati narkoba bersama teman-temannya, sesuatu yang ia takuti terjadi. Tempatnya berpesta narkoba digerebek polisi.

“Saya dalam hati begini, ‘Waduh, bagaimana saya kalau di penjara?’ Saya tidak ada barang bukti sehingga saya dilepas. Saya merenung, saya ingat sekali Tuhan berkata pada saya, ‘Stop! Stop!’. Itulah terakhir saya memakai shabu-shabu, juga narkoba dan yang lainnya.”

Hari itu Hernina mengambil keputusan untuk meninggalkan hidupnya yang lama. Iapun menemui seorang hamba Tuhan. Saat hamba Tuhan itu berdoa, ia teringat dengan sebuah Firman yang pernah ia dengar di sebuah pertemuan ibadah.

“Di situ dikatakan Tuhan Yesus itu adalah Allah yang penuh kasih. Dia datang ke dunia ini mencari orang yang berdosa. Saya merasa saya melakukan perzinahan. Akhirnya saya menerima Tuhan Yesus dan saya juga harus mengambil keputusan walaupun berat. Saya bilang, ‘Pa, mulai sekarang kita tidak boleh lagi melakukan hubungan suami istri’.”

Tekad Hernina sudah bulat. Iapun meninggalkan semua kekayaannya. Namun tuntutan ekonomi menekannya. Dalam kebingungannya membayar biaya sekolah anaknya, Hernina meminta pertolongan pada ‘bapak’. Tapi permintaan itu hanya akan dipenuhi jika ia mau melayani ‘bapak’. Ternyata itu hanya janji belaka.

“Saya menangis. Saya malu sekali sama Tuhan. Saya anggap itu perzinahan saya yang terakhir.”

Hernina tidak mau berlama-lama jatuh dalam dosa. Dengan dukungan seorang hamba Tuhan, Hernina kembali bangkit.

“Saya akui semuanya. Terus saya minta ampun sama Tuhan. Kehidupan yang pernah saya alami, baik sebagai istri muda, baik sebagai pemakai narkoba, semua itu sia-sia.”

Kini Hernina dan kedua anaknya hidup dalam iman dan pengharapan kepada Yesus Kristus.

“Saya bersyukur, setiap bulan saya bisa bayar kontrakan rumah. Setiap bulan saya bisa bayar uang sekolah anak saya. Setiap hari saya bisa kasih makan anak-anak. S’bab Tuhan tidak pernah membiarkan kita. Bandingkan dengan kehidupan saya yang lama. Saya sangat-sangat bahagia hidup bersama Tuhan. Yesus cukup. Itu yang membuat saya bersyukur.”

Jika kita mau mengalami perubahan, maka harus dimulai dari hati. Dosa selalu mengakibatkan masalah yang lebih besar. Bisa saja dengan alasan kesepian, dan yang lain, tapi bila kita melakukan dosa, akibatnya itu makin parah. Kalau kita ingin mengalami perubahan, maka tidak ada cara lain, kita harus berubah dan dimulai dari hati kita. Bertobat, meninggalkan yang salah, dan mulai melakukan yang benar.


Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (Matius 9:12-13)