Rabu, 16 Januari 2008

50 tahun terikat "Voodo" (Kesaksian dokter Rebecca Brown)

Pintu-Pintu Masuk Setan ke dalam Kehidupan Manusia
- Tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan tentunya semua dosa terhadap Firman Allah
- Tidak mengalami penyucian dosa terus menerus oleh Darah Yesus
- Meramal nasib melalui telapak tangan, daun teh, kartu tarot, dll.
- Horoskop, Astrologi, Numerologi
- Rasa ingin tahu dengan mengunjungi Peramal/Paranormal
- Meminta petunjuk dari “roh-roh orang mati” (sebenarnya setan-setan yang menyamar) dan peramal
- Mempelajari Okultisme (Occultism)
- Bermain dengan papan oujie, jailangkung, dan permainan - permainan fantasi, segala permainan yang berkaitan dengan setan.
- Pengalaman Psikis
- Mempelajari Tenaga Dalam
- Akupuntur/Tusuk Jarum/Acupuncture
- Meditasi Transendental
- Yoga; arti yoga/yuj: penyatuan, penyatuan roh manusia dan alam/roh dunia ini, sedangkan bagi kita yang sudah tahu, dunia ini sedang dikuasai oleh Iblis untuk sementara waktu dan memang diizinkan Tuhan. Ini sebenarnya adalah penyatuan roh manusia dengan roh-roh iblis. Jadi yoga ini mula-mula kita sepertinya mempelajari gerakan-gerakan latihan pernapasan, tetapi lama-kelamaan pada tingkat yang lebih tinggi, kita akan dibawa masuk ke dalam alam bawah sadar kita. (Tujuan Iblis adalah mengajar manusia, supaya manusia bisa kembali memperoleh kesadaran jiwa melalui alam bawah sadarnya untuk mengendalikan tubuh rohani mereka, yang nanti akan dipergunakan Iblis untuk sesuatu rencana yang jahat. Sebab dengan tubuh roh, manusia bisa berkomunikasi dengan Iblis dan tubuh roh manusia juga lebih memiliki kuasa dan kepandaian/kemampuan dibandingkan tubuh jasmaninya. Misalnya dengan melakukan Astral Projection)
- Mencoba ESP (Extra Sensory Perception), mis: Telepati, menerima informasi dengan indera ke-6, tanpa bantuan 5 indera.
- Astral Projection, yakni kesadaran dari dalam jiwa manusia untuk mengendalikan roh mereka dan mengeluarkan roh dari tubuh mereka (tentunya dengan bantuan setan, sadar atau tidak sadar), kemudian berkelana menjalankan tugas (dari setan), misalnya: mendengarkan suatu percakapan rahasia, dll.
- Mencoba Levitation / Telekinetic / Telekinesis (mis: menggerakkan benda tanpa menyentuh)
- Biofeedback (menggunakan pikiran untuk memperbaiki kesehatan)
- berkonsultasi dengan seorang Medium untuk mencari benda-benda hilang
- Segala macam praktek perdukunan/sihir, mis: guna-guna, mantera, santet, gendam, hipnotis, tenung, pellet, dll.
- Akibat dosa dari orang tua / nenek moyang yang belum diputuskan oleh darah Yesus.
- Penggunaan Obat Bius/Narkotika.
- Segala tontonan TV yang negatif
- Menonton film porno/blue film/film xxx
- Mendengar musik rock/keras
- Sering mabuk/minum minuman keras
- Perkawinan sedarah/incest
- Sadomasochism
- Homoseks
- Selingkuh / Penyelewengan seks
- Perkosaan / kekerasan seks terhadap anak-anak
- Mengutuk.
- Hubungan seks yang tidak terikat tali perkawinan yang kudus di dalam Kristus.
Minggu, 13 Januari 2008

3 tingkatan kehendak Tuhan (Surat Roma 12:2)
- Melakukan apa yang baik bagi Tuhan
- Melakukan apa yang berkenan ( dalam arti: dapat diterima ) bagi Tuhan
- Melakukan apa yang sempurna bagi Tuhan (yang benar-benar kehendakNya 100%)
(K.E.H)

Praktisi Transcendental meditation Masuk Kristen (Heinrich Mueller)
Kisah pengalamanku mengenal Yesus Kristus
Kesaksian Heinrich Mueller dari Jerman
Kepada Tuhan kita Yesus Kristus saya sangat berterima kasih karena saya telah menerima KASIH anugerahNya yang amat besar dimana saya bisa datang kepadaNya dan hingga saat ini lewat Pengajaran Mempelai boleh mengikuti jejakNya. Saya berbahagia menyaksikan kisah pengalaman sebenarnya "bagaimana saya mengenal Tuhan"
Juni 1952 saya dilahirkan sebagai putera sulung (juga putera tunggal) dari keluarga yang tidak percaya Tuhan. Opa dan ayah saya selain pejabat-pejabat politikus, juga atheis, sedangkan ibu saya hanya kristen (Protestan) KTP saja. Orang tua saya mengunjungi gereja hanya pada hari waktu pernikahan mereka diteguhkan di gereja.
November 1956 lahir adik saya (perempuan). Berhubung premature birth, ia sakit berat, sehingga mulai sejak bayi sampai meninggal (usia 23 tahun) ia cacat (tubuh dan otak lumpuh dan tidak bisa bicara). Keadaan itu sangat membebankan orang tua saya, dengan jerih payah mereka membesarkan dan melayani adik saya. Beban tersebut. Membuat kepahitan hati mereka kepada Tuhan semakin besar dan selain itu juga menekan batin saya, sebab teman2 (semasa kanak-kanak) mengejek saya dan mentertawakan adik saya, sehingga sewaktu kecil saya kehilangan rasa harga diri dan merasa minder.
Pengalaman yang pahit itu adalah jamahan pertama dari Tuhan mengajarku untuk rendah hati. Waktu usia kira-kira 11 tahun saya sering bertanya pada diriku, untuk apa manusia ini diciptakan? Pertanyaan ini terus menyibukkan pikiranku, saya ingin tahu makna dari kehidupan. Semasa remaja saya mencari the truth (KEBENARAN) secara intensif dan mencoba menemukan jawabannya di Ideology of Socialism, sehingga dengan demikian saya (usia 16–20 tahun) terjun dibidang politik, bahkan aktif, ayah saya berkenan dan bangga dengan aktivitasi itu.
Tapi kemudian ketika melihat betapa kotornya politik itu (korupsi dan ambisi), maka saya tinggalkan aktivitasi politik dan usaha mencari Kebenaran di Psychology dan Psychoanalysis (usia 20–22 tahun). Saya membaca bermacam-macam buku serta mencoba self-analysis karena self-knowledge itu terus mengajukan pertanyaan pada diriku, siapa sebenarnya diriku ini dan apa arti kehidupan ? Saya tidak menemukan jawabannya, bahkan sebaliknya, para ilmu pengetahuan tersebut semakin mengacaukan jiwa dan rohku sehingga saya memperoleh depresi.
Berhubung semakin hari semakin depresif, maka saya mencoba mempelajari Mythology of Hinduism dan beberapa waktu kemudian mempratekkan transcendental meditation. Kemudian (mulai usia 23 tahun) juga mempelajari Zen-Buddhism, saya tertarik akan filosofi tersebut dan membaca para Canon dari Zen-Buddhism. Bagavagitha mendidik saya yoga dan banyak meditasi. Lewat ilmu filsafat tersebut (yang berasal dari
Juli 1976 saya berminat mengunjungi
Ketika saya mengunjungi
Tapi waktu pertama kali masuk gereja Lemah Putro (setelah bertahun-tahun tidak mengunjungi gereja berhubung kecewa dengan gereja-gereja di Jerman), saya merasa bahwa kebaktian tersebut amat berbeda dengan kebaktian-kebaktian yang saya alami/ikuti di gereja-gereja di Jerman. Terutama saya menjadi amat terkesan akan FIRMAN yang dikhotbahkan oleh Pastor In Juwono, alm. (diterjemahkan oleh Lanny). Pada hari minggu itu, selesainya Firman disampaikan, ada kesempatan untuk ber-damai satu dengan yang lain. Memandang "adegan perdamaian" itu (banyak yang menangis tersedu-sedu), saya merasa heran tetapi sekaligus terkesan dan kagum, karena damai itulah yang sebenarnya saya cari ber-tahun-tahun.
Selama 6 minggu di Surabaya saya mengikuti kebaktian-kebaktian dan membuat appointments dengan Pastor In Juwono dan dalam percakapan-percakapan itu (Pastor Harry Lumare sebagai penterjemah), saya berusaha mengemukakan pengetahuan-pengetahuan philosophy, tetapi herannya saya tidak menemukan argumen untuk bisa mengalahkan penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh Pastor In Ju-wono.
Kemudian saya juga utarakan ingin menikahi Lanny dan beliau menasehatkan agar kami berdoa apa itu kehendak Tuhan atau tidak. Agustus 1976 saya pulang Jerman dan rencana kembali ke Surabaya Oktober 1977 untuk menikah. Selama perpisahan itu calon isteri saya bergumul berdoa (Om Yo kemudian cerita bahwa beliau juga berdoa 3x spesial/ khusus untuk rencana pernikahan kami itu), sedangkan saya di Jerman tetap melanjutkan transcendental meditation tanpa setahu Lanny.
Oktober 1977 ketika tiba saatnya untuk ke
Kemudian saya mencari Alkitab saya (hadiah dari gereja Protestan untuk hari confirmation saya waktu usia 14 tahun) dan waktu spontan membukanya, saya menemu-
Tetapi waktu itu saya belum rela melepaskan transcendental meditation. Anehnya kalau saya melakukan meditasi, rasa sakit dan depresif kambuh, tapi bila saya membaca Alkitab dan berdoa, semuanya itu hilang. Kemudian saya sadar bahwa meditasi itu tidak bisa menghibur dan menyembuhkan saya. Tapi karena masih kepala batu, maka saya mencoba membuat compromise dengan Tuhan dan berdoa "Tuhan, kalau Pastor yang di
April 1978 saya ke
Kemudian Pastor In Juwono menunjukkan II Petrus 1 : 20-21 pada saya serta berkata "oleh sebab seluruh Alkitab dari Roh Suci, maka hanyalah hamba-hamba Tuhan yang memiliki Roh Suci dan dipenuhkan olehNya yang mampu menjelaskan ayat-ayat di Akitab yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sebab pembukaan Firman datang dari Roh Suci". Waktu saya membaca ayat itu serta mendengar keterangan tersebut, maka hati saya merasa puas. Oleh sebab semua pertanyaan saya dijawab oleh Tuhan lewat hambaNya Rev. Juwono, maka saya mengambil keputusan menepati janjiku pada Tuhan, yaitu mengiring Dia dan meninggalkan/melepaskan semua ilmu filsafat dan meditasi.
Selain itu Pastor Juwono menjelaskan arti Baptisan Air, yang membuat saya sadar bahwa baptisan air yang saya terima ketika saya masih bayi itu tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Tuhan memberikan saya pengertian bahwa "bersedia mengiring Dia" berarti bersedia dibaptis seperti Yesus dibaptis. Pastor Juwono tetapi menganjurkan agar saya jangan tergesa-gesa minta dibaptis melainkan terlebih dulu merenungkan arti baptisan air tersebut.
Dua minggu kemudian saya menerima baptisan air. Firman Tuhan pada hari pemberkatan nikah kami di
Kata-kata itu sangat menusuk hatiku dan tertanam di hati saya dan benar-benar menjadi pertolongan untuk kehidupan nikah kami, sebab pada tahun-tahun pertama kehidupan nikah kami sering terjadi kesalahpahaman bahkan pertengkaran yang disebabkan karena perbedaan kebudayaan dan mental. Tetapi nasehat-nasehat Tuhan lewat Pastor Juwono selalu terngiang di telinga-hati kami, sehingga bila kesalahpahaman dan pertengkaran terjadi, Firman Tuhan di Efesus 5 menyadarkan posisi kami masing-masing dihadapan Tuhan.
Mei 1981 kami mengunjungi Bride Tidings International yang diselenggarakan di
Tujuh tahun kemudian, Oktober 1988 kami diundang oleh Pastor Juwono untuk menghadiri BTFI di Surabaya (adalah pertemuan kami terakhir kalinya dengan Pastor In Juwono). Saya masih ingat betul tema yang disampaikan adalah Wahyu 3 : 14 – 22. Firman Tuhan amat menusuk hatiku, sebab keadaan sidang Laodikia itu tepat mengena “situasi ke rohanian kami” di Jerman, yaitu suam. Tuhan menganjurkan pada saya untuk membeli emas yang telah dimurnikan dalam api.
Nasehat ini terus terngiang di telinga-hatiku. Tujuh tahun kemudian, Juni 1995 ketika kami sekeluarga mengunjungi Surabaya lagi (adalah pertama kalinya kami bertemu dan berkenalan dengan Pastor Pong Dongalemba secara pribadi) saya menerima kepenuhan Roh Kudus, saya memperoleh emas yang Tuhan anjurkan! Sejak itu terjadi revolusi rohani besar dalam hidupku, saya menjadi ciptaan baru, Kasih Kristus mengubahkan sifat tabiatku, perasaanku, yah seluruh kepribadianku... Bila saya membaca Akitab atau mendengar khotbah, maka Tuhan lewat FirmanNya berbicara padaku sehingga saya mampu mengerti KehendakNya.
Dengan rasa syukur saya bisa menyaksikan betapa agung kasih Kristus lewat Pengajaran Mempelai. Setiapkali kami mendengar/menerima Firman, nikah kami semakin disucikan dan lebih disatukan. Kasih saya terhadap isteri saya semakin besar, sebab saya alami dan rasakan Kasih Kristus sebagai Mempelai pria begitu besar terhadap sidang mempelai-Nya. Dan kami sangat berterima kasih pada Tuhan bila kami sampai hari ini tetap di bawah penggembalaan Firman Mempelai. Kami berdoa suatu waktu menjadi satu tubuh dengan Tuhan kita Yesus Kristus. Haleluyah!

Menghancurkan Kuasa Iblis Yang Mengikat Seorang Bayi (Kesaksian Priyo Prasetiawanhadi)
boat selama 7 jam, cukup jauh.
Sambil menangis ibu tersebut bercerita bahwa anaknya (berumur kurang lebih 1 tahun) sudah 6 bulan lebih mengidap penyakit kerdil (masyarakat Dayak menamakan penyakit buyuh atau menurut legenda dayak tubuhnya digerogoti oleh ulat ) dan kulitnya pucat. Memang anaknya sangat kurus kering dan tubuhnya lemah tidak bisa duduk dan berdiri serta perutnya keras seperti batu. Sudah banyak dukun yang mengobati dan dokter, tapi anak tersebut tetap sakit. Anak tersebut kalau melihat saya selalu menangis seperti ketakutan, gelisah, dan sulit tidur dan tidak bisa lepas dari gendongan ibunya. Mertuanya yang mengantar ibu tersebut ke rumah saya.
Jam 7 malam , ibunya yang menggendong anaknya disertai beberapa orang saya ajak memuji-muji Tuhan Yesus. Saya meminta Roh Kudus untuk melayani bayinya yang sakit, saya berdoa dan Roh Kudus meminta saya untuk berperang melawan roh-roh jahat yang mengikat bayi tersebut. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, saya minta urapan api Roh Kudus untuk membakar roh-roh jahat dan roh ketakutan yang mengikat jiwa bayi tersebut. Kemudian Roh Kudus memberitahu saya untuk
melepaskan 5 benang yang berwarna kuning dan hitam di pergelangan tangan dan kaki bayi tersebut. Bayi tersebut terus-menerus menangis menjerit selama saya melakukan doa peperangan. Ibunya terus-menerus mengucapkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Saya minta ijin kepada ibunya untuk melapaskan ikatan-ikatan benangnya. Ibu tersebut tidak berani melepaskan sendiri. Seorang jemaat melepasnya dengan berdoa dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku putuskan ikatannya dengan roh-roh jahat yang mengikat bayi tersebut dan kemudian dibakar dengan bantuan malaikat Surgawi untuk menyapu bersih roh-roh jahat.
Setelah roh-roh jahat keluar semua, saya minta dalam nama Tuhan Yesus Kristus urapan air kehidupan untuk mencuci bersih ginjal dan perutnya. Terus menerus saya minta urapan air kehidupan untuk dialirkan kedalam bayi tersebut.
Malamnya bayi tersebut tidur nyenyak, tapi salah seorang jemaat yang melepaskan ikatan benangnya tadi bermimpi dikejar kejar oleh orang besar dan anak-anak. Besok sorenya tiba-tiba bayi tersebut mengais menjerit dengan tiba-tiba tanpa sebab, kemudian salah seorang jemaat berdoa dan anak tersebut diam. Senin malamnya, dirumah saya ada ibadah pujian dan penyembahan. Saya ajak sekalian ibu tersebut untuk beribadah untuk memulihkan keimanan ibu tersebut dan sekalian mendoakan bayinya. Perut bayi tersebut mulai lemah (tidak keras lagi seperti batu) dan kulitnya mulai tidak pucat lagi. Makannya mulai enak dan diwajah bayi tersebut mulai ada keceriaan.
Hari selasa sore bapaknya menyusul dan istrinya dimarahi, karena tidak ijin suaminya. Istrinya bilang kepada suaminya:" Kamu ingin anak kamu sembuh atau kamu sibuk ke pekerjaan yang nggak ada hasilnya". Suaminya bekerja sebagai pemotong batang kayu. Malamnya saya beri konseling kepada bapaknya untuk pemulihan, dan saya ajak memuji dan menyembah Tuhan Yesus Kristus. Bapaknya mulai bermanifestasi dan muntah-muntah serta memukul-mukul lantai dengan
keras sekali saat saya memuji Tuhan Yesus Kristus. Saya tahu bahwa bapaknya tersebut seorang penginjil dan pelayanannya sudah ke alam roh. Tapi lantaran bapaknya sibuk dengan pekerjaan duniawi sedangkan daerah dimana dia tinggal, masyarakatnya 90% penyembah berhala. Padahal dulu dialah yang mengajari saya tentang Kekristenan, saat saya masih Islam. Saat anaknya lahir, suaminya tidak ada di rumah berhari-hari. Sehingga anaknya lahir dibantu oleh dukun dengan sajian-sajian kepada berhala. Setelah itu anaknya sakit panas. Setiap orang kampung disana yang mimpi tentang bayi tersebut, orang kampung tersebut mengikatkan benang hitam atau kuning ke pergelangan kaki atau tangan bayi (anak) tersebut dan anak tersebut diangkat sebagai anak angkat oleh orang kampung tersebut. Jadi sudah lima keluarga yang mengangkat bayi tersebut sebagai anak angkatnya. Semakin hari badan anak tersebut makin mengecil dan lemas. Roh Kudus memberitahu saya bahwa tanda ikatan benang tersebut sebagai tanda bahwa anak tersebut sudah dipersembahkan oleh iblis dan kroni-kroninya. Sudah beberapa hamba Tuhan yang mendoakan anak tersebut, tapi tetap belum sembuh. Bahkan dokter pun sudah angkat tangan.
Selama 4 hari saya memulihkan keimanan kedua orang tua si bayi tersebut. Dan hari Jumat malam, kedua orang tua si bayi saya layani pelepasan. Dalam pelepasan tersebut, istrinya bermanifestasi dan roh macannya keluar dan suaminya muntah darah banyak sekali. Selama 4 hari itu, bayinya sudah sehat. Perutnya tidak kencang lagi, badannya sudah mulai gemuk dan tidak pucat serta mulai bercanda dengan orang-orang sekitarnya dan tidurnya nyenyak. Ibunya sudah mulai senang anaknya sembuh. Kedua suami istri tersebut nyaris bercerai gara-gara anaknya punya sakit kerdil. Ibunya bilang akan bersaksi dikampungnya bahwa anaknya sudah sembuh oleh keajaiban Tuhan Yesus Kristus, Tuhan kita yang hidup. Amin
Hari Sabtu pagi keluarga tersebut dengan penuh sukacita pulang ke kampungnya. Puji Tuhan. Tuhan kita Yesus Kristus sungguh ajaib.
Tuhan Yesus memberkati.