ENGLISH       INDONESIA

Minggu, 21 Juni 2015

Yesus Menyembuhkan Penyakitku


Saya seorang remaja berusia 17 tahun dan masih sekolah di SMUN 2 Ruteng, Manggarai, NTT. Selama tiga tahun saya menderita tumor otak. Sebelum terkena penyakit ini, saya dikenal sebagai orang yang cuek ’(tidak peduli), baik di lingkungan rumah maupun di sekolah. Saya terlalu serius menjalani hidup, sehingga teman-teman sekolah menjuluki saya “si kutu buku”. Banyak waktu saya habiskan untuk belajar dan memperkaya diri dengan pengetahuan-pengetahuan umum, sehingga hidup doa pun saya lupakan, bahkan saya sering tidak menghadiri Misa hari Minggu.


Saya merasa bahwa saya harus membahagiakan papa-mama, para guru, dan teman-teman. Prestasi belajar saya yang sangat baik membuat saya sering dipercaya menjadi utusan dalam berbagai perlombaan, untuk mewakili sekolah, kabupaten, propinsi, bahkan sampai ke tingkat nasional.

Ketika saya mengikuti Olimpiade MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) di tingkat propinsi, saya merasa pusing luar biasa. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa saya mengidap penyakit tumor otak. Saya hampir tidak bisa mempercayai hal ini. Sejak saat itu saya berubah total. Hari ke hari perasaan cemas dan takut merasuki diri saya. Orang-orang yang mengenal saya tidak menyangka kalau saya menderita penyakit ini. Kebahagiaan keluarga pun ikut terpengaruh. Berbagai usaha papa lakukan untuk kesembuhan saya, baik ke dokter maupun ke dukun-dukun. Akan tetapi selama dua tahun usaha-usaha itu tidak membuahkan hasil.

Saya hanya bisa pasrah. Sekolah tidak saya pikirkan lagi. Hari-hari saya lalui dengan berbaring saja di tempat tidur. Suatu hari, ketika saya menangis sendirian, tiba-tiba HP saya berbunyi. Ada pesan masuk: “Fred, bisa temani aku? Kapan saja.” Uh, kata-kata ini membuat saya semakin kesal. Akan tetapi, entah kenapa, saya beranikan diri untuk kabur dari rumah dan menemui teman saya itu. Dia mengajak saya untuk mengikuti persekutuan doa di biara Suster Putri Karmel. Karena waktu itu saya belum mengetahui apa-apa tentang pencurahan Roh Kudus maupun tentang Suster Putri Karmel, maka saya menolaknya dengan alasan sibuk. Saya tidak berani mengatakan kepadanya bahwa saya sakit.

Beberapa minggu kemudian dia mengajak saya lagi untuk mengikuti persekutuan doa. Kali ini saya menerima ajakannya karena saya tak mau mengecewakan dia lagi. Sewaktu acara berlangsung, saya bingung, kenapa ada suster-suster dan ada banyak sekali anak sekolah yang datang, namun saya senang sekali dengan lagu-lagu pujian yang dinyanyikan. Semua tampak gembira, bertepuk tangan sambil menari-nari dan menyanyi. Saya merasa terhibur di tempat itu. Setelah itu suasana hening menyelimuti tempat itu, seolah-olah tak ada orang. Suster meminta kami menyadari Tuhan Yesus yang hadir di dalam hati dan berdoa.

Sepintas saya berdoa dalam hati, “Tuhan, tolong sembuhkan saya.” Sebuah lagu penyembahan dinyanyikan. Lagu-yang sangat menyentuh saya—itu disusul dengan senandung roh para suster. Tiba-tiba ada suster yang berkata, “Bagi kamu yang sakit di bagian kepala, letakkan tanganmu di kepalamu dan bayangkan Yesus menjamah dan menyembuhkanmu.” Saya yakin kalau kata-kata itu ditujukan kepada saya karena sesuai dengan apa yang saya alami.

Setelah acara selesai, saya menanyakan hal itu kepada suster. Suster meminta nomor HP saya dan berjanji akan mendoakan saya. Sepulang dari acara itu, ada hal baru yang saya rasakan. Meskipun sesampai di rumah, saya dimarahi oleh papa-mama, saya merasa ada hal lain yang menjiwai diri saya. Saya tidak ingin suasana doa itu hilang.

Suatu ketika sakit tumor otak saya kambuh lagi, bahkan lebih parah dari sebelumnya sehingga saya harus dirawat di rumah sakit. Hanya keluarga yang mengetahui bahwa saya masuk rumah sakit lagi. Saya sengaja tidak memberitahu teman-teman.

Saya sedang berada di ruang ICU dan menunggu saat-saat akan dioperasi. Dokter dan keluarga saya mengelilingi pembaringan saya. Sayup-sayup saya masih mendengar mama menangis tersedu-sedu. Tiba-tiba HP di meja dekat pembaringan berbunyi. Papa dengan segera memberikan HP itu kepada saya. Ternyata seorang suster Putri Karmel yang menelpon dan mengajak saya mengikuti retret. Suster tidak tahu bahwa saya sedang dirawat di rumah sakit. Saya mengatakan bahwa saya akan menjalani operasi. Suster terkejut, kemudian mengajak saya berdoa saat itu juga melalui HP.

Awalnya saya kurang jelas mendengar doa-doanya, tetapi saya berusaha mengikutinya. Suster menyuruh saya membayangkan Tuhan Yesus menjamah saya. Saya menyerukan “Yesus.. Yesus…”. Tiba-tiba saya merasa ada yang menarik urat di kepala saya, dan bagian tulang rusuk serta urat kaki saya. Saya merasa nyaman/enak sekali. Beberapa saat kemudian saya mulai bangun perlahan-lahan, lalu duduk di tempat tidur, dan akhirnya berdiri. Dokter dan keluarga saya di situ hanya heran dan bingung melihat saya tiba-tiba sembuh. Bagian kepala saya terasa dingin, tidak seperti biasanya. Akhirnya rencana operasi ditunda dan malam itu juga saya minta pulang ke rumah.

Hari-hari selanjutnya saya sungguh merasakan perubahan dalam diri saya. Saya bisa mengikuti Misa Natal dan Tahun Baru 2007 tanpa beban dan sakit lagi. Ternyata Tuhan masih memerhatikan saya melalui suster-suster Putri Karmel. Tahun 2008 adalah saat terindah yang Tuhan berikan kepada saya karena saya bisa bergabung dengan teman-teman dalam KTM Muda-Mudi dan kelompok Caritas yang juga dibimbing oleh suster-suster Putri Karmel.

Tanggal 17 Januari 2008, sebelum saya diperiksa lagi oleh dokter, saya minta didoakan suster Putri Karmel. Dokter merasa heran dan sungguh tidak percaya karena saya sudah sembuh total. Dokter bertanya, ”Siapa yang menyembuhkan kamu?” Saya tersenyum dan menjawab, “Tuhan Yesus. Saya bersandar pada-Nya saja!” Setelah dijelaskan oleh papa, barulah dokter mengerti apa yang terjadi. Namun, dokter menyarankan untuk tetap periksa dua minggu sekali.

Hal yang menarik, bukan hanya karena saya sudah sembuh, tetapi seluruh hidup saya berubah. Teman-teman heran dan banyak bertanya-tanya melihat perubahan saya. Tidak seperti dulu, sekarang banyak waktu saya habiskan untuk berdoa, belajar, beristirahat, dan bersosialisasi. Setiap Sabtu malam saya mengikuti persekutuan doa di biara suster-suster Putri Karmel, hari Minggu sepulang dari gereja saya membantu para suster membimbing KTM (Komunitas Tritunggal Mahakudus) anak-anak di biara lalu mengikuti pertemuan sel dengan teman-teman Caritas.

Hari-hari saya jalani dengan penuh semangat dan sukacita. Hari libur saya pergunakan untuk membantu para suster mengatur taman dan menanam bunga di Pertapaan Wae Lengkas. Saya merasa suster-suster Putri Karmel menjadi bagian dari keluarga saya dan saya merasakan kasih serta dukungan doa mereka. Sampai ada suster bertanya, ”Tidak capaikah siang malam ke sini?”

    Choose :
  • OR
  • To comment
6 komentar:
Write komentar
  1. semoga kita sekalian dilindungi oleh Tuhan Yesus.

    BalasHapus
  2. Kesaksian yg sgt menguatkan. Sy mohon doakan sy. Sy ibu dari 1 anak, hrs operasi histerektomi (angkat rahim), namun hsl rontgen & ct scan paru menunjukkan paru mengalami bnyk kelainan, terutama paru kanan jg terdpt kista2 (dulu prnh 2x paru2 kempes). Skrg jk dilakukan operasi histerektomi dktr menyatakan bisa terjadi paru kempes krn tekanan oksigen yg digunakan saat operasi. Pahit2nya sy hrs pakai ventilator (alat bantu napas) & pasang WSD (selang msk ke rongga paru) jk terjadi paru kempes saat operasi. Skrg sy benar2 takut & bingung.

    BalasHapus
  3. Gue/Kami=UmatISLAM. lu&lu=kristen/kafir jimmi. celotehan2 yg menceritakan pengobatan dr berbagai penyakit yg di derita oleh orang2 non muslim. Celotehan2 seperti diatas yg jga di angkat ke media2,Tv,radio,majalah, koran2,buletine,hingga situs2 internet, yg tdk ada jemu2nya. Celotehan2 di atas mengangkat dan mengedepankan sosok yesus(iskarius) yg di ahir cerita, sosok ini di klaim sebagai pahlawan yg telah menyembuhkan berbagai fase/ stadium dr penyakit2 tsb. Logikanya terapi pengobatan yg dilakukan oleh dokter, yg mana obat2 tsb yg telah diberikan nya kpd pasiennya, membutuh kan waktu dlm prosesnya, tdk ada obat yg instan dlm menyembuhkan penyakit. Pd waktu yg bersamaan, ketika obat telah mencapai daya max dlm terapisnya, pd waktu itu jga, datanglah si sales agama (non Islam),dgn dalih mengajak do'a bersama, yg ahirnya mengajak memeluk kresten. Inilah moment yg mana penyakit tsb berangsur sembuh karena obat2 dari dokter, jga krna Tuhan ALLOHSWT yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang, tdk memilih dlm memberikan pertolongan, kpd hambanya, baik UmatIslam maupun non Islam.. amiin (part1).

    BalasHapus
  4. Yg tampak di tv itu kan disuruh pura pura sakit setelah didoakan ya sembuh. Orang nggak sakit kok ha ha 1000x

    BalasHapus
  5. ha 1111X. ga usah lu buka sendiri kedoklu, semua umat muslim jga udah tau klo kristen itu, umut penipu, umatnya dedengkot penipu, yaitu yudas iskariot.
    Yang jdi patung berhala, yg jdi sesem- bahan orang kristen.
    Astaghfirullohal'azhiim.

    BalasHapus
  6. GUE/Kami=Muslim ta'at,bukan Islam KTP.
    ALLOH.SWT Ialah Tuhan yang menciptakan PETIR (GLEDEG).
    Petir (gledeg) adalah sesuatu bebunyian yang menggelegar dan bermuatan arus listrik Positif (+),dengan Daya Ribuan Mega Volt (Voltage).
    Petir (gledeg) ini amatlah berbahaya disa'at menyambar kesana kemari, seolah mencari ujung-ujung dari ION bermuatan listrik Negatif (-). Suara menggelegarlah yang terdengar, bila ujung-ujung ION mereka bertemu.
    ALLOH.SWT, Tuhan yang telah membuka ke samar-samaran, tentang tuhan nya orang KRISTEN, yaitu salah satunya berhala RAKSASA patung yesus, yang ada di Amerika (AS).
    Berarti jelas, tuhannya orang kristen, adalah NEGATIF (-).
    Terbukti patung berhala raksasa "yesus" di SAMBAR PETIR (GLEDEG) ha ha 17X.
    TUHAN koq di SAMBAR GLEDEG.
    Astaghfirulloh. (part2).

    BalasHapus