ENGLISH       INDONESIA

Senin, 31 Maret 2008

Bahaa el-Din Ahmed Hussein el-Akkad (FROM MUSLIM TO BE CHRISTIAN JAILED IN EGYPT)

Secret police flout court order to release former Muslim sheikh.

Bahaa
Bahaa el-Din el-Akkad
October 18 (Compass Direct News) – A Muslim sheikh jailed in Egypt for 18 months has declared from his prison cell that he is under arrest for “insulting Islam” by becoming a Christian.

Egypt’s secret police transferred Bahaa el-Din Ahmed Hussein el-Akkad, 57, to the Wadi el-Natroun Prison last month. He was told he would remain there indefinitely unless he agreed to work as a government informer against other converts to Christianity.

According to the prisoner’s Cairo attorney, Athanasius William, his client remains incarcerated in this desert prison “only because he has chosen a different belief, to be a Christian.”

El-Akkad was imprisoned without charges for more than a year after officials of the State Security Investigation (SSI) arrested him in Cairo on April 6, 2005.

Although subjected to repeated interrogations, the former Muslim was never told the specific accusations against him. But several of his cellmates spread rumors that he was converting and baptizing people into Christianity, sparking verbal abuse and at least one severe beating from a fellow prisoner.

Bahaa after his arrest
El-Akkad after his arrest
When the courts finally ordered El-Akkad’s release from provisional detention 10 weeks ago, SSI authorities deliberately ignored the ruling. Instead, they held him in their Gaber Ibn Hayyan office in Giza and then transferred him to the Wadi el-Natroun Prison, located 60 miles north of Cairo along the highway to Alexandria.

William told Compass it was strictly illegal for the SSI to have re-arrested El-Akkad and jailed him indefinitely “without the orders of a legally authorized official,” as required under Article 280 of the Egyptian penalty laws.

Disillusioned with Islam

In a series of handwritten notes smuggled out of prison in recent months and obtained by Compass, El-Akkad declared that he had “chosen the Christian faith” after years of research on Islam.

For more than 20 years, the former sheikh was a member of the fundamentalist Islamic group Tabligh and Da’wa, which actively proselytized non-Muslims but strictly opposed violence. He also led a mosque community in Al-Haram, in the Giza area adjacent to Cairo. In 1994 he had published, Islam: the Religion, a 500-page book reviewing the traditional beliefs of the Islamic faith.

But he became disillusioned, and five years ago the sheikh said he began to pray that he could somehow know God personally. It was not until January 2005 that he talked for the first time with someone who explained the tenets of the Christian faith to him. He began intensive study of Christian Scripture, and within weeks he became a follower of Jesus.

“This is a proof to all Muslims,” El-Akkad wrote, “that the person who studies the two religions from an objective and serious perspective will choose the Christian approach.”

But within two months, word of El-Akkad’s conversion to Christianity had reached the SSI, and secret police picked him up without warning from his private trade office.

Family Waits in Vain

After six weeks in SSI detention, El-Akkad was sent to Cairo’s Tora Mazraa Prison. When his lawyer, William, finally obtained power of attorney to visit the convert, he was told he was incarcerated under emergency law provisions on suspicion of “committing blasphemy against Islam.”

For the following year, El-Akkad’s detention was renewed every 45 days under emergency law provisions, even though he still had not been formally charged.

But this past July, authorities instituted a new law restricting provisional detention regulations, specifying that the length of provisional detention for a misdemeanor should not, “whatever the circumstances,” exceed six months.

El-Akkad was accused of “insulting a heavenly religion,” a misdemeanor under Article 98-F of the Egyptian penal code. So a Cairo court ordered him released on July 30.

After learning of the court-ordered release, El-Akkad’s wife and three children waited in vain for him to return home. Ten days later, William finally confirmed that although the convert had been released from prison, he remained in SSI custody in Giza.

Desert Prison

By mid-September, authorities transferred El-Akkad to the maximum security Wadi el-Natroun Prison, where the majority of Egyptian Islamists sentenced for anti-government activities are incarcerated.

Notorious for its Spartan conditions in the desert, the prison facility houses its prisoners in small cells measuring one by two meters.

According to William, his client is in weak health from prison, suffering from high blood pressure as well as skin diseases caused by extreme temperatures, unsanitary cell conditions and bites from insects and small reptiles.

“He is locked in a place where he may die because his age, body and mind cannot tolerate this cruelty and stubbornness of the state security authorities,” William said.

The attorney has received no response from a petition he filed to Attorney General Abdel Meguid Mahmoud on September 4 citing serious legal violations in El-Akkad’s case.

Although Egypt’s Christian citizens are free to embrace Islam and obtain legal Muslim identities, Muslim citizens are not allowed to change their religious identity. Those who become Christians are subjected to severe harassment by the SSI, which often arrests converts for either insulting Islam or “threatening national security.”

(Wednesday October 18, 2006 - Compass Direct News)

--------------------------------------------------------------------------

October 18 (Compass Direct News) – Seorang sheikh yg dipenjara selama 18 bulan menyatakan dari selnya bahwa ia ditahan karena tuduhan 'menghujat Islam' karena murtad dan masuk Kristen.

Intel Mesir mentransfer Bahaa el-Din Ahmed Hussein el-Akkad, 57, ke penjara gurun pasir, Wadi el-Natroun bulan lalu. Ia mengatakan, ia akan disekap disana tanpa batas waktu kecuali ia bersedia memata-matai muslim-muslim lain yg "murtad" dan masuk Kristen.

Menurut pengacara penjara Kairo, Athanasius William, kliennya dipenjara di penjara gurun pasir “hanya karena ia memilih agama lain, Kristen.”

El-Akkad dipenjara tanpa tuduhan selama lebih dari satu tahun setelah Intel menahannya di Kairo tanggal 06 April 2005.

Walau terus diinterogasi, mantan Muslim itu tidak pernah diberitahu apa sebenarnya tuduhan yg dijatuhkan terhdpnya, tetapi rekan2 sepenjaranya mengatakan bahwa ia ganti agama dan membaptis orang sehingga mengakibatkannya dipukuli sampai babak belur oleh sesama tawanan.

Setelah pengadilan memerintahkan pembebasannya, pihak intel tidak mengacuhkan keputusan itu. Malah mereka memindahkannya ke penjara di gurun pasir.

Dalam sejumlah tulisan tangannya yg diselundupkan dari penjara beberapa bulan ini, ia mengatakan bahwa ia memilih agama Kristen setelah bertahun-tahun mempelajari Islam.

Selama lebih dari 20 tahun, mantan sheikh ini adalah anggota kelompok Islam fundamentalis, Tabligh dan Da’wah, yg secara aktif membujuk non-Muslim masuk Islam tetapi menolak kekerasan. Ia memimpin mesjid di Al-Haram, di kawasan Giza dekat Kairo. Th 1994 ia menerbitkan buku (Islam: the Religion, buku berisi 500 halaman yg mengulas Islam)

Tetapi ia semakin kecewa dgn Islam dan 5 tahun lalu ia mulai mencari versi Tuhan yg bisa dikenalinya secara pribadi. Baru pd bulan Januari 2005 ia mulai mempelajari Injil secara intensif dan dlm beberapa minggu ia menjadi PENGIKUT KRISTUS.

“Ini bukti bagi semua Muslim,” tulis El-Akkad, “bahwa orang yg mempelajari kedua agama dari perspektif serius dan obyektif akan memilih pendekatan cara Kristen.”

Tetapi dua bulan kemudian, kemurtadan El-Akkad membuat marah intel dan ia dijemput dari kantornya.

Walau kaum Kristen Mesir bebas memeluk Islam, warga Muslim TIDAK BOLEH mengganti identitas agama mereka. Mereka yg murtad akan ditangkap intel dan dituduh menghujat Islam atau mengancam kemanan nasional.

Minggu, 30 Maret 2008

Teguh di dalam Kristus

Jika Anda yakin pada pendirian anda, jika Anda mengharapkan hadirat Kristus yang hidup di dalam diri Anda, Anda bisa tertawa ketika Anda melihat keadaan makin memburuk. Allah akan membuat Anda berdiri teguh di dalam Kristus, dan itu hanya terjadi jika Anda dipenuhi dengan Roh Kudus sehingga Anda menjadi tabah dan tidak tergoyahkan di dalam Dia.

Di kayu salib, Yesus menyerahkan diriNya tanpa cacat kepada Allah. Kemudian Allah memimpinNya melalui kubur kosong, kenaikan yang mulia, dan mendapat tempat di takhtaNya. Allah ingin membawa kita seperti itu, dan Roh Kudus akan memimpin setiap langkah kita.

Anak Allah tidak akan pernah dipuaskan sampai kita bersamaNya, membagi kemuliaan dan takhtaNya.

(Smith.W)

Kunci untuk Menerima Berkat - Berkat Allah yang terbaik

Inilah Kunci dan Rahasia untuk menerima berkat-berkat Allah yang terbaik dalam hidup kita yaitu dengan jalan mengasihi musuh-musuh anda (maksud: orang-orang yang menyakiti hati Anda). Saya tahu dari pengalaman bahwa bila Anda ingin sembuh dan selalu hidup sehat, serta mendapatkan semua berkat rohani dari Allah, maka Anda harus mengasihi musuh-musuh Anda, berbuat baik kepada mereka, memberkati dan mendoakan mereka.

(Kenneth.E.H)

Yesus Jauh Lebih Besar

Ada kekuatan jahat, tetapi Yesus jauh lebih besar daripada semuanya. Ada penyakit yang sangat mengerikan, tetapi Yesus adalah Penyembuh. Tidak ada masalah yang terlalu sulit bagiNya.

Singa dari Yehuda bisa mematahkan setiap rantai. Dia datang untuk melepaskan yang tertindas dan membebaskan yang tertawan. Dia datang membawa Penebusan, membuat kita menjadi manusia yang sempurna di hadapan-Nya.

Setiap kasih karunia yang diberikan kepada Anda: Pengampunan – Penyembuhan – Pembebasan, akan ditentang oleh Iblis. Dia akan menggoda Anda. Ketika Anda diselamatkan, Iblis akan berkata,”Lihat, kau tidak diselamatkan.”

Iblis adalah Pendusta. Jika ia berkata bahwa Anda tidak diselamatkan, maka itu adalah tanda yang pasti bahwa Anda diselamatkan.


(Smith.W)

Selasa, 25 Maret 2008

Mengapa Iman Anda Tidak Bekerja?

Jika anda melihat bahwa iman anda tidak bekerja atau membuahkan hasil berarti anda perlu memeriksa kembali bagaimana kehidupan anda di dalam Kasih.

Kalau anda tidak hidup di dalam kasih, maka iman anda tidak akan bekerja.

Ingat, mungkin ada kesalahan orang lain bahkan kesalahan diri sendiri yang anda masih simpan dan ingat-ingat di dalam hati anda; itu bisa jadi penghambat dan penyebab sehingga iman anda tidak bekerja dan membuahkan hasil.

Ampunilah kesalahan orang lain mulai dari yang paling ringan sampai yang paling menyakitkan hati anda, karena Kristus pun telah mengampuni kesalahan anda. Dan kesalahan anda sendiri di masa lalu yang sudah diampuni Allah, jangan diingat-ingat lagi, sebab bisa menjadi penghalang bagi keberhasilan iman anda.

Kasih dan Pengampunan itu tidak dapat dipisahkan; keduanya pasti berjalan bersama, sebab pengampunan adalah salah satu bagian dari kasih. Jadi anda tidak dapat menggerakkan iman anda jika anda tidak hidup dalam kasih dan pengampunan.

Ada 3 hal yang terpenting di dalam kehidupan orang percaya, yaitu Iman, Harap, dan Kasih; dan di antara ketiga hal ini Kasih-lah yang Terbesar. Alkitab mengatakan bahwa ALLAH adalah KASIH (I Yoh 4:8), oleh karena itu kita perlu lebih dalam mengenal Kasih Allah.

Mengapa Kasih lebih besar daripada Iman? Karena IMAN tidak dapat bekerja tanpa KASIH. Diperlukan adanya Kasih untuk membuat Iman bekerja. - Galatia 5:6.

Kasih Allah adalah kuasa dari Iman.

Setiap langkah di luar kasih Allah adalah dosa. Berjalan di dalam kasih berarti menggenapi hukum Taurat. Hidup dalam kasih Allah berarti hidup dalam kebaikan dan kelemahlembutan, hidup dalam kesabaran, tidak menyombongkan diri, tidak mementingkan diri sendiri, tidak mudah tersinggung, tidak bersikeras menuntut hak-haknya atau kehendaknya sendiri, kasih itu tidak mudah marah atau pendendam, kasih itu tidak menyimpan kesalahan diri sendiri ataupun kesalahan orang lain, kasih itu mengabaikan perlakuan yang tidak baik dari orang lain, kasih itu mengharapkan yang “terbaik” dari setiap orang.

(Kenneth.E.H)