ENGLISH       INDONESIA

Minggu, 04 Mei 2008

Martir dari Roma (Sebastian - sekitar tahun 284-305 Masehi)

Pada zaman setelah para rasul hidup, diantara sekian banyak orang yang harus kehilangan nyawa semasa masa penganiayaan berdarah, terdapat seorang bernama Sebastian.

Ia adalah orang kudus yang lahir di Narbonne, Gaul.
Di Milan, ia diajar hidup menurut prinsip-prinsip kekristenan dan kemudian menjadi
kepala pengawal kaisar di Roma.

Ia tetap menjadi orang Kristen yang benar meskipun sekelilingnya penuh dengan penyembah berhala. Ia tak tergoda oleh kemewahan istana, juga tak ternoda contoh-contoh jahat.

Ia dihormati di kalangan petinggi negara, dicintai oleh orang-orang yang sederajat dengannya, dan disanjung oleh bawahannya.

Hidup penuh dengan kebahagiaan. Ia terus menjaga iman dan tempatnya, hingga suatu saat, penganiayaan mendepak hidupnya.

Ia difitnah memberontak dan mengkhianati Fabian, pengawal pribadi kaisar, oleh seorang bernama Torquatus. Ternyata, Torquatus adalah orang yang berpura-pura menjadi Kristen.

Karena jabatannya yang tinggi, Sebastian tidak mungkin langsung dihukum mati tanpa perintah langsung dari Kaisar di Dioclecian.

Mendengar tuduhan ini, kaisar memanggil Sebastian dan menuduhnya tidak tahu berterima kasih karena mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya dan juga menjadi musuh dewa-dewa kerajaan serta musuh dirinya sendiri.

Menjawab tuduhan ini, Sebastian berkata bahwa agama yang dianutnya bukanlah agama yang cenderung merusak, bukan pula agama yang membuat dirinya melawan kesejahteraan kerajaan atau kaisar.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa bukti terbesar yang dapat diberikan atas kesetiaannya adalah kenyataan bahwa ia berdoa kepada satu-satunya Allah yang Besar supaya kaisar selalu sehat dan sejahtera.

Mendengar perkataan Sebastian, kaisar marah dan memerintahkan membawa Sebastian ke sebuah lapangan dekat kota yang bernama Campus Martius.

Disana, ia dihukum mati dengan dihunjam panah. Beberapa orang Kristen ada ditempat itu. Mereka bermaksud memberikan penguburan yang layak atas mayat Sebastian. Tetapi saat mereka melihat masih ada tanda-tanda kehidupan, mereka memindahkannya ke tempat yang aman dan merawatnya disana. Memang ia masih hidup, tetapi sebenarnya ia segera akan berhadapan dengan kematian yang untuk kedua kalinya.

Begitu ia mulai bisa berjalan, ia sengaja pergi dan berdiri di jalan menuju kuil yang sedang dilalui kaisar. Kehadiran seorang yang seharusnya yang telah mati sangat mengejutkan kaisar. Lebih-lebih lagi ketika Sebastian mulai berbicara. Dengan penuh kesederhanaan ia menegur kaisar atas kekejaman dan prasangkanya terhadap kekristenan. Ketika kaisar Dioklesia sadar dari keterkejutannya, ia memerintahkan untuk menangkap Sebastian dan membawanya ke sebuah tempat dekat istana untuk dipukuli sampai mati.

Orang-orang kristen tidak boleh mencoba untuk mengobatinya bahkan mengubur mayatnya. Kaisar bahkan memerintahkan untuk membuang mayat Sebastian ke pipa pembuangan kotoran. Meskipun demikian, seorang wanita Kristen bernama Lucina berhasil menemukan alat yang dapat digunakannya untuk memindahkan mayat Sebastian dari pipa kotoran itu dan menguburkannya di kuburan bawah tanah.

Martir Pertama di Inggris (ALBAN - Juni Th. 287 Masehi)

Dalam sejarah kerajaan Roma, salah satu penganiayaan terburuk atas orang-orang Kristen terjadi pada masa Dioklesia (284-305 Masehi).

Keinginan untuk mengembalikan agama berhala Romawi menyebabkan terjadinya penganiayaan besar-besaran terhadap orang Kristen. Inilah penganiayaan terbesar dan yang terkahir dimasa kerajaan Roma. Salah satu korban Dioklesia adalah seorang Kristen yang bernama Alban.

Mulanya Alban adalah orang kafir. Suatu hari seorang pendeta Kristen bernama
Amphibalus membagikan kebenaran Kristus padanya. Karena imannya, Amphibalus
dikejar-kejar para penguasa dan seperti Rahab yang menyembunyikan dua pengintai yang diutus melihat tanah perjanjian, Alban pun menyembunyikan Amphibalus dirumahnya.

Ketika para serdadu tiba untuk mencari Amphibalus di rumahnya, Alban mengaku dirinya sebagai Amphibalus supaya Amphibalus sendiri punya cukup waktu untuk melarikan diri. Kebohongan Alban segera diketahui dan pemerintah memerintahkan untuk mencambuk lalu memenggal kepalanya.

Orang yang telah ditunjuk untuk mengeksekusi Alban tiba-tiba bertobat dan memohon kepada Alban supaya ia boleh mati untuknya atau dengannya. Akhirnya, ia pun dihukum mati bersama dengan Alban. Keduanya dipenggal pada 22 Juni 287 Masehi.

Kota St.Alban's di kabupaten Hertfordshire,Inggris, diberi nama St.Alban's untuk mengenang Alban karena keberaniaannya menyerahkan nyawanya bagi temannya (Yohanes 15:13). Apa yang kita lakukan jika para petugas datang ke pintu kita mencari pendeta kita untuk dibunuh?

Bahkan hari ini, saat orang-orang Kristen di negara-negara terlarang di penjara karena iman mereka, pelayanan mereka tidak berhenti sampai di situ. Pendeta Wumbrand mendapat hak istimewa melihat Letnan Grecu yang menginterogasi dirinya di penjara meletakkan imannya pada Yesus.

Doa-doa kita dapat membuat hati para penganiaya/pengeksekusi, penginterogasi dan penjaga penjara bahkan para pemimpin bangsa untuk percaya kepada Sumber Keselamatan Sejati, yakni Yesus Kristus !

Sabtu, 03 Mei 2008

Eulogy

 
We buried my mother yesterday. Her eulogy is at my brothers blog "Only in His Service." If your interested in reading it, click here.

Kamis, 01 Mei 2008

VIDEO - SONG FOR JESUS - "MY REDEEMER LIVES" (DARLENE ZSCHECH)

Rabu, 30 April 2008

Passing Over

 
I don't know what to write. I really don't. I wait on God to tell me what I should write and I hear nothing. I can only reflect.
dsc00662
The last 12 days have been long and a blur. I have seen God move in so many ways that I can only sit in awe of the beauty of His glory. I have had ordained appointments, seen into the spirit realm and cried till my eyes became raw.

I waited for the spirit of death and he arrived last night at 10 till 7. My mother is gone. Gone from us, but now with the Father. She cried at that moment of death and I rose up from my sit, bent over her and spoke truth to her. She heard me, my brother kissed her and she left. Oh, how we wept.

Throughout the day people had come and gone in her room. So, many prayed and so many songs were sang over her. The song, still resonate in my heart. My friends came and loved on my mother as if she were their own. They are, my friends, beautiful people of God. Giving of themselves in that hour and showing the love of God. To them I say "Thank you".

I prayed, all day, that God would let me see her go. I expected, if I saw, it to be like it was in the post "Spirit of Man". But, as the day went on, I just began to ask for God's will and left my need behind. Turns out, a friend had been praying that God would give me a supernatural experience with my mother and he did.
DSC00668
At some point in the day, I had the thought that my mother's spirit was going to go right through me. After the thought, I pondered and told myself that was weird.
Feeling it was my own strange thinking, I let it go. But, in that last moment, I knew before she took her last breath that it was done. I sat back and I saw a blur quickly rise up out of her and fly right through me. I felt a weight come off of me. It gave me the feeling that I had lost a hundred pounds and was, for a second weightless. She did as I had thought and flew right through me.

It has only been eleven hours now, but there has been much speculation on why this happen by a handful of people. One, was that she took with her the burden that I have been carry for the last five years of taking care of her. I don't know. Maybe, it was just God's way of answering my prayer of seeing her go. No matter what the reason, it was a beautiful moment and I thank the Most High for giving it to me.
grandma nancy
They told us that we could take as much time with her as we wanted after she was gone. But, we began to pack up and leave. She was no longer there and we saw no point. Her body is now in the hands of the embalmer, which is a notion that I can not stand. I detest embalming and think that we should, like the Jews, go to the ground quickly and not mutilate the body. But, she wanted to allow time for her out of state family to come to see her. So, I cringe and just take it.
virginia, corene, agnes, katherine
There are certain things that we need and want in this life and one that strikes us to the very core is the need for our mothers. Good or bad we are connected to her in so many ways. That earthly connection, for myself, has been broken. I will, however, see her again. I have that great hope in my life. I have assurance of where she is now and her future. My mother has not stopped she has become more. More lovely, more vigorous, more joyful, more enlightened, more gracious, more elegant, more beautiful. She is now set free and I know, with out a doubt, that she is happy.