ENGLISH       INDONESIA

Kamis, 03 April 2008

Beberapa Mata Rantai yang Hilang dalam PENYEMBAHAN

Gereja-gereja saat ini banyak yang memuji dan menyembah Tuhan dengan menggunakan alat musik yang beraneka ragam. Beberapa di antaranya menegakkan bulu roma dan hadirat Allah pun dimanifestasikan. Hal-hal ini menjadi suatu ritual yang rutin dalam kebanyakan gereja. Sebaliknya pada masa Perjanjian Lama, perwujudan Awan Kemuliaan / Shekina Glory ALLAH di dalam Tabernakel Israel adalah suatu peristiwa yang biasa terjadi (Keluaran 40:34-35; I Raj 8:11; II Taw 5:13-14; 7:1,2)

Pertanyaannya adalah mengapa kita, para imam Perjanjian Baru, tidak mengalami sedikitpun Shekina Glory Allah pada saat kita beribadah??? Seharusnya kita, imam Perjanjian Baru, dapat mengalaminya lebih banyak lagi. Karena apa? Karena:

  1. Sudah dijanjikan Allah (Hagai 2:10)
  2. Kita telah memilki Roh Kudus di dalam diri kita (Yoh 14:17)

Pasti terdapat beberapa mata rantai yang hilang dalam penyembahan kita, sehingga kita tidak mengalami kepenuhan berkat-berkat Allah.

Beberapa mata rantai yang hilang itu adalah:

1. KEKUDUSAN.

Kita harus dihiasi dengan kekudusan saat menyembah Allah (Mazmur 29:2). Kita tidak dapat menyembah Allah saat dosa masih berada di dalam hati kita (Matius 5:23-24). Seperti halnya pakaian imam Perjanjian Lama tidak boleh bernoda atau kotor saat menghadap Allah, demikian pula imam Perjanjian Baru harus memiliki hati yang bersih dan murni dari noda dosa. Tertulis dalam Firman Tuhan, bahwa dosa dalam hati kita akan memisahkan kita dari hadiratNya dan menyebabkan Allah menyembunyikan wajahNya (Yes 59:2).

2. PENGHORMATAN (RASA HORMAT DAN TAKUT AKAN TUHAN).

“Sembahlah Tuhan dengan keindahan dari kekudusan, gemetarlah di hadapanNya, dan hormati/takutilah Dia, hai seluruh bumi” (Mazmur 96:9 - Amp. Bible).

“Tetapi aku, aku akan memasuki rumahMu melalui kelimpahan kasih setia dan kemurahanMu; aku akan menyembah ke / di baitMu yang kudus dengan takut akan Engkau” (Mazmur 5:8 – Amp. Bible)

Pada kedua ayat di atas, kata hormat dan takut dapat ditukar penggunaannya. Mari kita selidiki dalam bahasa Ibrani dan Yunani:

Kata TAKUT adalah:

  1. Yare (Ibr) artinya menjadi takut, perasaan khidmat, ketakutan
  2. Yirah (Ibr) artinya takut, hormat.
  3. Phobos (Yun) artinya takut, ngeri, terror; mempunyai arti yang sama dengan: takut yang disertai hormat, yaitu ketakutan yang luar biasa apabila mengecewakan Tuhan.
  4. Eulabeia (Yun) artinya hormat, takut yang saleh. Juga mempunyai arti yang sama dengan ketakutan, tapi khususnya adalah takut yang kudus., takut yang bercampur dengan kasih.

Alasan mengapa kita kurang/tidak hormat dan takut akan Tuhan adalah karena kita hanya memandang Tuhan sebagai Anak Manusia dari Nazareth yang rendah hati dan lemah lembut. Namun Firman Tuhan menyatakan bahwa kepenuhan Allah secara jasmani berdiam di dalam Tuhan Yesus Kristus (Kol 2:9). Walaupun Dia adalah Allah yang rendah hati dan lemah lembut, namun Allah juga adalah Api yang menghanguskan (Ul 4:24, Ibr 12:29), Api yang menjilat (Maz 50:3), Allah yang dahsyat / mengagumkan / menakutkan (Kej 28:17, Ul 10:17, Dan 9:4).

Tuhan bisa bersahabat dengan kita, tetapi kita tidak bisa bermain-main denganNya. Seperti ada pepatah,”bermain-main menyebabkan penghinaan”, demikian juga Tuhan tidak mungkin “bermain-main” dengan kita. Allah mengasihi dan memperlakukan kita sebagai sahabatNya, seperti Dia memperlakukan Abraham dan Musa, tetapi Dia tidak bermain-main. Musa mencoba untuk bermain-main dengan Tuhan, tetapi ia harus membayar harga yang mahal untuk pelajaran tersebut (Bil 20:7-12, Ul 3:23-28).

3. KERENDAH-HATIAN

“Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang mendiami kekekalan, yang namaNya adalah Kudus: Aku bersemayam di tempat yang tinggi dan kudus, tetapi juga bersama orang yang remuk dan rendah hati, untuk membangkitkan semangat orang yang rendah hati dan untuk membangkitkan hati orang yang sungguh-sungguh menyesal (karena dosa)”. – Yesaya 57:15.

Kita tidak dapat menyembah Allah dengan hati yang sombong. Contohnya seperti Lucifer, kerub yang diurapi, yang diberikan hak istimewa untuk berjalan di atas gunungNya yang kudus, jatuh ke dalam dosa karena kesombongannya sendiri (Yes 14:13-14, Yeh 28:17).

Kerendahhatian merupakan pengaruh yang dihasilkan dari kesadaran kita akan ketidaklayakan kita di hadapan hadirat Tuhan yang mengagumkan.

Menyembah adalah merendahkan hati dan meninggikan Allah.

Teladan utama dari kerendahatian adalah Yesus, walaupun Dia adalah Allah, namun telah merendahkan diriNya sendiri sebagai manusia biasa, bahkan rela mati di kayu salib demi menebus dosa manusia. Untuk itulah Allah Bapa paling meninggikanNya melebihi segala yang ada di langit dan di bumi.

(Selvaraj)

Percaya Saja !

Percaya saja!

Percaya saja!

Segala sesuatu itu mungkin!

Percaya saja!

Puji Tuhan, Dia membuat segala sesuatu itu mungkin. Ada kemerdekaan untuk semua orang, apapun masalahnya. Dia memberikan kemerdekaan dari semua kesulitan, atas semua kuasa jahat, atas semua kebobrokan moral.

Semua dosa telah ditebus di KALVARI.

(Smith.W)

Senin, 31 Maret 2008

Bahaa el-Din Ahmed Hussein el-Akkad (FROM MUSLIM TO BE CHRISTIAN JAILED IN EGYPT)

Secret police flout court order to release former Muslim sheikh.

Bahaa
Bahaa el-Din el-Akkad
October 18 (Compass Direct News) – A Muslim sheikh jailed in Egypt for 18 months has declared from his prison cell that he is under arrest for “insulting Islam” by becoming a Christian.

Egypt’s secret police transferred Bahaa el-Din Ahmed Hussein el-Akkad, 57, to the Wadi el-Natroun Prison last month. He was told he would remain there indefinitely unless he agreed to work as a government informer against other converts to Christianity.

According to the prisoner’s Cairo attorney, Athanasius William, his client remains incarcerated in this desert prison “only because he has chosen a different belief, to be a Christian.”

El-Akkad was imprisoned without charges for more than a year after officials of the State Security Investigation (SSI) arrested him in Cairo on April 6, 2005.

Although subjected to repeated interrogations, the former Muslim was never told the specific accusations against him. But several of his cellmates spread rumors that he was converting and baptizing people into Christianity, sparking verbal abuse and at least one severe beating from a fellow prisoner.

Bahaa after his arrest
El-Akkad after his arrest
When the courts finally ordered El-Akkad’s release from provisional detention 10 weeks ago, SSI authorities deliberately ignored the ruling. Instead, they held him in their Gaber Ibn Hayyan office in Giza and then transferred him to the Wadi el-Natroun Prison, located 60 miles north of Cairo along the highway to Alexandria.

William told Compass it was strictly illegal for the SSI to have re-arrested El-Akkad and jailed him indefinitely “without the orders of a legally authorized official,” as required under Article 280 of the Egyptian penalty laws.

Disillusioned with Islam

In a series of handwritten notes smuggled out of prison in recent months and obtained by Compass, El-Akkad declared that he had “chosen the Christian faith” after years of research on Islam.

For more than 20 years, the former sheikh was a member of the fundamentalist Islamic group Tabligh and Da’wa, which actively proselytized non-Muslims but strictly opposed violence. He also led a mosque community in Al-Haram, in the Giza area adjacent to Cairo. In 1994 he had published, Islam: the Religion, a 500-page book reviewing the traditional beliefs of the Islamic faith.

But he became disillusioned, and five years ago the sheikh said he began to pray that he could somehow know God personally. It was not until January 2005 that he talked for the first time with someone who explained the tenets of the Christian faith to him. He began intensive study of Christian Scripture, and within weeks he became a follower of Jesus.

“This is a proof to all Muslims,” El-Akkad wrote, “that the person who studies the two religions from an objective and serious perspective will choose the Christian approach.”

But within two months, word of El-Akkad’s conversion to Christianity had reached the SSI, and secret police picked him up without warning from his private trade office.

Family Waits in Vain

After six weeks in SSI detention, El-Akkad was sent to Cairo’s Tora Mazraa Prison. When his lawyer, William, finally obtained power of attorney to visit the convert, he was told he was incarcerated under emergency law provisions on suspicion of “committing blasphemy against Islam.”

For the following year, El-Akkad’s detention was renewed every 45 days under emergency law provisions, even though he still had not been formally charged.

But this past July, authorities instituted a new law restricting provisional detention regulations, specifying that the length of provisional detention for a misdemeanor should not, “whatever the circumstances,” exceed six months.

El-Akkad was accused of “insulting a heavenly religion,” a misdemeanor under Article 98-F of the Egyptian penal code. So a Cairo court ordered him released on July 30.

After learning of the court-ordered release, El-Akkad’s wife and three children waited in vain for him to return home. Ten days later, William finally confirmed that although the convert had been released from prison, he remained in SSI custody in Giza.

Desert Prison

By mid-September, authorities transferred El-Akkad to the maximum security Wadi el-Natroun Prison, where the majority of Egyptian Islamists sentenced for anti-government activities are incarcerated.

Notorious for its Spartan conditions in the desert, the prison facility houses its prisoners in small cells measuring one by two meters.

According to William, his client is in weak health from prison, suffering from high blood pressure as well as skin diseases caused by extreme temperatures, unsanitary cell conditions and bites from insects and small reptiles.

“He is locked in a place where he may die because his age, body and mind cannot tolerate this cruelty and stubbornness of the state security authorities,” William said.

The attorney has received no response from a petition he filed to Attorney General Abdel Meguid Mahmoud on September 4 citing serious legal violations in El-Akkad’s case.

Although Egypt’s Christian citizens are free to embrace Islam and obtain legal Muslim identities, Muslim citizens are not allowed to change their religious identity. Those who become Christians are subjected to severe harassment by the SSI, which often arrests converts for either insulting Islam or “threatening national security.”

(Wednesday October 18, 2006 - Compass Direct News)

--------------------------------------------------------------------------

October 18 (Compass Direct News) – Seorang sheikh yg dipenjara selama 18 bulan menyatakan dari selnya bahwa ia ditahan karena tuduhan 'menghujat Islam' karena murtad dan masuk Kristen.

Intel Mesir mentransfer Bahaa el-Din Ahmed Hussein el-Akkad, 57, ke penjara gurun pasir, Wadi el-Natroun bulan lalu. Ia mengatakan, ia akan disekap disana tanpa batas waktu kecuali ia bersedia memata-matai muslim-muslim lain yg "murtad" dan masuk Kristen.

Menurut pengacara penjara Kairo, Athanasius William, kliennya dipenjara di penjara gurun pasir “hanya karena ia memilih agama lain, Kristen.”

El-Akkad dipenjara tanpa tuduhan selama lebih dari satu tahun setelah Intel menahannya di Kairo tanggal 06 April 2005.

Walau terus diinterogasi, mantan Muslim itu tidak pernah diberitahu apa sebenarnya tuduhan yg dijatuhkan terhdpnya, tetapi rekan2 sepenjaranya mengatakan bahwa ia ganti agama dan membaptis orang sehingga mengakibatkannya dipukuli sampai babak belur oleh sesama tawanan.

Setelah pengadilan memerintahkan pembebasannya, pihak intel tidak mengacuhkan keputusan itu. Malah mereka memindahkannya ke penjara di gurun pasir.

Dalam sejumlah tulisan tangannya yg diselundupkan dari penjara beberapa bulan ini, ia mengatakan bahwa ia memilih agama Kristen setelah bertahun-tahun mempelajari Islam.

Selama lebih dari 20 tahun, mantan sheikh ini adalah anggota kelompok Islam fundamentalis, Tabligh dan Da’wah, yg secara aktif membujuk non-Muslim masuk Islam tetapi menolak kekerasan. Ia memimpin mesjid di Al-Haram, di kawasan Giza dekat Kairo. Th 1994 ia menerbitkan buku (Islam: the Religion, buku berisi 500 halaman yg mengulas Islam)

Tetapi ia semakin kecewa dgn Islam dan 5 tahun lalu ia mulai mencari versi Tuhan yg bisa dikenalinya secara pribadi. Baru pd bulan Januari 2005 ia mulai mempelajari Injil secara intensif dan dlm beberapa minggu ia menjadi PENGIKUT KRISTUS.

“Ini bukti bagi semua Muslim,” tulis El-Akkad, “bahwa orang yg mempelajari kedua agama dari perspektif serius dan obyektif akan memilih pendekatan cara Kristen.”

Tetapi dua bulan kemudian, kemurtadan El-Akkad membuat marah intel dan ia dijemput dari kantornya.

Walau kaum Kristen Mesir bebas memeluk Islam, warga Muslim TIDAK BOLEH mengganti identitas agama mereka. Mereka yg murtad akan ditangkap intel dan dituduh menghujat Islam atau mengancam kemanan nasional.

Minggu, 30 Maret 2008

Teguh di dalam Kristus

Jika Anda yakin pada pendirian anda, jika Anda mengharapkan hadirat Kristus yang hidup di dalam diri Anda, Anda bisa tertawa ketika Anda melihat keadaan makin memburuk. Allah akan membuat Anda berdiri teguh di dalam Kristus, dan itu hanya terjadi jika Anda dipenuhi dengan Roh Kudus sehingga Anda menjadi tabah dan tidak tergoyahkan di dalam Dia.

Di kayu salib, Yesus menyerahkan diriNya tanpa cacat kepada Allah. Kemudian Allah memimpinNya melalui kubur kosong, kenaikan yang mulia, dan mendapat tempat di takhtaNya. Allah ingin membawa kita seperti itu, dan Roh Kudus akan memimpin setiap langkah kita.

Anak Allah tidak akan pernah dipuaskan sampai kita bersamaNya, membagi kemuliaan dan takhtaNya.

(Smith.W)

Kunci untuk Menerima Berkat - Berkat Allah yang terbaik

Inilah Kunci dan Rahasia untuk menerima berkat-berkat Allah yang terbaik dalam hidup kita yaitu dengan jalan mengasihi musuh-musuh anda (maksud: orang-orang yang menyakiti hati Anda). Saya tahu dari pengalaman bahwa bila Anda ingin sembuh dan selalu hidup sehat, serta mendapatkan semua berkat rohani dari Allah, maka Anda harus mengasihi musuh-musuh Anda, berbuat baik kepada mereka, memberkati dan mendoakan mereka.

(Kenneth.E.H)