ENGLISH       INDONESIA

Sabtu, 05 April 2008

Kita adalah Generasi Terakhir

Mungkin kita heran dan bertanya, mengapa banyak orang Kristen dipenuhi / dibaptis Roh Kudus dalam dekade tahun 1990 – 2000 ?

Jawabannya adalah karena Tuhan sedang mempersiapkan SATU GENERASI TERAKHIR sebagai Pasukan Rohani Kristus yang besar, Pasukan rohani yang dikuasai oleh Roh Kudus untuk memberitakan Injil Kerajaan Surga ke seluruh dunia. Pasukan rohani yang besar ini dipakai Tuhan untuk menjadi Saksi Kristus, dan menyatakan Kabar Baik ke seluruh dunia: bahwa Yesus Kristus sudah bangkit dan menang atas kematian, dengan demikian Kristus sanggup juga melepaskan kita dari hukuman dosa, yakni menderita di dunia dan menderita di neraka selama-lamanya. Pasukan Besar ini akan menyatakan Kuasa dan Kemuliaan Yesus Kristus kepada tetangga/sesama mereka. Pasukan rohani ini banyak melakukan tanda-tanda, mujizat, kesembuhan, dll; dan pada akhirnya menyelesaikan Amanat Agung dari Yesus Kristus (Matius 28:19,20).

Pasukan Rohani yang besar ini akan menyatakan Kabar Kelepasan dan Keselamatan dari Yesus Kristus ke seluruh dunia, supaya banyak kehidupan manusia di dunia ini dapat diselamatkan dari sergapan mulut Neraka. Bukan hanya diselamatkan tetapi juga disucikan, bahkan disempurnakan, ya, disempurnakan pada hari kedatangan Tuhan Yesus Kristus, Raja di atas segala raja dan Mempelai Pria Surgawi.

Maukah Anda tergabung dalam Pasukan Besar ini ? Nyatakanlah kerinduan hati Anda kepada Allah maka Dia akan memenuhi Anda dengan RohNya !

Kamis, 03 April 2008

Beberapa Mata Rantai yang Hilang dalam PENYEMBAHAN

Gereja-gereja saat ini banyak yang memuji dan menyembah Tuhan dengan menggunakan alat musik yang beraneka ragam. Beberapa di antaranya menegakkan bulu roma dan hadirat Allah pun dimanifestasikan. Hal-hal ini menjadi suatu ritual yang rutin dalam kebanyakan gereja. Sebaliknya pada masa Perjanjian Lama, perwujudan Awan Kemuliaan / Shekina Glory ALLAH di dalam Tabernakel Israel adalah suatu peristiwa yang biasa terjadi (Keluaran 40:34-35; I Raj 8:11; II Taw 5:13-14; 7:1,2)

Pertanyaannya adalah mengapa kita, para imam Perjanjian Baru, tidak mengalami sedikitpun Shekina Glory Allah pada saat kita beribadah??? Seharusnya kita, imam Perjanjian Baru, dapat mengalaminya lebih banyak lagi. Karena apa? Karena:

  1. Sudah dijanjikan Allah (Hagai 2:10)
  2. Kita telah memilki Roh Kudus di dalam diri kita (Yoh 14:17)

Pasti terdapat beberapa mata rantai yang hilang dalam penyembahan kita, sehingga kita tidak mengalami kepenuhan berkat-berkat Allah.

Beberapa mata rantai yang hilang itu adalah:

1. KEKUDUSAN.

Kita harus dihiasi dengan kekudusan saat menyembah Allah (Mazmur 29:2). Kita tidak dapat menyembah Allah saat dosa masih berada di dalam hati kita (Matius 5:23-24). Seperti halnya pakaian imam Perjanjian Lama tidak boleh bernoda atau kotor saat menghadap Allah, demikian pula imam Perjanjian Baru harus memiliki hati yang bersih dan murni dari noda dosa. Tertulis dalam Firman Tuhan, bahwa dosa dalam hati kita akan memisahkan kita dari hadiratNya dan menyebabkan Allah menyembunyikan wajahNya (Yes 59:2).

2. PENGHORMATAN (RASA HORMAT DAN TAKUT AKAN TUHAN).

“Sembahlah Tuhan dengan keindahan dari kekudusan, gemetarlah di hadapanNya, dan hormati/takutilah Dia, hai seluruh bumi” (Mazmur 96:9 - Amp. Bible).

“Tetapi aku, aku akan memasuki rumahMu melalui kelimpahan kasih setia dan kemurahanMu; aku akan menyembah ke / di baitMu yang kudus dengan takut akan Engkau” (Mazmur 5:8 – Amp. Bible)

Pada kedua ayat di atas, kata hormat dan takut dapat ditukar penggunaannya. Mari kita selidiki dalam bahasa Ibrani dan Yunani:

Kata TAKUT adalah:

  1. Yare (Ibr) artinya menjadi takut, perasaan khidmat, ketakutan
  2. Yirah (Ibr) artinya takut, hormat.
  3. Phobos (Yun) artinya takut, ngeri, terror; mempunyai arti yang sama dengan: takut yang disertai hormat, yaitu ketakutan yang luar biasa apabila mengecewakan Tuhan.
  4. Eulabeia (Yun) artinya hormat, takut yang saleh. Juga mempunyai arti yang sama dengan ketakutan, tapi khususnya adalah takut yang kudus., takut yang bercampur dengan kasih.

Alasan mengapa kita kurang/tidak hormat dan takut akan Tuhan adalah karena kita hanya memandang Tuhan sebagai Anak Manusia dari Nazareth yang rendah hati dan lemah lembut. Namun Firman Tuhan menyatakan bahwa kepenuhan Allah secara jasmani berdiam di dalam Tuhan Yesus Kristus (Kol 2:9). Walaupun Dia adalah Allah yang rendah hati dan lemah lembut, namun Allah juga adalah Api yang menghanguskan (Ul 4:24, Ibr 12:29), Api yang menjilat (Maz 50:3), Allah yang dahsyat / mengagumkan / menakutkan (Kej 28:17, Ul 10:17, Dan 9:4).

Tuhan bisa bersahabat dengan kita, tetapi kita tidak bisa bermain-main denganNya. Seperti ada pepatah,”bermain-main menyebabkan penghinaan”, demikian juga Tuhan tidak mungkin “bermain-main” dengan kita. Allah mengasihi dan memperlakukan kita sebagai sahabatNya, seperti Dia memperlakukan Abraham dan Musa, tetapi Dia tidak bermain-main. Musa mencoba untuk bermain-main dengan Tuhan, tetapi ia harus membayar harga yang mahal untuk pelajaran tersebut (Bil 20:7-12, Ul 3:23-28).

3. KERENDAH-HATIAN

“Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang mendiami kekekalan, yang namaNya adalah Kudus: Aku bersemayam di tempat yang tinggi dan kudus, tetapi juga bersama orang yang remuk dan rendah hati, untuk membangkitkan semangat orang yang rendah hati dan untuk membangkitkan hati orang yang sungguh-sungguh menyesal (karena dosa)”. – Yesaya 57:15.

Kita tidak dapat menyembah Allah dengan hati yang sombong. Contohnya seperti Lucifer, kerub yang diurapi, yang diberikan hak istimewa untuk berjalan di atas gunungNya yang kudus, jatuh ke dalam dosa karena kesombongannya sendiri (Yes 14:13-14, Yeh 28:17).

Kerendahhatian merupakan pengaruh yang dihasilkan dari kesadaran kita akan ketidaklayakan kita di hadapan hadirat Tuhan yang mengagumkan.

Menyembah adalah merendahkan hati dan meninggikan Allah.

Teladan utama dari kerendahatian adalah Yesus, walaupun Dia adalah Allah, namun telah merendahkan diriNya sendiri sebagai manusia biasa, bahkan rela mati di kayu salib demi menebus dosa manusia. Untuk itulah Allah Bapa paling meninggikanNya melebihi segala yang ada di langit dan di bumi.

(Selvaraj)

Percaya Saja !

Percaya saja!

Percaya saja!

Segala sesuatu itu mungkin!

Percaya saja!

Puji Tuhan, Dia membuat segala sesuatu itu mungkin. Ada kemerdekaan untuk semua orang, apapun masalahnya. Dia memberikan kemerdekaan dari semua kesulitan, atas semua kuasa jahat, atas semua kebobrokan moral.

Semua dosa telah ditebus di KALVARI.

(Smith.W)

Senin, 31 Maret 2008

Bahaa el-Din Ahmed Hussein el-Akkad (FROM MUSLIM TO BE CHRISTIAN JAILED IN EGYPT)

Secret police flout court order to release former Muslim sheikh.

Bahaa
Bahaa el-Din el-Akkad
October 18 (Compass Direct News) – A Muslim sheikh jailed in Egypt for 18 months has declared from his prison cell that he is under arrest for “insulting Islam” by becoming a Christian.

Egypt’s secret police transferred Bahaa el-Din Ahmed Hussein el-Akkad, 57, to the Wadi el-Natroun Prison last month. He was told he would remain there indefinitely unless he agreed to work as a government informer against other converts to Christianity.

According to the prisoner’s Cairo attorney, Athanasius William, his client remains incarcerated in this desert prison “only because he has chosen a different belief, to be a Christian.”

El-Akkad was imprisoned without charges for more than a year after officials of the State Security Investigation (SSI) arrested him in Cairo on April 6, 2005.

Although subjected to repeated interrogations, the former Muslim was never told the specific accusations against him. But several of his cellmates spread rumors that he was converting and baptizing people into Christianity, sparking verbal abuse and at least one severe beating from a fellow prisoner.

Bahaa after his arrest
El-Akkad after his arrest
When the courts finally ordered El-Akkad’s release from provisional detention 10 weeks ago, SSI authorities deliberately ignored the ruling. Instead, they held him in their Gaber Ibn Hayyan office in Giza and then transferred him to the Wadi el-Natroun Prison, located 60 miles north of Cairo along the highway to Alexandria.

William told Compass it was strictly illegal for the SSI to have re-arrested El-Akkad and jailed him indefinitely “without the orders of a legally authorized official,” as required under Article 280 of the Egyptian penalty laws.

Disillusioned with Islam

In a series of handwritten notes smuggled out of prison in recent months and obtained by Compass, El-Akkad declared that he had “chosen the Christian faith” after years of research on Islam.

For more than 20 years, the former sheikh was a member of the fundamentalist Islamic group Tabligh and Da’wa, which actively proselytized non-Muslims but strictly opposed violence. He also led a mosque community in Al-Haram, in the Giza area adjacent to Cairo. In 1994 he had published, Islam: the Religion, a 500-page book reviewing the traditional beliefs of the Islamic faith.

But he became disillusioned, and five years ago the sheikh said he began to pray that he could somehow know God personally. It was not until January 2005 that he talked for the first time with someone who explained the tenets of the Christian faith to him. He began intensive study of Christian Scripture, and within weeks he became a follower of Jesus.

“This is a proof to all Muslims,” El-Akkad wrote, “that the person who studies the two religions from an objective and serious perspective will choose the Christian approach.”

But within two months, word of El-Akkad’s conversion to Christianity had reached the SSI, and secret police picked him up without warning from his private trade office.

Family Waits in Vain

After six weeks in SSI detention, El-Akkad was sent to Cairo’s Tora Mazraa Prison. When his lawyer, William, finally obtained power of attorney to visit the convert, he was told he was incarcerated under emergency law provisions on suspicion of “committing blasphemy against Islam.”

For the following year, El-Akkad’s detention was renewed every 45 days under emergency law provisions, even though he still had not been formally charged.

But this past July, authorities instituted a new law restricting provisional detention regulations, specifying that the length of provisional detention for a misdemeanor should not, “whatever the circumstances,” exceed six months.

El-Akkad was accused of “insulting a heavenly religion,” a misdemeanor under Article 98-F of the Egyptian penal code. So a Cairo court ordered him released on July 30.

After learning of the court-ordered release, El-Akkad’s wife and three children waited in vain for him to return home. Ten days later, William finally confirmed that although the convert had been released from prison, he remained in SSI custody in Giza.

Desert Prison

By mid-September, authorities transferred El-Akkad to the maximum security Wadi el-Natroun Prison, where the majority of Egyptian Islamists sentenced for anti-government activities are incarcerated.

Notorious for its Spartan conditions in the desert, the prison facility houses its prisoners in small cells measuring one by two meters.

According to William, his client is in weak health from prison, suffering from high blood pressure as well as skin diseases caused by extreme temperatures, unsanitary cell conditions and bites from insects and small reptiles.

“He is locked in a place where he may die because his age, body and mind cannot tolerate this cruelty and stubbornness of the state security authorities,” William said.

The attorney has received no response from a petition he filed to Attorney General Abdel Meguid Mahmoud on September 4 citing serious legal violations in El-Akkad’s case.

Although Egypt’s Christian citizens are free to embrace Islam and obtain legal Muslim identities, Muslim citizens are not allowed to change their religious identity. Those who become Christians are subjected to severe harassment by the SSI, which often arrests converts for either insulting Islam or “threatening national security.”

(Wednesday October 18, 2006 - Compass Direct News)

--------------------------------------------------------------------------

October 18 (Compass Direct News) – Seorang sheikh yg dipenjara selama 18 bulan menyatakan dari selnya bahwa ia ditahan karena tuduhan 'menghujat Islam' karena murtad dan masuk Kristen.

Intel Mesir mentransfer Bahaa el-Din Ahmed Hussein el-Akkad, 57, ke penjara gurun pasir, Wadi el-Natroun bulan lalu. Ia mengatakan, ia akan disekap disana tanpa batas waktu kecuali ia bersedia memata-matai muslim-muslim lain yg "murtad" dan masuk Kristen.

Menurut pengacara penjara Kairo, Athanasius William, kliennya dipenjara di penjara gurun pasir “hanya karena ia memilih agama lain, Kristen.”

El-Akkad dipenjara tanpa tuduhan selama lebih dari satu tahun setelah Intel menahannya di Kairo tanggal 06 April 2005.

Walau terus diinterogasi, mantan Muslim itu tidak pernah diberitahu apa sebenarnya tuduhan yg dijatuhkan terhdpnya, tetapi rekan2 sepenjaranya mengatakan bahwa ia ganti agama dan membaptis orang sehingga mengakibatkannya dipukuli sampai babak belur oleh sesama tawanan.

Setelah pengadilan memerintahkan pembebasannya, pihak intel tidak mengacuhkan keputusan itu. Malah mereka memindahkannya ke penjara di gurun pasir.

Dalam sejumlah tulisan tangannya yg diselundupkan dari penjara beberapa bulan ini, ia mengatakan bahwa ia memilih agama Kristen setelah bertahun-tahun mempelajari Islam.

Selama lebih dari 20 tahun, mantan sheikh ini adalah anggota kelompok Islam fundamentalis, Tabligh dan Da’wah, yg secara aktif membujuk non-Muslim masuk Islam tetapi menolak kekerasan. Ia memimpin mesjid di Al-Haram, di kawasan Giza dekat Kairo. Th 1994 ia menerbitkan buku (Islam: the Religion, buku berisi 500 halaman yg mengulas Islam)

Tetapi ia semakin kecewa dgn Islam dan 5 tahun lalu ia mulai mencari versi Tuhan yg bisa dikenalinya secara pribadi. Baru pd bulan Januari 2005 ia mulai mempelajari Injil secara intensif dan dlm beberapa minggu ia menjadi PENGIKUT KRISTUS.

“Ini bukti bagi semua Muslim,” tulis El-Akkad, “bahwa orang yg mempelajari kedua agama dari perspektif serius dan obyektif akan memilih pendekatan cara Kristen.”

Tetapi dua bulan kemudian, kemurtadan El-Akkad membuat marah intel dan ia dijemput dari kantornya.

Walau kaum Kristen Mesir bebas memeluk Islam, warga Muslim TIDAK BOLEH mengganti identitas agama mereka. Mereka yg murtad akan ditangkap intel dan dituduh menghujat Islam atau mengancam kemanan nasional.

Minggu, 30 Maret 2008

Teguh di dalam Kristus

Jika Anda yakin pada pendirian anda, jika Anda mengharapkan hadirat Kristus yang hidup di dalam diri Anda, Anda bisa tertawa ketika Anda melihat keadaan makin memburuk. Allah akan membuat Anda berdiri teguh di dalam Kristus, dan itu hanya terjadi jika Anda dipenuhi dengan Roh Kudus sehingga Anda menjadi tabah dan tidak tergoyahkan di dalam Dia.

Di kayu salib, Yesus menyerahkan diriNya tanpa cacat kepada Allah. Kemudian Allah memimpinNya melalui kubur kosong, kenaikan yang mulia, dan mendapat tempat di takhtaNya. Allah ingin membawa kita seperti itu, dan Roh Kudus akan memimpin setiap langkah kita.

Anak Allah tidak akan pernah dipuaskan sampai kita bersamaNya, membagi kemuliaan dan takhtaNya.

(Smith.W)

Kunci untuk Menerima Berkat - Berkat Allah yang terbaik

Inilah Kunci dan Rahasia untuk menerima berkat-berkat Allah yang terbaik dalam hidup kita yaitu dengan jalan mengasihi musuh-musuh anda (maksud: orang-orang yang menyakiti hati Anda). Saya tahu dari pengalaman bahwa bila Anda ingin sembuh dan selalu hidup sehat, serta mendapatkan semua berkat rohani dari Allah, maka Anda harus mengasihi musuh-musuh Anda, berbuat baik kepada mereka, memberkati dan mendoakan mereka.

(Kenneth.E.H)

Yesus Jauh Lebih Besar

Ada kekuatan jahat, tetapi Yesus jauh lebih besar daripada semuanya. Ada penyakit yang sangat mengerikan, tetapi Yesus adalah Penyembuh. Tidak ada masalah yang terlalu sulit bagiNya.

Singa dari Yehuda bisa mematahkan setiap rantai. Dia datang untuk melepaskan yang tertindas dan membebaskan yang tertawan. Dia datang membawa Penebusan, membuat kita menjadi manusia yang sempurna di hadapan-Nya.

Setiap kasih karunia yang diberikan kepada Anda: Pengampunan – Penyembuhan – Pembebasan, akan ditentang oleh Iblis. Dia akan menggoda Anda. Ketika Anda diselamatkan, Iblis akan berkata,”Lihat, kau tidak diselamatkan.”

Iblis adalah Pendusta. Jika ia berkata bahwa Anda tidak diselamatkan, maka itu adalah tanda yang pasti bahwa Anda diselamatkan.


(Smith.W)

Selasa, 25 Maret 2008

Mengapa Iman Anda Tidak Bekerja?

Jika anda melihat bahwa iman anda tidak bekerja atau membuahkan hasil berarti anda perlu memeriksa kembali bagaimana kehidupan anda di dalam Kasih.

Kalau anda tidak hidup di dalam kasih, maka iman anda tidak akan bekerja.

Ingat, mungkin ada kesalahan orang lain bahkan kesalahan diri sendiri yang anda masih simpan dan ingat-ingat di dalam hati anda; itu bisa jadi penghambat dan penyebab sehingga iman anda tidak bekerja dan membuahkan hasil.

Ampunilah kesalahan orang lain mulai dari yang paling ringan sampai yang paling menyakitkan hati anda, karena Kristus pun telah mengampuni kesalahan anda. Dan kesalahan anda sendiri di masa lalu yang sudah diampuni Allah, jangan diingat-ingat lagi, sebab bisa menjadi penghalang bagi keberhasilan iman anda.

Kasih dan Pengampunan itu tidak dapat dipisahkan; keduanya pasti berjalan bersama, sebab pengampunan adalah salah satu bagian dari kasih. Jadi anda tidak dapat menggerakkan iman anda jika anda tidak hidup dalam kasih dan pengampunan.

Ada 3 hal yang terpenting di dalam kehidupan orang percaya, yaitu Iman, Harap, dan Kasih; dan di antara ketiga hal ini Kasih-lah yang Terbesar. Alkitab mengatakan bahwa ALLAH adalah KASIH (I Yoh 4:8), oleh karena itu kita perlu lebih dalam mengenal Kasih Allah.

Mengapa Kasih lebih besar daripada Iman? Karena IMAN tidak dapat bekerja tanpa KASIH. Diperlukan adanya Kasih untuk membuat Iman bekerja. - Galatia 5:6.

Kasih Allah adalah kuasa dari Iman.

Setiap langkah di luar kasih Allah adalah dosa. Berjalan di dalam kasih berarti menggenapi hukum Taurat. Hidup dalam kasih Allah berarti hidup dalam kebaikan dan kelemahlembutan, hidup dalam kesabaran, tidak menyombongkan diri, tidak mementingkan diri sendiri, tidak mudah tersinggung, tidak bersikeras menuntut hak-haknya atau kehendaknya sendiri, kasih itu tidak mudah marah atau pendendam, kasih itu tidak menyimpan kesalahan diri sendiri ataupun kesalahan orang lain, kasih itu mengabaikan perlakuan yang tidak baik dari orang lain, kasih itu mengharapkan yang “terbaik” dari setiap orang.

(Kenneth.E.H)

Rabu, 19 Maret 2008

Kebangkitan Yesus Kristus

Kebangkitan Yesus adalah fakta yang sangat penting, karena kebangkitan-Nya menggenapkan keselamatan kita. Yesus datang untuk menyelamatkan kita dari dosa, dan sebagai akibatnya menyelamatkan kita dari kematian.

Kebangkitan juga membuat perbedaan yang tajam antara Yesus dengan semua pendiri agama. Tulang-tulang dari semua pendiri agama, selain Yesus, masih berada di bumi, tetapi kubur Yesus kosong.

Dampak dari kebangkitan, sangat besar. Hidup menjadi memiliki HARAPAN, kehidupan lebih berkuasa daripada kematian, kehidupan pada akhirnya menang.
Tuhan telah menyentuh kita di sini, Tuhan telah mengalahkan kematian, musuh terakhir kita.

Kebangkitan telah mengubah hidup para murid sebelum dan sesudah kebangkitan. Sebelum melihat kebangkitan, mereka lari, menyangkal Gurunya. Mereka berkumpul dan bersembunyi dalam ketakutan dan kebingungan. Setelah melihat kebangkitan, mereka diubah dari ketakutan menjadi rasul yang berani dan percaya diri, menjadi penginjil yang mempengaruhi dunia, bersedia mati martir dan bersukacita sebagai utusan Kristus.

Seandainya Yesus tidak bangkit, maka sia-sialah keyakinan kita sebagai Kristen, dan Kristen adalah orang-orang yang paling malang di dunia; dan seluruh umat manusia di dunia tidak akan memiliki Pengharapan lagi dan akhirnya menuju kepada kebinasaan di Neraka. Namun yang BENAR adalah ... Yesus Bangkit ... Dia Hidup kembali ... kuburNya KOSONG,... Kristus telah menjadi Yang Pertama BANGKIT dari antara orang mati, Dia telah menang atas Maut, segala musuh-Nya telah ditaklukkan ke bawah kaki-Nya !!!

Yesus bukan saja telah menyelesaikan tugas dari Bapa-Nya dan menang atas maut, tetapi Dia mau memberikan kemenangan kepada kita juga, Dia mau membuat kita menjadi PENAKLUK-PENAKLUK MUSUH!!!

Kepada siapakah Saudara mempercayakan hidupmu? Apakah yang engkau percayai mempunyai kuasa kebangkitan? Apakah yang engkau percayai mempunyai kuasa terhadap kematian?

Jika engkau belum mempercayai Yesus, percayakan hidupmu sekarang juga kepada Yesus yang telah bangkit dan mengalahkan kuasa maut.

Jika engkau mau percaya kepada Yesus, kematian bukan hal yang menakutkan Saudara lagi dan kebangkitan maupun hidup yang kekal akan Saudara terima. Maukah Saudara?

Yeshua - the real name of Jesus

Yeshua is the original Aramaic proper name for Jesus the Nazarene, who lived from about 6 B.C.E. to 27 C.E. (A.D.) The word "Jesus" is actually a mis-transliteration of a Greek mis-transliteration. The Emperor Constatine even mistook Jesus for Apollo, the son of the Greek god Zeus. In Hebrew Yeshua means Salvation while the name Jesus has no intrinsic meaning in English whatsoever.

Yeshua Ben Yosef

It is most proper to call Him Yeshua. It was indeed his proper name, given to him by his parents, and only in Hebrew does this name have any meaning. In Hebrew Yeshua means both "Salvation," and the concatenated form of Yahoshua, is "Lord who is Salvation." The name Jesus has no intrinsic meaning in English whatsoever.

There are many Yeshuas that we read about in Biblical text and many are confused with the Yeshua who would later become the "Christ". The name Yeshua appears 29 times in the Tanach. Yehoshua (Joshua) of Nun is called Yeshua in Nechemyah (Nehemiah) 8:17. Yeshua is the name of the Cohain HaGadol (the high priest) in the time of Zerubavel in Ezra 3:2. It is the name of a Levite under King Hizkiyah (Hezekiah) in 2 Chronicles 31:15. There is even a city called Yeshua in the negev of Yehudah in Nechemyah11:26. Yeshua is also a shortened version of the word Yehoshua much like Bill is for William.

There are 7 other Yeshuas (Jesuses) in the Brit Chadashah. There is Elymas bar Yeshua in Acts 13:6. There is an ancestor of Yeshua HaMashiach: the son of Eliezar, the father of Er in Luke 3:29. In Rav Shaul's letter to the Colossians in chapter 4, verse 11, there is a Justus called Yeshua a fellow worker of Shaul. Josephus, the famous Jewish historian mentions 20 different Yeshuas (Jesuses), 10 of which are contemporary with Yeshua HaMashiach. All together, at least 50 Yeshuas from his time plus about 9 in the Tanach have been revealed from Biblical text and other literary sources.

Mis-Translating the Mis-Translation

Yeshua is a Hebrew name which has been transliterated into Greek as Iesous (IhsouV: pronounced "ee-ay-SUS"). The English "Jesus" comes from the Latin transliteration of the Greek name into the Latin Iesus. Now Greek has no "y" sound, but the Latin "i" is both an "i" and a "j" (i.e., it can have a consonantal force in front of other vowels), the latter of which is properly pronounced like the English "y" (which explains the German Jesu, "YAY-su")That is why we spell Jesus as we do, taking it straight from Latin, but we pronounce the name with a soft "j" sound because that is what we do in English with the consonantal "j".

The first letter in the name Yeshua ("Jesus") is the yod. Yod represents the "Y" sound in Hebrew. Many names in the Bible that begin with yod are mispronounced by English speakers because the yod in these names was transliterated in English Bibles with the letter "J" rather than "Y". This came about because in early English the letter "J" was pronounced the way we pronounce "Y" today. All proper names in the Old Testament were transliterated into English according to their Hebrew pronunciation via the Latin, but when English pronunciation shifted to what we know today, these transliterations were not altered. Thus, such Hebrew place names as ye-ru-sha-LA-yim, ye-ri-HO, and yar-DEN have become known to us as Jerusalem, Jericho, and Jordan; and Hebrew personal names such as yo-NA, yi-SHAI, and ye-SHU-a have become known to us as Jonah, Jesse, and Jesus. To further complicate matters, there was no letter "J" in the old English alphabet and the letter "I" was often used in its place. Often in early texts of the time, Jesus or Jerusalem would be spelled Iesus or Ierusalem.

The second sound in Yeshua's name is called tse-RE, and is pronounced almost like the letter "e" in the word "net". Just as the "Y" sound of the first letter is mispronounced in today's English, so too the first vowel sound in "Jesus". Before the Hebrew name "Yeshua" was transliterated into English, it was first transliterated into Greek. There was no difficulty in transliterating the tse-RE sound since the ancient Greek language had an equivalent letter which represented this sound. And there was no real difficulty in transcribing this same first vowel into English. The translators of the earliest versions of the English Bible transliterated the tse-RE in Yeshua with an "e". Unfortunately, later English speakers guessed wrongly that this "e" should be pronounced as in "me," and thus the first syllable of the English version of Yeshua came to be pronounced "Jee" instead of "Yeh". It is this pronunciation which produced such euphemistic profanities as "Gee" and "Geez".

Since Yeshua is spelled "Jeshua" and not "Jesus" in most English versions of the Old Testament (for example in Ezra 2:2 and 2 Chronicles 31:15), one easily gets the impression that the name is never mentioned in the Hebrew Scriptures. Yet 'Yeshua' appears there twenty-nine times, and is the name of at least five different persons and one village in the southern part of Yehudah ("Judah").

In contrast to the early biblical period, there were relatively few different names in use among the Jewish population of the Land of Israel at the time of the Second Temple. The name Yeshua was one of the most common male names in that period, tied with Eleazer for fifth place behind Simon, Joseph, Judah, and John. Nearly one out of ten persons known from the period was named Yeshua.

The first sound of the second syllable of Yeshua is the "sh" sound. It is represented by the Hebrew letter shin. However Greek, like many other languages, has no "sh" sound. Instead, the closest approximation, the Greek sigma, was used when transcribing "Yeshua" as "Iesus". Translators of English versions of the New Testament transliterated the Greek transcription of a Hebrew name, instead of returning to the original Hebrew. This was doubly unfortunate, first because the "sh" sound exists in English, and second because in English the "s" sound can shift to the "z" sound, which is what happened in the case of the pronunciation of "Jesus".

The fourth sound one hears in the name Yeshua is the "u" sound, as in the word "true". Like the first three sounds, this also has come to be mispronounced but in this case it is not the fault of the translators. They transcribed this sound accurately, but English is not a phonetic language and "u" can be pronounced in more than one way. At some point the "u" in "Jesus" came to be pronounced as in "cut," and so we say "Jee-zuhs."

The "a" sound, as in the word "father," is the fifth sound in Jesus' name. It is followed by a guttural produced by contracting the lower throat muscles and retracting the tongue root- an unfamiliar task for English speakers. In an exception to the rule, the vowel sound "a" associated with the last letter "ayin" (the guttural) is pronounced before it, not after. While there is no equivalent in English or any other Indo-European language, it is somewhat similar to the last sound in the name of the composer, "Bach." In this position it is almost inaudible to the western ear. Some Israelis pronounce this last sound and some don't, depending on what part of the dispersion their families returned from. The Hebrew Language Academy, guardian of the purity of the language, has ruled that it should be sounded, and Israeli radio and television announcers are required to pronounce it correctly. There was no letter to represent them, and so these fifth and sixth sounds were dropped from the Greek transcription of "Yeshua," -the transcription from which the English "Jesus" is derived.

So where did the final "s" of "Jesus" come from? Masculine names in Greek ordinarily end with a consonant, usually with an "s" sound, and less frequently with an "n" or "r" sound. In the case of "Iesus," the Greeks added a sigma, the "s" sound, to close the word. The same is true for the names Nicodemus, Judas, Lazarus, and others.

English speakers make one final change from the original pronunciation of Jesus' name. English places the accent on "Je," rather than on "sus." For this reason, the "u" has been shortened in its English pronunciation to "uh."

In Jesus' Name

Today's tradition of pronouncing His completely hellenized name as "Jesus" has indeed obscured His true name, "Yeshua," and has shifted its perceived meaning much like most of His original teachings.

As with all things Essene however, there is always the exoteric and the esoteric philosophies and functions. That is, those ideas and teachings suitable to be imparted to the public, and those designed for or understood by the specially initiated alone.

Even His name, it would seem, became a part of this understanding. The name Jesus or Jesus Christ is often used in everything from idle conversation, to bumper stickers and jewelry, to enforcing false teachings, to justifying wars and political agendas, and is even used as a profanity. The name Yeshua however, has remained pure and holy, known and used only by those who would uphold His name and teachings in the highest regard and thus reserving His holy name for use only in spiritual matters and the most humbled and sincere of prayer and obeisances.

Sabtu, 08 Maret 2008

Sumber Kekuatan Rohani yang Terbesar

Kekuatan Terbesar dari dalam diri seseorang adalah Iman yang bekerja oleh Kasih. Dan Sumber Kekuatan Rohani Terbesar bagi orang percaya adalah Korban Kristus di Kayu Salib.

Kekuatan Terbesar di Dunia

Kelemahan Terbesar di dunia adalah Ketidakpercayaan. Kekuatan Terbesar adalah IMAN yang bekerja dengan KASIH. Kasih, belas kasihan, dan kasih karunia selalu terkait dengan iman.

Ketakutan adalah lawan dari iman dan ketakutan juga tidak ada di dalam kasih. Hati orang yang dipenuhi dengan iman dan kasih surgawi, tidak takut tertinggal bila Yesus datang.

Dunia dipenuhi dengan ketakutan, siksaan, penyesalan, dan kegagalan, tetapi iman dan kasih pasti bisa mengatasinya. (Matius 9:27-29; Lukas 17:5-6)

(By: Smith.W.)

Firman Allah dan Roh Kudus

Ada ribuan orang yang membaca dan mempelajari Firman Allah. Tetapi itu tidak menghidupkan mereka. Alkitab adalah huruf yang mati, kecuali dengan Roh. Firman Allah tidak akan pernah bisa hidup dan berkuasa di dalam kita, kecuali dengan Roh. Firman yang diucapkan Kristus adalah roh dan hidup.

Adalah suatu berkat jika mengetahui bahwa Firman Allah tidak pernah gagal, tidak pernah mendengarkan rencana manusia. Allah bisa bekerja dengan kuat ketika Anda tetap percaya kepadaNya meskipun pendapat manusia mematahkan semangat. (Yesaya 55:10-11; 40:8; Mazmur 119:105)

(By: Smith.W.)

Abraham - Sahabat Allah

Abraham menjadi sahabat Allah dengan cara, mempercayai-Nya. Dia mempercayai Allah, dan Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Kebenaran dihubungkan dengan Abraham karena tidak ada yang ia percayai selain Allah.

Apakah ini berlaku bagi orang lain??? Jawabannya adalah YA. Setiap orang di dunia yang diselamatkan oleh iman, diberkati sama seperti Abraham yang setia. Abraham menerima janji karena dia percaya janji Allah, bahwa, melalui dia, semua bangsa di bumi akan diberkati. Ketika kita kepada Allah, berkat iman kita tidak akan pernah berakhir. (Mazmur 5:9,12-13; Efesus 1:3)

(By: Smith.W.)

Minggu, 02 Maret 2008

Dalam Yesus, Hidupku Berharga

Saya adalah seorang narapidana, yang sejak tahun 1990 dihukum dalam penjara karena membunuh orang, dan masih menjalani hukuman pidana ini. Latar belakang agama saya dulunya adalah Budha, kemudian saya menjadi Muslim sebelum masuk penjara. Tetapi setelah menjadi narapidana saya menerima Yesus Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamat hidupku. Saya mengalami banyak restorasi mental dan kebangunan iman lewat khotbah-khotbah dari bapak yang saya dengar lewat radio, khususnya dalam program Hari ini harinya Tuhan.

Saya bernama Ekawijaya, dari etnis Tiong Hoa. Saya adalah mantan pecandu narkotika, pernah terikat dengan okultisme, pernah mengalami gangguan mental, saya memiliki sifat yang sangat minder, pernah mengalami gangguan seksualitas yang menyimpang, dan masih banyak kerusakan jiwa yang saya alami, sehingga saya merasa hidup saya sungguh tidak berarti sama sekali, (itu dulu).

Tetapi Puji Tuhan saat ini Roh Kudus sedang memulihkan hidupku, dan salah satu caranya adalah lewat khotbah dari bapak Gilbert yang saya dengarkan. Melalui firman Tuhan yang bapak sampaikan itulah saya lebih banyak mengerti akan kasih Tuhan dalam hidup saya, dan saya tahu bahwa hidup saya sangat berharga bagi Tuhan. Saya mengalami banyak perubahan dan pembaharuan dalam hidup saya, dan saya tahu itu semua karena Tuhan.

Di dalam penjara saya banyak menciptakan lagu-lagu rohani, dan lagu-lagu tersebut adalah kesaksian hidupku, dari seorang yang sangat hancur kehidupannya dalam dosa, menjadi seorang yang diselamatkan dan dipulihkan oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus. Karena saya masih berstatus narapidana, maka lagu-lagu itu juga adalah pesan untuk seluruh orang-orang buangan yang hina dina, yakni para narapidana, eks narapidana, orang-orang yang putus asa dan depresi, yang merasa tersudut tanpa ada yang mengasihi dirinya, orang-orang frustasi akibat kekejaman hidup duniawi (yakni orang-orang yang tercatat dalam Matius 25:35-40).

Banyak sekali, karena seseorang merasa bahwa dirinya sudah tidak lagi bernilai atau berharga, sehingga dia nekad melakukan segala jenis kejahatan yang lebih besar lagi. Pada hal, menurut khotbah yang bapak sampaikan dalam kitab Hakim-hakim pasal 11, tentang kehidupan Yefta, semua orang yang latar belakang hidupnya seburuk apapun adalah berharga di mata Tuhan. Dan pada saat seseorang itu sadar bahwa dirinya bernilai dimata Tuhan, maka Roh Kudus menggali potensi dan talenta yang ada didalam diri orang itu, untuk disalurkan kearah yang positif dan memberkati banyak orang.

Seperti saya, setelah dilahirkan kembali dalam air dan Roh, barulah saya sadar bahwa sangat banyak potensi yang Tuhan tanam dalam diriku, yang selama sekian puluh tahun disembunyikan oleh iblis (seperti mencipta lagu, menulis buku, main musik dll). Tetapi, seperti banyaknya jenis tumbuhan yang tidak bisa bertumbuh dengan baik tanpa punya penopang, begitulah saya, saya juga membutuhkan dukungan orang lain.

Untuk siapapun yang membaca kesaksian saya ini, ingatlah bahwa hidup ini sangat berarti, jadi jangan sia-siakan dan jangan biarkan iblis menipu serta menawan hidupmu lebih lama lagi.

DARI: EKAWIJAYA - MEDAN