Minggu, 30 Desember 2007
Tabernakel Israel (Tabernacle of Moses / Kemah Allah / Rumah Allah / Bait Allah)
Jumat, 28 Desember 2007
The TRUTH - WHAT IS SIN ???
1. 1 John 3:4 - Sin - transgression of the law.
2. James 4:17 - Sin - to know to do good and not do it.
3. Luke 18:13 - Sinner - someone who misses the target.
4. John 16:9 / John3:18 - Sin - not believing in Jesus.
5. Rom. 14:23 - Sin - anything that is not of faith.
6. John 3:19 – Sin, which is “ripe” for God’s condemnation – to know the Light but to love darkness rather than Light: this is condemnation.
7. 1 Sam. 15:23 – Sin - Rebellion.
Kamis, 27 Desember 2007
SIAPAKAH ROH KUDUS ?! (Kebenaran Sejati)
- Pribadi Ke-3 dari ALLAH yang Maha Esa dan yang Maha Kudus
- Roh Kudus bagaikan sungai kehidupan yang mengalir dari Takhta Allah
- Roh Kebenaran yang memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran yang sejati
- Roh yang membangkitkan Yesus pada hari ke-3 dari antara orang mati
- Roh yang memuliakan Tuhan Yesus Kristus
- Roh yang menuntun kita kepada pertobatan yang benar di dalam Yesus Kristus
- Roh yang menyadarkan kita akan dosa dan bahaya dari dosa
- Roh yang membantu kelemahan-kelemahan kita
- Roh yang mengajar dan mendorong kita untuk berdoa/menyembah kepada Allah
- Roh yang berdoa syafaat untuk kita kepada Allah
- Roh yang membantu kita supaya kita berdoa sesuai dengan kehendak Allah
- Roh yang membangkitkan kekuatan dan semangat
- Roh yang membangkitkan rasa cinta kepada Allah dan sesama
- Roh yang membangkitkan "karunia-karunia" dalam diri kita
- Roh yang memberikan damai sejahtera dalam hati kita
- Roh yang memberi ketenangan
- Roh yang mengajar dan mendidik kita untuk mengendalikan diri kita
- Roh yang mengajar dan mendorong kita supaya hidup dalam kebenaran dan kekudusan Allah
- Roh yang ‘menghidupkan’ pujian dan penyembahan kita kepada Allah
- Roh yang menyucikan hidup kita
- Roh yang membaharui pikiran kita
- Roh yang selalu menciptakan “lagu baru” dalam diri kita untuk memuji Allah
- Roh yang menggairahkan kita akan hal-hal yang rohani
- Roh yang memberi hikmat dan pengertian kepada kita
- Roh yang menghibur disaat kita berduka
- Roh yang membawa kesegaran dan kesucian bagi jiwa saat kita menyembah Allah
- Roh yang membuat hati kita bersukacita
- Roh yang mengingatkan kita akan hal-hal yang benar
- Roh yang mengingatkan kita akan Firman Tuhan
- Roh yang membuat kita tidak menuruti hawa nafsu daging
- Roh yang memberitahukan kita apa harus diperbuat
- Roh yang membaharui dan memperluas wawasan kita
- Roh yang membuat kita tetap perkasa dalam menghadapi segala masalah
- Roh yang memberi kita, otoritas/kuasa dan kemenangan atas maut, setan-setan, penyakit, racun, dll.
- Roh yang menjadikan kita anak Allah
- Roh yang membuat sifat dan karakter kita seperti Kristus
- Roh yang membangkitkan kita dari kematian rohani, bahkan dari kematian jasmani
- Roh Yesus Kristus
Rabu, 26 Desember 2007
Siapakah Panglima Balatentara TUHAN yang bertemu Yosua ??! (dalam Yosua 5:14,15)
Panglima Balatentara TUHAN yang bertemu Yosua itu ternyata bukanlah Yesus seperti yang selama ini dianggap oleh sebagian besar Teolog / hamba Tuhan.
Yang bertemu Yosua adalah Malaikat yang tingkatannya masih berada di bawah Mikhael. Namun dia juga membawahi malaikat-malaikat perang lainnya. Dia adalah salah satu Pemimpin Pasukan Malaikat Perang yang bernama Chrioni. Dia membawahi puluhan ribu malaikat perang.
SIAPAKAH YESUS KRISTUS ?! (Kebenaran Sejati)
YESUS KRISTUS adalah
Mesias, Anak Allah yang hidup./ Yang DiUrapi oleh Allah Bapa / Al-Masih / Masyiakh / Yang dilantik oleh Allah Bapa menjadi Raja Alam Semesta.
Penebus Dosa Manusia / Penghapus Dosa Dunia / Penyelamat umat manusia dari hukuman Allah yang dahsyat karena dosa-dosa manusia yang jahat dan najis, dengan cara menjadikan diri-Nya sendiri sebagai tebusan yang memuaskan hati Allah Bapa, yakni mati di kayu salib.
- Jalan - Kebenaran - Hidup
Pembuka jalan ke Surga
- Pintu Keselamatan
Penakluk Maut - Penakluk Besar dengan mempunyai kekuasaan penuh di surga dan di bumi
- Yang menaklukkan semua musuh di bawah kaki kita yang percaya
- Sahabat Yang Sejati yang penuh cinta
Pelepas / Pembebas umat manusia dari cengkeraman kuasa setan, hawa nafsu daging, dan hal-hal duniawi.
Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan.
Anak Domba Allah yang telah tersembelih namun telah bangkit dan berkuasa.
Imam Besar Agung “Perjanjian Baru” yang bukan membawa darah binatang tetapi darahNya sendiri untuk memperdamaikan manusia dengan ALLAH
Yang Setia dan Yang Benar
- Hikmat Allah
- Cinta Allah
Yang Awal dan Akhir, Alfa dan Omega, The Beginning and The End
- Bintang Timur yang cemerlang
- Singa dari suku Yehuda
- Pengharapan akan Kemuliaan
- Kebangkitan dan Hidup
- Yang menjadikan segala sesuatu baru
- Firman Allah yang hidup
- Inti dari Kebenaran
- Pribadi Kasih yang sejati
- Manna Surgawi
- Yang Sulung / Yang Terutama
- Kepala dari "Tubuh Kristus / Gereja" Universal
Yang Ajaib
Penasihat Agung
Bapa yang kekal
Allah yang Perkasa
Raja Damai
Terang Dunia
Tuhan dan Guru yang agung
Pemimpin iman kita sampai kepada kesempurnaan
Roti Kehidupan
Pemberi Air Kehidupan / Yang membaptis manusia dengan Roh Kudus dan dengan api
Gembala Agung yang baik
Yang Hidup, Sumber Kekekalan
- Penguasa Kerajaan yang berlandaskan Kebenaran - Keadilan - Kasih
Mempelai Pria Surgawi
Pencipta dan Penguasa Alam Semesta
- Wujud dari Allah yang tidak kelihatan
- Cahaya Kemuliaan Allah
- Yang Kudus
- Pribadi Kedua dari Allah Tritunggal Yang Maha Kudus
Senin, 24 Desember 2007
Kebenaran Sejati - DOSA KEKAL / DOSA YANG MENDATANGKAN MAUT
Dosa yang mendatangkan maut Adalah dosa orang percaya (Kristen) karena murtad dan membelakangi Tuhan, dosa ini dilakukan secara sengaja dan dengan kesadaran penuh. Dosa ini mengakibatkan dan menetapkan bahwa seseorang pasti akan menjadi Penghuni Neraka walaupun dia masih hidup di dunia ini.
- Pernah diterangi hatinya (pernah beroleh keyakinan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya Jalan Keselamatan untuk memperoleh Hidup yang kekal dan tidak ada jalan lain).
- Pernah mengecap Karunia Surgawi (yakni Yesus Kristus sendiri).
- Pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus (pernah dipenuhi oleh Roh Kudus)
- Pernah mengecap firman yang baik dari Allah / merasakan betapa baiknya Firman Allah itu (telah mengalami pertumbuhan yang cukup matang dari keadaan taraf bayi, sehingga menikmati santapan keras dari Firman Tuhan).
- Pernah memiliki karunia-karunia/kuasa-kuasa dunia yang akan datang (telah memiliki karunia Roh Kudus)
Dengan kata lain bahwa orang Kristen yang baru bertobat tidak mungkin berbuat dosa ini. Jadi yang melakukan dosa ini adalah orang Kristen yang sudah cukup matang rohaninya.
Contoh Kisah Nyata – Penjelasan langsung dari Tuhan Yesus.
-----------------------------------------------------------
Dosa Kekal juga termasuk -> MENGHUJAT ROH KUDUS
Artinya: Tindakan yang dilakukan secara sadar dan sengaja baik melalui Perkataan dan Perbuatan, yakni menghina Pribadi dan pekerjaan-pekerjaan Allah Roh Kudus.
Pekerjaan Roh Kudus adalah selalu menyadarkan seseorang akan dosa-dosanya, kemudian membawa seseorang itu untuk datang kepada Yesus Kristus lalu memuji dan memuliakan Allah Bapa.
(Injil Markus)3:28 | Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. |
3:29 | Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal." |
Sabtu, 22 Desember 2007
Kebenaran Sejati - Pusat Kerajaan Iblis / Satan / Jin
1. Pusat pertama dan terbesar Kerajaan Setan di dunia terletak di daerah: Timur Tengah.
2. Pusat kedua Kerajaan Setan terletak di daerah: Segitiga Bermuda -> Miami (Florida), San Juan (Puerto Rico), Bermuda Island.
3. Pusat Kerajaan Setan di Indonesia terletak di daerah: Segitiga-> Yogyakarta, Solo, Parangtritis.
Raja dari semua Kerajaan Iblis/Setan/Jin di dunia adalah Lucifer (Mantan Malaikat Surgawi yang jatuh dan dilemparkan ke bumi karena ambisinya untuk menyamai Allah Tritunggal Yang Maha Kudus)
Setan tertinggi di Indonesia adalah Setan yang menyamar dengan memakai nama "Nyi Roro Kidul"
Sebenarnya tidak ada yang namanya jin muslim atau jin kafir atau jin lain-lain. Semua jin itu adalah Setan juga, hanya menyamar dengan berbagai nama, tujuan utamanya untuk mengelabui umat manusia.
Tujuan utama dari Setan adalah supaya umat manusia tidak dapat mengenal Allah secara benar, yakni Allah Bapa, Allah Anak (Yesus Kristus), Allah Roh Kudus. Dengan demikian Setan dapat menipu manusia lalu mencuri, membunuh, dan akhirnya membinasakan manusia sebanyak-banyaknya di dalam api Neraka.
Kebenaran Sejati - Dari Percaya Tapekong Sekarang Percaya Yesus (kesaksian Ricky)
Pada tanggal 13 Maret 2001 mama bilang sama saya kalau mama minta masuk rumah sakit lagi. Sebelum masuk Rumah Sakit papa mencari orang pinter (Tapekong) dan papa sangat percaya dengan hal itu. Pada waktu itu saya sempat pergi ke tapekong itu tetapi saya melihat kenyataanya keadaan mama saya beberapa hari tidak ada perubahan, pada waktu itu saya hanya mampu berdiam diri menghadap Tuhan dan merenungkan kebaikan Tuhan Yesus yang saya sembah. Ada satu hal yang saya ingat dari sebuah film Yesus Tokoh Terbesar Sepanjang Massa, saya di ingatkan bagaimana Yesus menyembuhkan orang buta, menyembuhkan perempuan yang mengalami pendarahan, dan membangkitkan orang mati. Lalu saya datang kepada mama dan memberanikan diri untuk bilang sama mama, kalau mama mau sembuh mama harus berdoa sekarang juga minta kepada Tuhan Yesus untuk menyembuhkan (sebab mama saya pada waktu itu masih beragama lain) pada malam hari itu juga saya dan mama bergandengan tangan dan berdoa minta kesembuhan kepada Tuhan Yesus. Saya katakan kepada mama, mama harus percaya kepada Yesus yang memberi kesembuhan buat mama. Setelah saya selesai berdoa saya melihat mama menangis dan saya berkata kepada mama " ma, apakah sekarang mama mau terima Tuhan Yesus? mama menjawab tidak, dengan alasan mama sudah tua, kemudian saya memberi penjelasan kepada mama bahwa Tuhan Yesus tidak memandang tua- muda, besar -kecil, kaya- miskin, Tuhan Yesus tidak memandang hal itu tetapi Tuhan yesus melihat hati kita. Lalu mama dengan percaya menerima Tuhan Yesus, dan saya sangat senang sekali, pada malam itu mama hanya bisa berbaring dan tidak bisa berbuat apa-apa tetapi keesokan harinya mama minta kepada saya sebuah kursi roda, mama sekarang sudah bisa bangun dari tempat tidur, karena selama 3 bulan mama hanya bisa berbaring saja. Sesudah tiga hari mama sudah sembuh dan mulai berjalan seperti sedia kala dan pada waktu itu juga mama minta di beliin kalung Salib saya sangat bersyukur sebab mama percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
"Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan di ampuni.karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin di doakan, sangat besar kuasanya". Yakobus 5: 15-16.
Jumat, 21 Desember 2007
Kebenaran Sejati - The TRUTH - 6 PESAN dari Yesus untuk anak-anakNya di Bumi (English)
In May 2006, a servant of God was brought to Heaven to meet with the Lord Jesus to receive a revelation of 6 messages. Brani Duyon Efendie, 52, a Dusun ethnic, serves in the
1. FIRST MESSAGE:
“Tell My children, they must to believe in Me with all their hearts, their strengths, and their minds. Those who are worried and doubted will not get into here.” Said Lord Jesus.
“Tell My Children, They must be faithful to come to the Church service because that is the time when I will shine over their faces and they will look for my face. I will be very pleased to see My children worshipping at Church.” Said Lord Jesus
“Tell My Children, They must be faithful to pray, do My will, and live with My words” Said Lord Jesus
“Tell My children, they must be obedient to give tithe and offerings”. Said Lord Jesus (While Jesus gave this message, He say “My child, Look there” He showed me beautiful houses which are ready for His children. “My child, these houses are ready, I prepared for all My children, that believe and obedient to Me.” Then He showed me the houses which are not yet completed. I ask “Lord, why are these houses not yet completed?” Lord Jesus say “My child, these house are belong to My children that not generous giving tithe and offerings. These houses will be ready and completed after My children giving more tithe and offerings in My House.”
“Tell My children, they must put in pray all their wealth to Me for protection and blessing while they are still on earth so that when I come to earth for the second time, they are not attached to the earthly wealth. Remember the story of
“Tell My children, they must be ready and alert because I will coming soon. Sooner than people expects!” Said Lord Jesus.
(Jesus’ coming is not known but the rapture will surely take place. Lord Jesus will come soon!!!)
Kebenaran Sejati - FILSUF YANG MENCARI ALLAH (Yustinus)
“Orang-orang yang menjadi pengikut orang Nazaret yang mati itu adalah orang-orang bodoh yang percaya kepada takhyul,” kata si ahli pidato itu. “Yang mereka puja tak lain hanya awan-awan dan pengaruh bintang. Saya kira mereka merupakan ancaman bagi kekaisaran ini.” Orang-orang yang berkumpul di sana dalam bentuk lingkaran itu menganggukkan kepala. Namun Yustinus tidak begitu cepat menyetujui. “Saya tidak begitu yakin akan hal itu,” ia memberi komentar. “Mereka sangat tulus. Saya telah mendengar tentang orang-orang Kristen yang mengakui iman mereka, walaupun mereka tahu mereka akan dilemparkan ke dalam ketel yang berisi minyak yang mendidih demi keyakinan mereka.”
Satu di antara orang-orang itu tertawa terkekeh-kekeh. “Yustinus, kamu tidak akan menjadi orang Kristen, bukan?”
“Saya ingin mengetahui kebenaran,” Yustinus menjawab dengan tenang. Sejak masa kanak-kanaknya, Yustinus telah mencari-cari. Ia telah mewarisi kekayaan yang cukup besar yang membiayai perjalanannya ke seluruh pelosok kekaisaran Romawi. Ia menjadi seorang wisatawan yang dikenal sepanjang jalan-jalan dagang. Ke mana pun ia pergi untuk mencari pengetahuan dan kebenaran, ia melihat keteguhan iman orang-orang Kristen yang dihina itu. “Apa yang terpenting dalam hidup ini?” Yustinus bertanya kepada seorang guru yang beraliran Stoa. Orang-orang dari aliran Stoa percaya bahwa dunia merupakan tubuh Allah. Orang itu menjawab, “Carilah kebajikan.” Seorang pengikut Plato menasihati Yustinus untuk melarikan diri dari dunia dan dengan cara ini ia akan menjadi seperti Allah, dengan kembali ke dunia roh semata-mata. Tetapi walau bagaimana pun Yustinus mencoba, ia tak dapat manahan keinginan-keinginan jasmaniahnya. Ia menerima nasihat dari guru-guru ternama lainnya, tetapi tak seorang pun memberikan jawaban yang memuaskan kepadanya. Ia berulang-ulang bertanya kepada dirinya sendiri, Di mana arti kehidupan ini? Di manakah Allah, seandainya ada Allah?
Ia memikirkan lagi tentang orang-orang Kristen yang berani yang diketahuinya itu. Pada saat itu, agama Kristen adalah agama yang tidak sah dalam kekaisaran Romawi. Beribu-ribu orang telah mati sebagai martir. Yustinus telah merasa pasti bahwa orang-orang Kristen itu tidak bersalah. Ia merasa bahwa mereka mungkin saja tersesat, tetapi mereka pasti tidak jahat.
Pada suatu hari filsuf yang sedang mencari Tuhan itu pergi berjalan-jalan dalam suatu ladang yang sunyi dekat kota Efesus. Sementara ia berjalan, ia tahu bahwa seorang laki-laki tua mengikutinya di belakang. Tiba-tiba ia membalik dan berhadapan dengan orang asing itu. “Mengapa Anda menatap saya?” orang tua itu bertanya. “Saya merasa heran menemui orang lain di ladang yang sunyi ini,” jawab Yustinus.
“Saya ada di sini untuk mencari seorang anggota keluarga saya. Tetapi mengapa Anda ada di sini?” orang tua itu bertanya dengan sangsi.
“Untuk menguji akal saya.”
“Apakah filsafat memberikan kebahagiaan kepada seseorang?” “Ya,” Yustinus menjawab. Tetapi nada suaranya tidak pasti. “Jelaskan pada saya, Anak Muda. Apa filsafat dan kebahagiaan itu?” Yustinus memberikan jawaban biasa, “Filsafat adalah pengetahuan yang lengkap akan realitas dan daya memahami kebenaran dengan jelas. Kebahagiaan adalah upah dari pengetahuan dan kebijaksanaan seperti itu.” “Apakah definisi Anda mengenal Allah?” orang tua itu bertanya. Sekali lagi Yustinus menggunakan jawaban lancar yang pernah diajarkan kepadanya: Allah itu merupakan sebab yang tidak berubah bagi segala hal lainnya. “Lalu dapatkah seseorang mengenal Allah tanpa mendengar dari seseorang yang telah melihat-Nya? Bagaimanakah filsuf-filsuf, yang tidak pernah melihat Dia itu, dapat membuat penilaian yang benar?” Yustinus menjawab dengan mengutip Plato, “Allah hanya dapat dikenal dengan pikiran, dan hanya pada saat pikiran itu murni dan terang.” Orang tua itu tidak terkejut. “Ada guru-guru pada zaman kuno yang berbicara dengan Roh Ilahi dan meramalkan masa akan datang. Mereka membuktikan diri dengan ramalan-ramalan dan keajaiban-keajaiban mereka.” Yustinus menatap dengan aneh kepada orang tua itu. Ia tidak dapat memberi jawaban. “Saya harap, Anakku, pintu gerbang cahaya akan terbuka bagi Anda. Hal-hal ini dapat dimengerti hanya oleh orang yang diberi hikmat oleh Allah dan Kristus.” Yustinus tidak pernah bertemu lagi dengan orang asing yang tua itu. Beberapa waktu kemudian ia menyebutkan peristiwa itu dan menulis: “Dengan segera nyala api berkobar dalam hati saya dan kasih…orang-orang yang menjadi sahabat-sahabat Kristus ini menguasai saya. Menurut pendapat saya filsafat itu sendiri aman dan berfaedah. Lebih-lebih lagi, saya berharap bahwa semua orang…tidak akan menjauhkan diri mereka dari…Juruselamat.” Pada saat ia percaya bahwa agama Kristen adalah satu-satunya filsafat yang benar, Yustinus pergi mengabarkan tentang Kristus kepada filsuf-filsuf lainnya. Setelah ia dibaptiskan, ia menjadi seorang guru yang mengembara. Ia mengunjungi persekutuan-persekutuan Kristen yang pertama di tempat-tempat terkenal, seperti: Efesus, Iskandaria, dan Roma. Ia mempergunakan karangannya untuk menantang ahli-ahli kritik dan penganiaya-penganiaya orang-orang Kristen. Pada masa sekarang, hampir 1800 tahun kemudian, karangannya yang disebut Apologies dianggap sebagai tulisan klasik dalam kesusasteraan Kristen. Yustinus sendiri dianggap sebagai pembela orang-orang Kristen atau agama Kristen yang terbesar. Tak dapat dielakkan lagi Yustinus harus menentang orang-orang Romawi dan ditangkap karena pengajarannya. Pada tahun 163 dia dan beberapa orang Kristen lainnya dihadapkan ke Rustikus, kepada daerah Roma. Yustinus dan sahabat-sahabatnya dengan berani mengakui iman mereka dan menolak untuk memberikan korban kepada dewa-dewa berhala; mereka dipenggal. Setelah kematiannya, filsuf yang terkemuka itu menjadi terkenal sebagai Yustinus Martir. Teladannya yang sangat baik menjadi inspirasi bagi orang-orang Kristen di kemudian hari yang bersedia mati sebagai martir oleh karena mereka memilih untuk mengikut orang Nazaret yang dianggap hina itu, yaitu Yesus Kristus.Kesaksian - Tumor di Perutku Menghilang Ketika Aku Percaya Yesus
Pertengahan 1984, Bini merasakan ada yang tak beres pada perutnya, penat, seperti ada yang menekan. Namun itu tak dihiraukannya. Ia tetap bekerja seperti biasa. Bangun jam 23.00 WIB saat kebanyakan orang di desa Bejen, Kaliwungu, Semarang masih lelap tidur. Setiap hari, ia harus puas dengan tidur 4 sampai 5 jam. Tangannya dengan sigap menyiapkan masakan yang akan dijualnya ke pasar Teguhan -Boyolali atau Kaliwungu. Menu yang ia siapkan cukup beragam. Nasi soto, sambal goreng, pecel dan beberapa sayuran. Sementara, suaminya berjualan kain di Blitar.
Bini memang harus kerja keras karena saat itu keenam anaknya masih sangat butuh biaya sekolah. "Saya ingin mereka berpendidikan, lebih baik dari kami orangtuanya," aku Bini yang tak tamat SD.
Untunglah, anak-anak cukup mengerti kondisi orangtuanya. "Mereka semaksimal mungkin membantu saya. Sepulang sekolah, mereka memotong sayur-mayur yang akan dimasak malam harinya. Bahkan anak-anak yang agak besar terpaksa bergilir tidak masuk sekolah untuk menjaga adik- adiknya di rumah. Sampai-sampai, anakku, Catur, mendapat julukan Mbok Pon karena setiap Pon (penanggalan Jawa, red.) ia tidak sekolah," kata Bini mengenang.
Menderita Tumor
Suatu pagi, Bini tak dapat menahan rasa sakit. Perutnya seperti diaduk. Kali ini, ia terpaksa ke dokter di Boyolali. Setelah diberi obat, ia merasa lebih enak. Tak lama kemudian, rasa sakitnya berkurang. Namun, ia tak bisa tenang-tenang istirahat di rumah. "Meski kadang perut kambuh, selama bisa ditahan, saya tetap berjualan. Kebutuhan makan sehari-hari untuk anak sangat besar. Belum lagi keperluan sekolah juga tak sedikit. Kalau saya nggak kerja, gimana?" tutur wanita sederhana yang selalu berkebaya ini.
Lima bulan kemudian, Bini kembali ke dokter, lagi-lagi karena tak tahan dengan rasa sakit yang menyerang. Ketika ia raba-raba perutnya, seperti ada yang mengganjal. Karuan saja, ia kaget dan panik. Oleh dokter yang kedua, Bini dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap. Maka dengan hati yang lungkrah, Bini diantar keluarga pergi ke RS Jebres di Solo.
Bayangan dan pikiran Bini campur aduk tak karuan. Satu sisi memikirkan sakitnya, di sisi lain, ia teringat anak-anak, pekerjaan, dan segudang kebutuhan. "Pikiran saya nggak karuan, apa lagi saya dengar harus rawat inap," kenangnya getir. Hari kesebelas di rumah sakit, pikiran Bini semakin galau saat mendengar penjelasan bahwa dari hasil USG, ada tumor di perutnya dan harus segera dioperasi.
Tumor? Operasi? Sungguh dua kata itu sangat menakutkan baginya. Tidak saja bayangan sakitnya dioperasi, tetapi juga anak-anak yang harus ditinggalkan di rumah. Lantas, bagaimana pula dengan biaya yang cukup besar. Dari mana semua itu?
Perut Kian Membesar
Kondisi Bini semakin memprihatinkan. Perutnya membesar, ia tak lagi bebas bergerak. Untuk duduk pun, ia harus mencari posisi yang pas supaya rasa sakitnya berkurang. Bahkan akhirnya Bini tak mampu lagi berjalan, ia perlu bantuan orang lain untuk memapah atau menggendongnya. "Perut saya sebesar balon dan keras sekali. Hampir semua orang yang melihat kondisi saya menangis. Hati saya tambah sedih kalau ditengok teman. Dalam hati saya bertanya, kenapa saya harus mengalami semua ini?" kisahnya.
Ingin rasanya ia menolak untuk operasi. Namun, ia juga takut akan kondisinya yang semakin parah. "Saya betul-betul bingung. Dalam hati saya berkata, 'Duh Gusti tolong saya.' Beberapa hari sebelumnya, anak kedua kami, Christine Sri Rahayu, yang telah kenal Yesus menjagaiku, menghibur dan menguatkan. Beberapa temannya pun datang menengok saya dan mengatakan hal yang sama yaitu ada pertolongan dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kala itu, anak-anaknya yang kecil sudah mulai ikut sekolah minggu."
Ketakutan dan kebingungan Bini makin memuncak. Tubuhnya pun luruh tanpa daya. Ia tak pernah mampu menata hatinya untuk tetap tenang. Saat gundah dan sedih merasuk hati, ia teringat ucapan-ucapan yang memberi harapan bahwa Yesus Kristus dapat menolong. Ia berdoa dalam hatinya dengan permintaan sederhana, tolong saya ya Tuhan.
Percaya Yesus, Tumor Menghilang
Malam hari sebelum tindakan operasi, Bini ditengok Denish Free, seorang misionaris asal Amerika yang melayani di GJKI Salatiga dan juga kebaktian keluarga di lingkungan tempat tinggal Bini. Denish sudah sangat dikenal Bini karena kerap bertandang ke rumahnya menemui anak-anaknya.
Malam itu adalah saat yang terindah dalam hidup Bini. Ia mendengar dari Denish tentang jalan keselamatan di dalam nama Yesus Kristus. Roh Kudus bekerja di dalam hatinya. Memberi pengertian baru bahwa hanya melalui darah penebusan Yesus, manusia bisa sampai kepada Allah. Ada kehidupan kekal bagi orang percaya. Tak hanya itu, Denish juga menjelaskan kuasa Yesus yang ajaib dan mukjizat kesembuhan di dalam nama-Nya.
Malam itu, oleh karya Roh Kudus, Bini percaya kepada Yesus. Denish berdoa untuk Bini agar iman di hatinya terus tumbuh. Doa yang kedua, memohon kesembuhan untuk tumor Bini. "Setelah doa, meski masih sakit sekali, pikiran saya tenang. Saya berserah pada Tuhan," imbuhnya.
Esok paginya sekitar jam 05.00 WIB, Bini buang air kecil. Darahnya berdesir, jantungnya berdegup keras. Kaget tak karuan. Bini hampir tak percaya apa yang dilihat matanya. Air seninya hitam pekat seperti air kopi dengan bau menyengat. "Perut saya yang gede seperti orang hamil 9 bulan lama-lama kempes, kisahnya dengan mata berkaca-kaca mengingat kejadian ajaib itu.
Tentu saja Bini heran dengan kejadian itu. Begitupun Christine yang menemani di rumah sakit sepanjang malam. Berita segera sampai di telinga suster jaga dan akhirnya pihak rumah sakit kembali mengecek kondisi Bini, USG lagi. Hasilnya? Mukjizat Tuhan! Tumornya tidak ada! Rasa sakit yang menyiksanya hilang lenyap. Bini merasakan badannya segar. "Seperti mimpi," ucapnya.
Kesaksiannya Membawa Berkat
Dokter yang menangani Bini tak kalah bingung. "Dia bertanya pada saya, dikasih apa Bu? Pakai dukun, ya?" kata Bini menirukan kebingungan dokter. Bini lantas menceritakan pada dokter apa adanya. Apa yang telah ia dengar, apa yang dirasakannya. "Saya percaya yang menyembuhkan saya Gusti Yesus. Saya ndak pakai apa-apa. Cuma didoakan dan percaya saja pada-Nya,"
Kejadian ajaib itu segera saja sampai di desa Bejen, tempat tinggal Bini. Semua orang yang mendengarnya takjub. Lebih-lebih bagi mereka yang sehari sebelum kejadian itu membesuk Bini, melihatnya dengan perut besar dan merintih kesakitan. Tetangga. keluarga, dan teman- teman di pasar yang datang melihatnya, tentu saja penasaran ingin mendengar "kisah aneh" tersebut.
Dua hari kemudian, Bini diizinkan pulang, meninggalkan rumah sakit. Kejadian yang dialami Bini benar-benar sebuah kesaksian besar tentang kuasa Tuhan. Beberapa orang yang yang tak puas dengan kisah Bini yang selintas itu kembali mendatanginya untuk bertanya lebih dalam. "Saya cerita apa adanya. Ndak nambahi, ndak ngurangi. Pokoknya saya didoakan, saya beriman, saya percaya Tuhan Yesus dan paginya terjadi seperti itu. Lalu firman Tuhan yang diceritakan pada saya itu saya ceritakan kembali pada orang-orang yang Tanya sama saya. Mbah Soma, salah satu tetangga yang dengar cerita saya itu lalu menerima Yesus. Sampai sekarang ia setia pada Tuhan dan rajin pergi ke gereja," kenangnya penuh rasa haru.
Merasakan Perubahan Hidup
Merasa sudah sehat, beberapa hari kemudian, Bini kembali bekerja, jualan di pasar. Namun ada satu perubahan. Bukan cuma kerja keras yang dilakukan Bini setiap harinya, "Saya juga berdoa mohon berkat untuk jualan saya dan berdoa juga buat anak-anak," kata Bini tersenyum.
Sukacita Bini melimpah. Sungguh ia tak dapat menghitung kebaikan- kebaikan Tuhan. Doa dan kerja yang dilakukan bertahun-tahun telah membuahkan hasil. "Saya berterima kasih sama Tuhan, anak-anak bisa sekolah dengan baik, dan ikut Tuhan".
Harapan Bini tercapai. Kedelapan anaknya, Subito, Christine Sri Rahayu, Suharso, Catur Samiasih, Is Wahyudi, Wiji Utami, Erni Johan, dan Hasto Nugroho telah mengecap pendidikan lebih dari orangtuanya. Uniknya, empat dari mereka adalah jebolan STII, Jogjakarta. "Anak bungsu saya masih kuliah di UKRIM," kata Bini yang banyak mengasuh anaknya sendirian karena suaminya telah meninggal sepuluh tahun lalu. Rentetan anugerah yang dirasakan Bini seakan meling kupi masa tuanya. Dan pasti antgerah terbesar di dalam hidupnya adalah perjumpaannya dengan Yesus, Sang Juru Selamat. "Saya madep mantep nderek Gusti Yesus," ungkapnya dalam bahasa Jawa, maksudnya tidak ragu-ragu atau sungguh-sungguh mantap mengikut Tuhan Yesus.
Kamis, 20 Desember 2007
6 Messages From Jesus to the Church - Brani Duyon's Testimony
Jesus spoke to me, “when you go back to earth tell all My children about these messages” (There were SIX MESSAGES which Jesus had given to me):
FIRST MESSAGE:
“Tell My children, they must to believe in Me with all their hearts, their strengths, and their minds. Those who are worried and doubted will not get into here.” Said Lord Jesus.
SECOND MESSAGE:
“Tell My Children, They must be faithful to come to the Church service because that is the time when I will shine over their faces and they will look for my face. I will be very pleased to see My children worshipping at Church.” Said Lord Jesus
THIRD MESSAGE:
“Tell My Children, They must be faithful to pray, do My will, and live with My words” Said Lord Jesus
FOURTH MESSAGE:
“Tell My children, they must be obedient to give tithe and offerings”. Said Lord Jesus (While Jesus gave this message, He say “My child, Look there” He showed me beautiful houses which are ready for His children. “My child, these houses are ready, I prepared for all My children, that believe and obedient to Me.” Then He showed me the houses which are not yet completed. I ask “Lord, why are these houses not yet completed?” Lord Jesus say “My child, these house are belong to My children that not generous giving tithe and offerings. These houses will be ready and completed after My children giving more tithe and offerings in My House.”
FIFTH MESSAGE:
“Tell My children, they must put in pray all their wealth to Me for protection and blessing while they are still on earth so that when I come to earth for the second time, they are not attached to the earthly wealth. Remember the story of Lot wife,” said Lord Jesus.
“Tell My children, they must be ready and alert because I will coming soon. Sooner than people expects!” Said Lord Jesus.
The Vision of the Return of Christ - David Michael
Also, Habakkuk 3:3-15 God came from Teman (Yemen) and the Holy One from Mount Paran. His glory covered the heavens , and the earth was full of His praise. And His brightness was as the light, He had horns coming out of His hand, and there was the hiding place (Tabernacle) of His power. (Please locate and read the rest of the passage.) Isaiah 34:9&10; Psalms 110; Psalms 45; Rev. 19; Jude 14 & 15 emphasis Authors
What David saw and experienced was absolutely extraordinary. He saw the return of the Lord Jesus, Who had descended from heaven into earth's atmosphere, moving through the skies above Teman (Yemen and Saudi Arabia.) He literally experienced what it would be like to be taken up to be with the Lord and to return with Him in the air. I will try to share it with you as he gave it to me, as if that could ever be possible.
As the experience opened I suddenly felt as though I had been taken to another place. I looked around and saw gathered all around me, a countless number of saints. Their faces were beautiful and radiant, for they were there for the marriage supper of the Lamb. His bride, of which, I was a part had been caught up to be with Him in the air suspended in His Tabernacle, high in the sky above the Arabian Peninsula. We were hidden in the canopy of the divine bridal chamber. As I looked around, I realized I was in a building that was larger than anything that I had ever seen before. It was both vast, and tall. The ceiling was so tall that had the building been constructed upon the earth it seems as though one could have perhaps seen it from neighboring states. One can imagine the immensity of a building designed to hold the saints from antiquity to the time of the great catching away of the Church.
As I looked up, suddenly the veil opened and I saw Messiah sitting upon His throne overlooking with wonder and delight His perfected bride. As Messiah's eyes moved slowly across the great community of saints, he would look deep and penetratingly into the eyes of each one, captivating and caressing their soul with His tender love. So it was with me. When our eyes met, I felt His approval, His great delight that I was there with Him. I could see and understand His weighty purpose for my life and for the Church on earth. At the same time I had an understanding of eternity
itself. Joy overflowing filled my heart. Deep thankfulness for all that I now understood only added to the exhilarating joy. The pageantry, the joyous
merriment, the bridal song, the dance of the bride was all part of this suspended moment of long awaited intimacy with our Beloved. Finally, we knew Him as we were known. In what were perhaps only minutes, love's fulfillment was greater than the heart could ever have been prepared for. Everything I ever wanted to feel or ever could have hoped to feel was exploding inside me. Yet I was fixated upon Him with such serene calm. Love divine was possessing my very being and sweeping me away with adoration and wonder.
Yet, even in this incredible moment in time encapsulated by His love, riveted upon His watchful and tender gaze we were able to know anything we
wanted or needed to know about anything, even those things that did not necessarily pertain to the Chamber in which we were hidden. We also knew the things that were occurring upon the earth. Earth was very dark and the space between this heavenly Tabernacle and earth was filled with clouds so black as to beggar description. What was happening on earth itself was hideously evil and perilous beyond my limited human vernacular to explain. Only a drastically reduced number of the human race was left. Many lay dying within the earth's desolation. Human carnage was everywhere. We thought as our awareness of the earthly desolations increased, there has never been anything like this in the history of the human race. It left us with an awesome soberness. Yet, being encapsulated by His wonderful love and wisdom, did this knowledge in any way take away from the wonder of being with our Beloved who is just in all that He does.
Destiny began to grip our hearts as we realized that we must soon respond to its call to re-enter earth to save all of Israel and the remaining Gentiles who were awaiting the coming of the true King of Israel. All of Israel was waiting, looking for their Messiah to come and deliver them. We saw the huge commonwealth of Jewish people desperately searching for Him who alone could save them. Messiah knew of the imminent deliverance He was about to make. We could feel His growing anticipation of this final crescendo, in human history when at last He would take His rightful place as the King of all the earth. As His anticipation and joy grew, so did ours, for we were now one in heart with Him whom we loved. But, everything was set to precision timing. At this moment He was enjoying intimacy with His Bride, while yet the Holy Spirit and His angels were carefully caring for those who were His on the earth preserving them for His appearing.
In what seemed like the next moment, it was time, and the descent to earth to take up His throne was upon us. Our Messiah began to lead us forth in our gradual descent, still hidden in the clouds not yet seen with the naked eye. Hundreds of thousands of Jewish people were eagerly awaiting His coming. Knowing He was coming to a people who were ready to make Him King, Messiah with His grand entourage continued to descend until He reached the skies just above the Mount Paran at which time we began to move parallel to the mountain range. The sight of Eternity's King and His
grand army of saints was so glorious, filled with such pageantry the likes of which no earthly king has ever seen. The King of Glory adorned in majesty coming to earth with His bride clothed in His own glorious apparel designed just for her. His glorious Church -- jewels immemorial. Oh, words are pail -- books could be written and never tell the real splendor of this divine crescendo of the ages.
Together we traveled just above the Kings Highway in the sky across the Jordanian mountains. I don't remember undergoing any special transition from the
suspended palanquin in the sky to being part of a numberless holy army, but somehow that transition was made and we were now part of the most powerful army in all creation. Due east of Jerusalem, at Ammon, the Holy army being led by their Divine Captain of the Host now on His white horse became visible to all. Riding on triumphantly for truth with the host of the saints behind Him. We turned and headed straight for Jerusalem, where we would enter through the eastern gate. Eternity's King -- mighty to save, and His glorious Church were reroute to save all of Israel, His beloved; and those who looked for his coming. The anti-Christ had given his best to take what rightfully belonged to the Great King, but in the end was overthrown by the Eternal King Himself. Every eye saw Him, and those who looked for His appearing loved Him.
(It was a most glorious vision of the return of Messiah with His Church)
The TRUTH - Why Should We Pray?
I saw the Lord sitting on a large white throne. A long long line of people were gathered before Him. I was standing to the side observing all of this. I was bewildered by the fact that all of these people had no face. Where their face should have been, there was just a blank.
Each time a person came before the Lord, He would open up a book and read out of it all the things this person had done. Everything was recorded; and the Lord read the whole book from beginning to end. Every person in this particular line was being judged, and condemned to hell. Each time the Lord would tell each person they were
condemned, the person would begin to scream, and cry, and beg the Lord for just one more chance. The Lord had tears rolling down His own cheeks, but would shake His head, telling each person they had had plenty of opportunities to repent and live for Him. This went on for quite some time.
Finally, the Lord looked over at me, and asked me, "Why aren't you doing anything?" I was confused. "What would you have me to do, Lord?" I replied. "Pray," the Lord replied. So, I began to pray, but not really with any fervency. After a short time of this, the Lord turned to me with concern and said, "Look at these people. Really look at them." As I did so, their faces came into focus. They became people I knew vaguely. They were acquaintances. I began to pray a bit more fervently for them. After a time, the Lord turned to me again with stronger sternness, and said, "Look at these people once again." Now the people became friends. "You must pray harder, " the Lord admonished me. I began to pray a bit harder. But still, the long line of people would come before the Lord, He would read them their life's story from their own personal book, and then be condemned.
Once again the Lord turned to me, this time in anger. He was still weeping over the souls who were being condemned. "Do you really understand and comprehend what is happening here?" the Lord asked me. "Behold !!" Then, a hole opened up behind the long line of people. I glanced towards the hole. There was an awful darkness coming from it. I heard screams, and shouts, and wails, and moans coming from the hole. "Go and look," the Lord commanded me. I didn't want to. I was scared, but it was as if a hand were at my back forcing me to the edge of this black hole. When I reached the edge of this black hole, I glanced down in it. Then, I drew back in terror and horror. I could see down the black hole. It appeared to be a long, descending tunnel. I could see a seething, roiling mass of people at the bottom of this hole. They were so crowded together they appeared to have no space between them at all. There were flames, and a red orange glow coming from the bottom of this black hole. I smelled sulfur (like matches). I saw fire and flames. I felt the intense heat of the fire. I saw maggots crawling all over the bodies of the people at the bottom of the black hole. The people were on fire, yet were not being consumed by the fire. But, they were screaming out in agony and pain from the fire. They were looking up towards the opening of the black hole. Their hands and arms were raised upwards. They were shifting and moving restlessly like huge waves. And they were screaming. Screaming for deliverance, for mercy. But there was no mercy. There was no deliverance.
I drew back from the edge of the black hole in terror and horror and despair. I turned back towards the Lord sitting on His throne. He was still reading from the books. Now I saw a large, endless stack of books piled next to His throne. And I knew that every one of the people who those books were written about, were going to be condemned. I looked at the long, endless line of people gathered before the Lord, waiting to be judged. Now, I saw every face clearly. They were my friends, my family, my relatives. And they were being condemned. And I saw them being cast into the black hole, and I heard them as they screamed as they fell down the long tunnel. The Lord turned to me, with tears streaming down His cheeks, and said, "Now pray." I began to weep and scream out to God to have mercy on these people. As each person was condemned, I ran to the edge of the black hole and tried to pull them back out of the black hole. I would grab their hands and arms, and try to hold onto them. But they would slip from my grasp. I was beside myself, trying desperately to keep these people I loved from going down the black hole. I reached out and grasped onto the Lord, then reached down with my other arm into the black hole to try and grab people out of the black hole. "Let go," the Lord told me. "If I let go of you, I'll go into the hole myself," I protested. "Let go," the Lord said again. I let go. It was as if unseen hands were holding onto me. I laid down next to the edge of the black hole, reached down inside of it, trying to grab hold of and grasp onto the people who were falling down into the black hole. I felt like I myself was being burned from the fire and the flames. At times, I felt as if "claws" reached out from the black hole and struck at me. I felt burns on my arms, and saw scratches appear on my arms. I was weeping, and calling out to God for the deliverance of these, my loved ones. I was begging God to have mercy on my loved ones, and to not condemn them to the black hole. "It's easier to pray for the lost when they are your own loved ones," the Lord said to me. "Remember, all the lost are My loved ones. I want My children to begin to pray for these, My lost children, as you are praying for them now. I would raise up a generation of intercessors to stand in the gap for My lost children. These intercessors will feel the heat of the battle, and be burned by it. The forces of hell will come against them, and attack them. Yet, I will be with them, and will hold onto them. Now will you pray?"
SUSUNAN KERAJAAN IBLIS / SETAN / JIN ( kesaksian mantan murid Lucifer )
- Lucifer sendiri, Majikan Tertinggi dari segala Kejahatan.
- Rosa, yang disebut Naga, mereka yang berdoa rosario secara langsung berkomunikasi dengannya.